Ribuan Sopir Taksi Blue Bird Kini Bisa Punya Rumah Subsidi dengan Cicilan Terjangkau
Jakarta – Kabar gembira datang bagi para pekerja informal, khususnya sopir taksi. Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman, bekerja sama dengan BP Tapera, kembali menginisiasi program subsidi perumahan yang kali ini secara spesifik menargetkan pengemudi taksi Blue Bird. Dalam inisiatif terbaru ini, alokasi Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) ditingkatkan menjadi 8.000 unit rumah subsidi, memberikan kesempatan emas bagi para sopir untuk memiliki hunian pribadi.
Menteri Perumahan, Maruarar Sirait, yang akrab disapa Ara, menyatakan harapannya agar program ini dapat memberikan bantuan signifikan bagi pengemudi taksi dan karyawan Blue Bird. Dengan cicilan rumah yang hanya Rp 1,2 juta per bulan, program ini dirancang untuk meringankan beban finansial mereka. Ara menegaskan bahwa melalui skema ini, pengemudi dan karyawan yang termasuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dapat beralih dari menyewa ke memiliki rumah sendiri. “Program ini luar biasa, apalagi Presiden Prabowo memberikan banyak kemudahan dengan PPN gratis, BPHTB gratis, dan PBG gratis. Ini sangat membantu para sopir,” ujar Ara di Jakarta Selatan, Selasa, 17 Juni 2025.
Program ini disambut antusias oleh para pengemudi taksi, salah satunya Sukirno, seorang sopir asal Bekasi yang telah mengabdikan diri selama 8 tahun. “Kita sekian tahun belum ada dari pemerintah untuk menyubsidi rumah tersebut. Jadi ini sebagai *driver* mengucapkan terima kasih kepada PT Blue Bird,” ucap pria berusia 51 tahun ini. Sukirno memilih rumah subsidi di Babelan, Kabupaten Bekasi, mengingat area operasinya yang memang di Bekasi, dengan aksesibilitas menuju *pool* taksi yang memadai. “Cukup mudah. Untuk perjalanan, jalanan bagus,” imbuhnya.
Pengemudi lain, Abdul Halim, juga merasakan manfaat besar dari program ini. Sebelumnya, selama delapan tahun Abdul mengontrak rumah di Bekasi. “Ada program KPR ini, kita bisa punya rumah,” ungkap pria paruh baya berusia 44 tahun ini dengan lega. Ia menambahkan bahwa tidak ada masalah dengan besaran cicilan yang harus dibayarkan. “Cicilan ini *flat*, jadi keseluruhan sanggup. Dengan upah saat ini, insya Allah saya mampu membayar angsurannya. Kalau kita ada niat, insya Allah bisa,” tuturnya optimis.
Selama ini, para sopir Blue Bird harus mengeluarkan biaya sewa rumah bulanan berkisar antara Rp 800.000 hingga Rp 900.000. Dengan program rumah subsidi ini, mereka hanya perlu membayar cicilan Rp 1,2 juta per bulan selama 15 tahun untuk rumah yang akan sepenuhnya mereka miliki, sebuah peningkatan signifikan dalam kesejahteraan finansial jangka panjang.
Direktur PT Blue Bird Group, Adrianto Djokosoetono, menegaskan komitmen perusahaan untuk mendukung program pemerintah dalam penyediaan 3 juta rumah. Menurutnya, inisiatif ini sangat selaras dengan visi Blue Bird untuk menciptakan kesejahteraan sosial bagi para pengemudi, karyawan, dan masyarakat luas. Adrianto melihat dukungan terhadap program KPR FLPP ini sebagai langkah konkret yang akan membawa dampak positif luas, tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga moral dan semangat kerja. Hingga saat ini, lebih dari 2.400 pengemudi dan karyawan telah mendaftar untuk mengambil rumah bersubsidi yang tersebar di wilayah Jabodetabek.