Marco Rigamonti: Keberuntungan dan Kehormatan Bekerja dengan Marc Marquez di MotoGP 2025
Musim MotoGP 2025 menjadi tonggak sejarah bagi Ducati dengan bergabungnya Marc Marquez sebagai rekan setim Francesco Bagnaia. Kedatangan “Baby Alien” ini membawa aura juara yang kuat ke dalam tim, mengubah dinamika dan harapan. Hingga delapan seri, Marquez telah membuktikan nilainya, meraih enam podium dan empat kemenangan gemilang di balapan utama. Keberhasilan ini membawanya memimpin klasemen sementara dengan total 233 poin. Di balik kesuksesan Marquez, terdapat sosok kunci: kepala kru-nya, Marco Rigamonti.
Rigamonti mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan emas ini. Ia merasa Ducati memberikan penghargaan besar dengan mempercayakannya untuk menjadi kepala kru Marquez. Bagi Rigamonti, ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi kesempatan belajar dan berkembang. “Saya merasa sangat senang karena Ducati menghargai saya,” ujarnya. “Jika mereka memilih saya untuk bekerja dengan pembalap seperti Marquez, pasti ada alasannya.”
Lebih dari sekadar kebanggaan, Rigamonti merasakan keuntungan luar biasa dapat bekerja langsung dengan salah satu pembalap terhebat sepanjang masa. Ia menekankan antusiasmenya dalam memahami cara kerja dan pendekatan Marquez terhadap balapan dan tim. “Saya sangat senang bisa bekerja dengan pembalap sekaliber Marquez, untuk memahami bagaimana ia bekerja, mendekati orang lain, tim,” tambahnya. Ia membantah adanya rasa khawatir, justru sebaliknya, ketakutan akan menghambat kemampuannya memberikan kontribusi maksimal. “Kekhawatiran akan tidak mampu melakukan tugas tidak akan membawa Anda ke mana-mana. Itu membuat Anda bekerja dengan buruk,” tegasnya. “Kami harus bekerja dengan cara terbaik dan dengan ketenangan, tidak ada kekhawatiran.”
Kerja sama Rigamonti dan Marquez dikatakan sebagai sebuah proses saling belajar yang menyenangkan. “Setelah bekerja dengannya, saya dapat memberi tahu Anda bahwa sangat menyenangkan bekerja dengannya,” kata Rigamonti. “Anda belajar banyak, ada banyak pertukaran di antara kami karena dia mengendarai motor yang kuat tetapi dia juga sangat memahami apa yang terjadi di atas motor.” Rigamonti mengagumi Marquez bukan hanya sebagai pembalap ulung di lintasan, tetapi juga sebagai sosok yang cerdas dan analitis. “Dia memberi Anda arahan, dia sangat pandai menjelaskan, sangat pandai melihat data,” puji Rigamonti. “Sekarang saya dapat memberitahu Anda bahwa itu juga bagus secara teknis. Karena Anda berurusan dengan seseorang yang tidak hanya mengendarai motor seperti binatang buas, tetapi juga mengerti.” Kemitraan mereka menjadi bukti sinergi antara bakat luar biasa seorang pembalap dan dedikasi seorang kepala kru yang berpengalaman.