Meutya Hafid Tekankan: Dominasi OTT Asing Jangan Matikan Industri Penyiaran Nasional, Wajib Berpihak pada Produksi Lokal
Jakarta – Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dengan tegas menyerukan agar dominasi platform *over-the-top* (OTT) asing di pasar Indonesia tidak menggerus keberlangsungan industri penyiaran nasional. Pernyataan ini disampaikan Meutya dalam pertemuan pentingnya dengan Presiden dan Managing Director Motion Picture Association (MPA) untuk Asia Pasifik, Urmila Venugopalan, di Kantor Komdigi, Jakarta, pada Kamis, 12 Juni 2025. Ia mendesak platform OTT untuk lebih aktif mendukung produksi lokal dan berinvestasi dalam ekosistem penyiaran Indonesia.
Meutya Hafid menjelaskan bahwa industri penyiaran tetap memegang peranan krusial dalam menjangkau masyarakat hingga ke pelosok negeri, terutama di area yang belum terakses internet. Namun, sektor ini dihadapkan pada tantangan besar, termasuk tingginya beban investasi dan biaya operasional, di saat tren konsumsi konten masyarakat beralih ke platform digital berbasis OTT. Oleh karena itu, prinsip kesetaraan atau *level playing field* antara industri penyiaran dan platform OTT menjadi esensial bagi keberlangsungan ekosistem media di Indonesia.
Meskipun mengapresiasi upaya sejumlah platform OTT yang telah mulai memasukkan konten lokal dalam layanan mereka, Meutya menekankan pentingnya keberpihakan yang lebih besar terhadap penyiaran nasional. Ia menegaskan bahwa pemberdayaan produksi lokal harus sejalan dengan upaya untuk menjaga keberlangsungan industri penyiaran itu sendiri. “Kami juga ingin Anda memberdayakan industri penyiaran,” ujarnya, menambahkan bahwa kolaborasi ke depan harus berfokus pada strategi yang memastikan kedua sektor dapat tumbuh bersama.
Menanggapi hal tersebut, Urmila Venugopalan dari MPA menawarkan untuk berbagi praktik terbaik dari berbagai negara, seperti yang diterapkan di Australia. Di sana, penyiar lokal berupaya mendorong deregulasi dan efisiensi, bukan malah membebani platform OTT. Ia juga menyoroti potensi pasar Indonesia, dengan lebih dari 200 juta pengguna internet yang mengonsumsi film dan acara televisi lokal, menjadikan Indonesia pasar internet terbesar keempat di dunia.
Venugopalan lebih lanjut menegaskan komitmen MPA untuk berinvestasi pada talenta lokal dan cerita-cerita khas Indonesia. Ia juga secara khusus mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia dalam memblokir situs-situs pembajakan, sebuah upaya krusial dalam melindungi konten digital di era internet yang berkembang pesat. “Kami sangat menghargai kolaborasi yang terus dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital dalam membantu mempromosikan dan melindungi konten digital,” pungkas Mila.