Dampak Perang Israel-Iran, Kejuaraan Anggar Asia 2025 di Bali Kehilangan Tiga Negara Peserta
NUSA DUA, bali.jpnn.com – Kejuaraan Anggar Asia 2025 yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali, dari tanggal 17 hingga 23 Juni mendatang, harus menghadapi tantangan tak terduga. Perang yang berkecamuk antara Israel dan Iran memaksa tiga negara Arab, yaitu Iran, Irak, dan Kuwait, untuk menarik diri dari kompetisi bergengsi ini.
Sekretaris Jenderal PB Ikasi, Firtian Judiswandarta, mengungkapkan berita mengejutkan ini kepada awak media di Bali International Convention Centre, Westin Resort Nusa Dua, pada Senin (16/6). “Saya menerima kabar bahwa mereka tidak dapat berangkat ke Indonesia karena adanya konflik Israel melawan Iran. Ini bukan keputusan yang disengaja, melainkan *force majeure*,” jelas Firtian.
Bahkan, timnas anggar Kuwait yang sudah berada di dalam pesawat terpaksa membatalkan penerbangan mereka akibat situasi yang memanas. “Ketiga negara tersebut telah menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran mereka di Kejuaraan Anggar Asia 2025,” imbuh Yudis, sapaan akrabnya.
Dengan mundurnya Iran, Irak, dan Kuwait, jumlah peserta Kejuaraan Anggar Asia 2025 berkurang dari semula 30 negara menjadi 27 negara. Meskipun demikian, kejuaraan ini tetap menjadi ajang penting bagi para atlet untuk mengumpulkan poin demi melaju ke Olimpiade Los Angeles 2028. Pembukaan kejuaraan dijadwalkan pada Selasa (17/6) malam ini oleh Presiden Konfederasi Anggar Asia (FCA), Sheik Salem bin Sultan Al Qasimi.
PB Ikasi turut menyampaikan keprihatinan mendalam atas konflik yang terjadi antara Iran dan Israel, yang mulai memanas sejak Jumat (13/6) lalu. “PB Ikasi menyatakan prihatin. Kami berharap perang Iran vs Israel segera berakhir,” kata Yudis dengan nada penuh harap.
Di sela-sela peninjauan persiapan kejuaraan, Yudis juga berkesempatan berdialog dengan Anggota Exco Federasi Anggar Internasional (FIE), Wang Aibin, yang meminta masukan terkait penyelenggaraan Kejuaraan Anggar Dunia. Indonesia sendiri akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Anggar Kadet pada tahun 2026.
“Saya mengusulkan kepada FIE agar wasit yang ditugaskan pada kejuaraan dunia nanti berasal dari negara yang berdekatan dengan penyelenggara, sehingga dapat menekan biaya pelaksanaan,” ungkapnya. Usulan ini disambut baik dan akan disampaikan pada Kongres FIE di Uzbekistan pada Agustus 2025.
