IHSG Terkoreksi: Investor Waspadai Geopolitik, Saatnya Beli?

Avatar photo

- Penulis Berita

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tergelincir di Tengah Gejolak Geopolitik Timur Tengah

Jakarta, Ragamharian.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Senin sore (17/06) mencatat pelemahan signifikan, tertekan oleh kekhawatiran pelaku pasar yang terus mencermati eskalasi ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah. Sentimen negatif ini membayangi kinerja pasar saham domestik.

IHSG mengakhiri sesi perdagangan dengan koreksi 48,48 poin atau 0,68 persen, bergerak ke posisi 7.117,59. Sejalan dengan itu, indeks saham unggulan LQ45 juga mengalami penurunan, terkikis 6,82 poin atau 0,85 persen, dan bertengger di level 794,99. “Pasar tengah menyoroti rilis data ekonomi krusial dari China, sekaligus memantau meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah yang berpotensi memicu ketidakpastian global,” jelas Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus di Jakarta, Senin.

Kekhawatiran investor utamanya bersumber dari konflik yang kian memanas antara Israel dan Iran. Kedua negara tersebut saling melancarkan serangan selama tiga hari berturut-turut pada Minggu (15/06), disusul dengan janji balasan yang berkelanjutan. Serangan yang tak henti-hentinya selama akhir pekan itu menargetkan infrastruktur energi vital, memicu lonjakan lebih lanjut pada harga minyak dunia. Kondisi ini secara langsung menambah lapisan ketidakpastian di pasar global, mengingat Iran bahkan mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur krusial bagi pengiriman minyak internasional.

Di tengah bayang-bayang ketegangan geopolitik, pasar juga mencerna data ekonomi dari kekuatan global lainnya. China melaporkan pertumbuhan penjualan ritel pada Mei 2025 melampaui proyeksi, menandai laju tercepat dalam 15 bulan terakhir dan mengindikasikan potensi peningkatan permintaan konsumen yang kuat. Namun demikian, kabar kurang menggembirakan datang dari sektor produksi industri yang mengecewakan, tumbuh pada tingkat paling lambat dalam enam bulan dan gagal memenuhi ekspektasi pasar.

Dari ranah domestik, Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal positif dengan melaporkan adanya aliran dana masuk (capital inflow) sebesar Rp5,20 triliun sepanjang pekan kedua Juni 2025. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan pekan pertama Juni 2025 yang tercatat Rp5,19 triliun. Arus masuk modal ini dipercaya mampu meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar keuangan Indonesia, sehingga berpotensi menjadi katalis positif bagi kinerja indeks dan stabilitas pasar keuangan nasional di masa mendatang.

Pergerakan IHSG sepanjang hari perdagangan Senin mencerminkan sentimen yang bergejolak. Setelah dibuka menguat di awal sesi, IHSG tak mampu mempertahankan momentum positifnya. Indeks berbalik arah ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, tekanan jual masih mendominasi, membuat IHSG betah di zona merah hingga bel penutupan perdagangan.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, hanya empat sektor yang berhasil menguat. Sektor energi memimpin dengan kenaikan 0,88 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur yang naik 0,68 persen, dan sektor kesehatan dengan apresiasi 0,07 persen. Sebaliknya, tujuh sektor tercatat terkoreksi. Penurunan terdalam dialami oleh sektor barang konsumen non primer yang minus 1,38 persen. Diikuti oleh sektor barang baku dan sektor transportasi & logistik yang masing-masing turun sebesar 1,17 persen dan 0,81 persen.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain MBSS, PDES, STRK, ENRG, dan BRRC. Sementara itu, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar di antaranya JECC, ASBI, JAWA, KOPI, dan KRYA.

Aktivitas perdagangan saham pada hari ini tercatat cukup ramai dengan total frekuensi transaksi sebanyak 1.494.687 kali. Sebanyak 24,62 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp14,97 triliun. Rinciannya, 232 saham menguat, 388 saham menurun, dan 186 saham terpantau tidak bergerak nilainya.

Berita Terkait

Summarecon Agung Gelontorkan Rp 2 Triliun: Ekspansi Properti Tahun Ini!
Ngeri! Fasilitas Nuklir Iran Dibidik Israel: Perang Semakin Dekat?
Emas Antam Anjlok! Harga Hari Ini Turun Rp 18 Ribu
CTRA RUPST: Dividen, Komisaris Baru, dan Strategi Ciputra?
A Business Proposal: Dulu Diboikot, Kini Nomor 1 di Netflix!
ETF Emas Fisik Melantai: Pegadaian Bidik Saham, Investor Siap Cuan!
Begini Strategi Champion Pacific (IGAR) Capai Target Bisnis di Tahun 2025
CHIP Bagi Dividen Rp 2,01: Investor Sumringah! Peluang Cuan?

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:24 WIB

Summarecon Agung Gelontorkan Rp 2 Triliun: Ekspansi Properti Tahun Ini!

Selasa, 17 Juni 2025 - 10:45 WIB

Ngeri! Fasilitas Nuklir Iran Dibidik Israel: Perang Semakin Dekat?

Selasa, 17 Juni 2025 - 10:04 WIB

Emas Antam Anjlok! Harga Hari Ini Turun Rp 18 Ribu

Selasa, 17 Juni 2025 - 08:59 WIB

CTRA RUPST: Dividen, Komisaris Baru, dan Strategi Ciputra?

Selasa, 17 Juni 2025 - 06:40 WIB

A Business Proposal: Dulu Diboikot, Kini Nomor 1 di Netflix!

Berita Terbaru

Politics

Sengketa 4 Pulau: Tito, Manaf, & Bobby Cari Solusi di Setneg

Selasa, 17 Jun 2025 - 16:20 WIB

Family And Relationships

Justin Bieber & Masalah Amarah: Penyebab & Dampaknya

Selasa, 17 Jun 2025 - 16:14 WIB

Travel

Solo Traveling Wanita? 5 Negara Teraman & Ternyaman

Selasa, 17 Jun 2025 - 15:55 WIB

Travel

Konten Kreator Sorot Wisata Hiu Paus Gorontalo: Eksploitasi?

Selasa, 17 Jun 2025 - 15:50 WIB