IHSG Terkoreksi 0,67% di Tengah Ketegangan Iran-Israel, Sentimen Global Bercampur Aduk
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Rabu (18/6) dengan koreksi 0,67% atau 46,063 poin, mengunjungi level 7.107,789. Pergerakan ini terjadi di tengah fluktuasi bursa regional yang dipengaruhi meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Dari total 801 saham yang diperdagangkan, 361 saham mengalami penurunan, 228 saham mencatat kenaikan, dan 212 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 11,5 triliun dengan volume perdagangan 20,6 miliar saham.
Sembilan sektor indeks turut menekan IHSG ke zona merah. Penurunan terdalam dialami sektor IDX-Cyclic (1,29%), IDX-Techno (1,21%), dan IDX-Finance (0,84%). Di antara saham-saham LQ45, beberapa mengalami penurunan signifikan. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memimpin daftar *top losers* dengan penurunan 4,68% ke harga Rp 3.460 per saham, disusul PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang turun 4,67% ke Rp 510, dan PT Amman Mineral Internasional (AMMN) yang melemah 4% menjadi Rp 7.800 per saham.
Sebaliknya, beberapa saham LQ45 mencatat kinerja positif. PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) menjadi *top gainers* dengan lonjakan 15,57% ke harga Rp 705 per saham. PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga menunjukan pergerakan positif, masing-masing naik 2,48% ke Rp 1.035 dan 2,31% ke Rp 3.550.
Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel turut mewarnai pergerakan bursa regional. Sentimen investor terbebani oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dikabarkan mempertimbangkan serangan militer terhadap Iran dan menyerukan “penyerahan tanpa syarat” kepada Ayatollah Ali Khamenei. Hal ini memicu spekulasi meningkatnya keterlibatan AS dalam konflik tersebut, seperti yang diungkapkan analis ANZ.
Meskipun demikian, pergerakan pasar Asia-Pasifik terbilang beragam. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,9% ke 38.885,15, dan Topix menguat 0,77% ke 2.808,35. Kospi Korea Selatan juga menunjukan kenaikan 0,74% menjadi 2.972,19, sementara Kosdaq naik 0,53% ke 779,73. Berbeda dengan Australia, indeks S&P/ASX 200 turun tipis 0,12% ke 8.531,2. Di Hong Kong, Hang Seng melemah 1,12% ke 23.710,69, sementara indeks CSI 300 di China daratan justru naik tipis 0,12% ke 3.874,97. Ketidakpastian geopolitik ini jelas memberi dampak yang beragam terhadap pergerakan pasar saham global.