Kesaksian Dokter: Tragedi Pemerkosaan Mei 1998

Avatar photo

- Penulis Berita

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pernyataan kontroversial Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut pemerkosaan massal dalam kerusuhan Mei 1998 sebagai rumor telah memicu gelombang kritik publik. Fadli Zon, dalam wawancara dengan jurnalis senior Uni Lubis di kanal YouTube IDN Times (11 Juni 2025), menyatakan kurangnya bukti untuk memasukkan peristiwa tersebut ke dalam sejarah resmi Indonesia. Ia menantang, “Pemerkosaan massal? Kata siapa? Enggak pernah ada proof-nya. Itu hanya cerita. Kalau ada, tunjukkan, ada enggak di dalam buku sejarah itu?”

Namun, klaim ini langsung berbenturan dengan sejumlah laporan investigatif kredibel. Majalah *Tempo*, misalnya, telah menerbitkan beberapa laporan mendalam tentang tragedi ini. Laporan investigasi mereka pada 3 Oktober 1998, berjudul “Jalan Panjang Tragedi Itu: Benarkah Ada Pemerkosaan Mei 1998?”, telah menyinggung peristiwa tersebut. Lebih lanjut, pada 18 Mei 2003, *Tempo* menerbitkan kesaksian Dokter Lie A. Dharmawan, spesialis bedah toraks-jantung lulusan Universitas Freie, Jerman, dan koordinator dokter di Tim Relawan untuk Kemanusiaan.

Dokter Lie, yang terlibat langsung dalam penanganan korban kerusuhan Mei 1998, awalnya hanya menyangka peristiwa tersebut berupa penjarahan dan pembakaran. Namun, setelah secara diam-diam dihubungi oleh keluarga dan pendamping korban, serta merawat beberapa korban secara langsung, ia menyimpulkan, “Saya yakin pemerkosaan itu memang ada,” tulis *Tempo* dalam artikel berjudul “Saya Yakin Pemerkosaan Itu Memang Ada”.

Dalam kesaksiannya, Dokter Lie menceritakan pengalaman merawat salah satu korban yang ditemukan nyaris bugil, ditarik-tarik oleh empat laki-laki di Sunter pada 14 Mei 1998. Korban, perempuan berusia sekitar 30 tahunan, menunjukkan luka memar akibat benda tumpul di pangkal paha, dada, dan wajah, serta perdarahan vagina yang berlangsung beberapa hari setelah perawatan. Selain trauma fisik, korban juga mengalami gangguan jiwa berat akibat trauma psikologis yang mendalam, menurut keterangan psikiater yang merawatnya.

Lebih mengkhawatirkan lagi, Dokter Lie menduga adanya pola terorganisir dalam pemerkosaan tersebut. Sebagian besar korban memiliki ciri fisik etnis Tionghoa: berkulit putih dan bermata sipit, dan hampir semuanya menjadi korban perkosaan lebih dari satu pelaku. Pernyataan kontroversial Fadli Zon ini, oleh karenanya, bukan hanya mengabaikan bukti yang ada, tetapi juga merendahkan penderitaan para korban dan mengaburkan sejarah kelam Indonesia.

Baca laporan selengkapnya di sini.

Pilihan Editor: Ragam Reaksi atas Penyangkalan Fadli Zon Ihwal Pemerkosaan Massal 1998

Berita Terkait

Rp388 Juta Dana Desa Lenyap dari Mobil Kades dalam 5 Menit!
Ketua Hanura Jateng Mangkir Polisi: Kasus Karaoke Striptis Memanas!
OPM Berulah Lagi: Prajurit TNI Gugur Ditembak di Yahukimo, Papua!
Tragedi Mei 1998: Anak-anak Korban Pemerkosaan, Kisah Pilu Arsip Tempo
Tes DNA Ungkap Identitas Anak Terlantar di Pasar Kebayoran Lama?
Kasir Minimarket Tangerang Cabuli Anak, Polisi Bertindak!
Bejat! Pegawai Minimarket di Tangerang Sodomi Anak, Terungkap!
Eksekusi Mata-mata Mossad di Iran: Ancaman Baru ke Israel

Berita Terkait

Rabu, 18 Juni 2025 - 03:44 WIB

Rp388 Juta Dana Desa Lenyap dari Mobil Kades dalam 5 Menit!

Rabu, 18 Juni 2025 - 02:05 WIB

Ketua Hanura Jateng Mangkir Polisi: Kasus Karaoke Striptis Memanas!

Selasa, 17 Juni 2025 - 18:10 WIB

OPM Berulah Lagi: Prajurit TNI Gugur Ditembak di Yahukimo, Papua!

Selasa, 17 Juni 2025 - 16:00 WIB

Tragedi Mei 1998: Anak-anak Korban Pemerkosaan, Kisah Pilu Arsip Tempo

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:24 WIB

Kesaksian Dokter: Tragedi Pemerkosaan Mei 1998

Berita Terbaru

Technology

Google Audio Overviews: Fitur Baru, Tapi Belum Semua Kebagian!

Rabu, 18 Jun 2025 - 04:42 WIB

Society Culture And History

Polandia Bangun Taman Budaya Bali! Koster: Ini Kebanggaan Kita!

Rabu, 18 Jun 2025 - 04:36 WIB