Gempa Garut 4,9 Magnitudo: Analisis BMKG Ungkap Pusat dan Wilayah Terdampak di Jawa Barat
Garut, Jawa Barat – Gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Rabu (18/6) pukul 14.24 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) segera merilis analisis mendalam terkait fenomena alam ini, menjelaskan penyebab, lokasi pusat gempa, hingga wilayah-wilayah yang merasakan getarannya.
Menurut data yang dipaparkan BMKG, pusat gempa Garut ini terletak 140 kilometer barat daya Kabupaten Garut, dengan kedalaman dangkal hanya 13 kilometer. Kepala BMKG Wilayah II Tangerang Selatan, Hartanto, menjelaskan bahwa gempa ini merupakan jenis gempa dangkal yang diakibatkan oleh aktivitas deformasi pada zona intraplate Indo-Australia. Penjelasan ini memberikan gambaran jelas mengenai asal-usul dan karakteristik gempa yang terjadi.
Getaran gempa Garut terasa signifikan di berbagai wilayah. Dengan skala intensitas III MMI, yang berarti getaran dirasakan nyata di dalam rumah seolah ada truk berlalu, gempa ini dirasakan di Garut, Pangandaran, Ciamis, Taraju, Sindangbarang, dan Tasikmalaya. Sementara itu, warga di Banjar merasakan getaran dengan skala intensitas II-III MMI, di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Lebih lanjut, Soreang, Bandung, dan Lembang juga turut merasakan guncangan ringan dengan skala intensitas II MMI.
Meskipun jangkauan getaran cukup luas, Hartanto memastikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak langsung dari gempabumi tersebut. Selain itu, monitoring BMKG hingga pukul 15.45 WIB menunjukkan kabar baik, yakni belum adanya aktivitas gempa bumi susulan yang tercatat, memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat.
Menyikapi kejadian ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Informasi resmi dari BMKG diharapkan menjadi satu-satunya rujukan untuk menghindari kepanikan dan spekulasi yang tidak perlu.