## Dari Lapangan Baseball Harvard hingga Ikon Streetwear: Sejarah Jaket Varsity yang Menarik
Jaket varsity, pakaian kasual yang populer di kalangan anak muda, lebih dari sekadar tren mode semata. Di balik desainnya yang simpel dan nyaman, tersimpan sejarah panjang yang menarik untuk diungkap. Bahannya yang ringan namun menghangatkan, dipadu dengan desain klasiknya, membuatnya mudah dipadukan dengan berbagai gaya kasual. Mari kita telusuri perjalanan jaket varsity, dari awal kemunculannya hingga menjadi ikon fesyen yang kita kenal saat ini.
Perjalanan jaket varsity dimulai pada tahun 1865 di Universitas Harvard. Kala itu, tim baseball Harvard memperkenalkan *sweater* dengan huruf ‘H’ besar di dada sebagai bagian dari seragam mereka. *Sweater* ini, yang kemudian dikenal sebagai *letterman jacket*, menjadi simbol kebanggaan bagi para atlet yang berprestasi. Hanya pemain dengan performa terbaik yang berhak menyimpan jaket ini setelah musim berakhir; sebuah tradisi yang menjadikan *letterman jacket* sangat prestisius. Popularitasnya merambah hingga ke tim sepak bola Harvard sepuluh tahun kemudian.
Evolusi signifikan terjadi pada tahun 1930-an. Penggunaan wol sebagai bahan utama *letterman jacket* membuat para atlet menginginkan daya tahan yang lebih baik, terutama di bagian lengan yang rentan terhadap keausan. Inilah awal mula penggunaan kulit pada lengan jaket, menciptakan ciri khas dua warna yang kontras antara badan dan lengan jaket—desain yang menjadi ikon jaket varsity modern. Keunikan ini menjadikan jaket varsity simbol mahasiswa Harvard, lalu menyebar ke universitas lain dan akhirnya ke sekolah menengah, dikenal sebagai jaket varsity karena asalnya sebagai jaket tim universitas.
Pada tahun 1980-an, jaket varsity melangkah lebih jauh dari kampus dan memasuki ranah *pop culture*. Diadopsi oleh berbagai klub olahraga profesional, mulai dari basket hingga sepak bola, jaket varsity menjadi bagian dari seragam tim dan *merchandise* resmi. Kepopuleran ini semakin melesat berkat para publik figur, seperti Michael Jackson, yang turut mengenakannya. Sejak saat itu, jaket varsity menjelma menjadi ikon budaya pop, serta *streetwear* yang tak lekang oleh waktu.
Hingga kini, jaket varsity tetap mempertahankan ciri khasnya. Kombinasi warna yang kontras antara badan dan lengan, kancing depan (bukan resleting), dan inisial huruf di dada masih menjadi elemen utamanya. Meskipun bahannya kini lebih beragam, mulai dari katun *fleece* hingga *baby terry*, serta pilihan kulit asli atau sintetis, esensi jaket *letterman* klasik tetap dipertahankan. Detail seperti garis pada karet kerah, manset, dan pinggang, serta kantong miring di sisi jaket, turut melengkapi tampilan ikoniknya.
Dari sebuah seragam tim baseball di kampus kecil Harvard, jaket varsity telah menjelma menjadi *outer* kasual yang digemari banyak orang. Perjalanan panjangnya, dipadukan dengan desain yang timeless dan mudah dipadukan, menjadikan jaket varsity sebagai pilihan fesyen yang tetap relevan hingga saat ini. Apakah Anda sudah memiliki jaket varsity Anda sendiri?