Bagi para pencari mobil bekas, Ford Fiesta kerap menjadi pilihan menarik. Namun, tak banyak yang tahu bahwa varian transmisi otomatisnya hadir dalam dua jenis berbeda: Automatic Transmission (AT) konvensional dan Dual Clutch Transmission (DCT). Kedua sistem ini memiliki karakter, keunggulan, dan kelemahan yang sangat spesifik, yang tentu saja akan memengaruhi pengalaman berkendara Anda.
Perbedaan mendasar ini bukan hanya soal performa, melainkan juga berakar pada konstruksi komponen, prinsip kerja, hingga kebutuhan perawatan yang khas pada masing-masing jenis transmisi.
Menurut Imun, pemilik bengkel spesialis Ford Trucuk Klaten, Ford Fiesta 1.4 dibekali transmisi AT konvensional. Imun menjelaskan, “Dari segi cara kerjanya, transmisi otomatis konvensional mengandalkan *torque converter* untuk menghubungkan dan memutus putaran mesin dengan transmisi. Sistem perpindahan giginya berbasis *planetary gear set* dan dikendalikan secara hidrolik oleh komputer.”
Perpindahan gigi pada transmisi AT konvensional ini cenderung terasa lebih halus dan nyaman dibandingkan DCT, berkat penggunaan *planetary gear* dan banyak kelompok kopling di dalamnya. Tak heran jika Imun menyebut, jenis transmisi ini juga lebih tahan lama dan perawatannya terbilang lebih mudah, cukup dengan penggantian oli transmisi secara rutin. Karakteristik ini membuatnya sangat nyaman untuk penggunaan harian, terutama saat menghadapi kemacetan lalu lintas.
Kendati demikian, Imun menambahkan, transmisi AT konvensional umumnya memiliki respons yang sedikit lebih lambat dibanding DCT. Hal ini disebabkan adanya daya putar mesin yang terbuang pada area kopling fluida. Namun, ia juga menggarisbawahi bahwa tidak semua transmisi AT konvensional demikian, contohnya pada Ford Ranger atau Everest yang justru dirancang lebih responsif.
Beralih ke Dual Clutch Transmission (DCT), transmisi ini biasanya ditemukan pada Ford Fiesta 1.6. Sistem kerja DCT jauh berbeda, mengandalkan dua unit kopling independen: satu khusus untuk gigi ganjil (1, 3, 5) dan satu lagi untuk gigi genap (2, 4, 6). Mekanisme unik ini memungkinkan perpindahan gigi terjadi dengan sangat cepat, nyaris tanpa jeda, karena gigi berikutnya sudah siap siaga.
Dengan karakter responsifnya, tak heran jika Imun merekomendasikan transmisi DCT untuk pengendara yang mengutamakan performa tinggi. “DCT dapat menghasilkan respons lebih baik dan efisien, kopling jenis ini membuat daya putar mesin tersalurkan mendekati sempurna,” jelasnya, menyoroti keunggulan transmisi ini dalam penyaluran tenaga.
Namun, transmisi DCT juga memiliki sisi lain. Perpindahan gigi bisa terasa sedikit kasar, terutama pada kecepatan rendah atau saat kondisi *stop-and-go*, yang menyerupai sensasi transmisi manual. Selain itu, Imun juga mengingatkan bahwa biaya perawatan dan perbaikannya cenderung lebih mahal dan memerlukan ketelatenan ekstra dari pemilik. Beberapa hal krusial yang harus diperhatikan adalah menjaga daya aki dan dinamo ampere agar komponen ECU tidak mudah rusak, serta pantang menerjang genangan air atau banjir demi menjaga performa transmisi.
Memahami perbedaan karakter antara AT konvensional dan DCT pada Ford Fiesta bekas adalah kunci untuk memilih kendaraan yang paling sesuai dengan gaya berkendara dan kebutuhan Anda. Pilihlah dengan bijak agar pengalaman berkendara Anda lebih menyenangkan dan bebas masalah.
