Iran Menegaskan Penolakan Gencatan Senjata dengan Israel di Tengah Eskalasi Konflik
Teheran, Iran – Iran telah dengan tegas menolak untuk membuka pembicaraan gencatan senjata dengan Israel selama wilayahnya masih menjadi target agresi. Sikap bulat ini telah disampaikan langsung kepada para mediator dari Qatar dan Oman, menggarisbawahi ketegangan yang kian memuncak di Timur Tengah.
Seorang pejabat yang akrab dengan komunikasi tersebut, yang berbicara secara anonim mengingat sensitivitas isu, menginformasikan kepada *Reuters* pada Minggu (15/6) bahwa Teheran hanya akan mempertimbangkan negosiasi setelah mereka memberikan respons penuh terhadap serangan awal Israel. “Iran menegaskan tidak akan bernegosiasi selagi diserang,” tambah pejabat itu, mencerminkan ketetapan hati Iran untuk tidak berunding di bawah tekanan militer.
Penolakan ini muncul menyusul serangan mendadak Israel pada Jumat dini hari (13/6). Agresi tersebut dilaporkan menghantam jaringan komando militer Iran dan merusak beberapa fasilitas nuklir penting. Pemerintah Israel sendiri telah menyatakan niatnya untuk terus meningkatkan operasi ini dalam beberapa hari ke depan, sebuah ancaman yang dijawab Iran dengan janji untuk “membuka gerbang neraka.”
Di tengah upaya mediasi, pejabat yang sama membantah laporan sejumlah media yang mengklaim Iran telah meminta Qatar dan Oman untuk melibatkan Amerika Serikat dalam upaya gencatan senjata atau menghidupkan kembali perundingan nuklir. Hingga kini, baik Kementerian Luar Negeri Iran, Qatar, maupun Oman belum memberikan komentar resmi terkait perkembangan diplomatik yang krusial ini.
Peran mediator memang bukan hal baru bagi Oman dan Qatar. Selama beberapa bulan terakhir, Oman telah aktif berperan sebagai perantara utama dalam negosiasi nuklir antara AS dan Iran. Namun, putaran terakhir pembicaraan tersebut terpaksa dibatalkan sehari setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Iran. Demikian pula, Qatar memiliki rekam jejak yang kuat sebagai fasilitator diplomasi, termasuk sukses memfasilitasi pertukaran tahanan antara Iran dan AS pada tahun 2023.
Dengan Iran yang bersikeras untuk tidak bernegosiasi saat masih diserang dan Israel yang bertekad meningkatkan operasinya, prospek gencatan senjata tampaknya masih jauh dari kenyataan, menyisakan ketidakpastian besar bagi stabilitas regional.