Amerika Serikat Kerahkan Jet Tempur Tambahan ke Timur Tengah di Tengah Ketegangan dengan Iran
Ketegangan antara Israel dan Iran terus meningkat, mendorong Amerika Serikat untuk meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah. Al Arabiya melaporkan bahwa AS telah mengerahkan skuadron jet tempur tambahan ke wilayah tersebut. Langkah ini mengikuti pertimbangan sejumlah opsi militer oleh Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, yang telah disampaikan kepada Presiden Donald Trump. Pemerintah AS juga memperpanjang masa tugas pasukan udara yang telah ada di kawasan itu.
Pengerahan tersebut, menurut seorang pejabat AS, meliputi kekuatan udara defensif yang melibatkan berbagai jenis jet tempur canggih, termasuk F-16, F-22, dan F-35. Sebelumnya, Al Arabiya English telah melaporkan penempatan pesawat pengebom B-52 di Diego Garcia, sebuah pangkalan strategis di Samudra Hindia, menggantikan pesawat pengebom siluman B-2 yang telah digunakan untuk menargetkan fasilitas senjata Houthi di Yaman. Kemampuan unik B-2 untuk menghancurkan target bawah tanah, termasuk fasilitas nuklir Iran yang terkubur dalam, tetap menjadi aset penting bagi AS.
Meskipun belum ada keputusan resmi mengenai pengerahan pesawat pengebom B-2 tambahan, mantan komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), Joseph Votel, memperkirakan kemungkinan pengerahan cepat. “Saya bayangkan pesawat ini dapat dikerahkan dalam waktu singkat ke pangkalan-pangkalan persiapan di wilayah tersebut,” ujar Votel kepada Al Arabiya English, menekankan kemudahan pengerahan B-2 dibandingkan dengan aset pendukung lainnya.
Selain jet tempur dan pesawat pengebom, Pentagon juga telah mengirimkan kapal induk kedua dan beberapa kapal perusak ke Timur Tengah. Hal ini sejalan dengan laporan Al-Monitor awal bulan ini yang menyebutkan permintaan tambahan aset militer AS di Timur Tengah sebelum konflik antara Iran dan Israel meletus. Lebih dari selusin pesawat pengisian bahan bakar Angkatan Udara AS juga sedang dalam perjalanan atau sudah berada di Timur Tengah. Para pejabat AS menekankan bahwa militer AS sejauh ini tetap bersikap defensif dan belum menyerang Iran.
Menanggapi situasi yang memanas, Presiden Trump menyatakan bahwa kesabarannya terhadap Iran “kian menipis,” bahkan menyampaikan ultimatum agar Iran “menyerah tanpa syarat.” Dalam pernyataan kontroversial di Truth Social, Trump menyebutkan kemampuan AS untuk menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, namun memilih untuk tidak melakukannya saat ini. “Kami tahu persis di mana ‘Pemimpin Tertinggi’ itu bersembunyi. Dia adalah target yang mudah, tetapi aman di sana – Kami tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya tidak untuk saat ini,” tulis Trump, menambahkan kekhawatirannya terhadap potensi serangan balasan terhadap warga sipil atau tentara Amerika. Ia mengakhiri pernyataannya dengan seruan tegas, “MENYERAHLAH TANPA SYARAT!”
Pilihan Editor: Senator Ted Cruz Keceplosan Akui AS Bantu Israel Serang Iran