Kurs Rupiah Anjlok ke Rp 16.406 per Dolar AS: Bank Indonesia Siaga Lakukan Intervensi
JAKARTA – Kurs rupiah menunjukkan tekanan signifikan pada Kamis (19/6), menyentuh level terendah dalam sebulan terakhir terhadap dolar AS. Bank Indonesia (BI) tak tinggal diam, langsung mengambil langkah intervensi terukur di pasar valuta asing (valas) untuk menahan laju pelemahan tersebut.
Pelemahan ini terlihat jelas di pasar spot, di mana nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp 16.406 per dolar AS, mencatat penurunan 0,57% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Situasi ini memicu kekhawatiran di tengah dinamika pasar global.
Menurut Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Departemen Moneter Bank Indonesia (BI), depresiasi rupiah ini tak lepas dari dua faktor utama. Pertama, keputusan Federal Reserve (The Fed) AS pada Rabu (18/6) yang memilih untuk mempertahankan suku bunga utamanya, memberikan tekanan pada mata uang negara berkembang. Kedua, meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah turut memperburuk sentimen pasar.
Menyikapi kondisi ini, Erwin menegaskan komitmen BI untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. “Ke depannya, BI akan terus mencermati dinamika global dan domestik serta menjaga stabilitas nilai tukar sebagai bagian dari komitmennya untuk mendukung pemulihan ekonomi dan menjaga inflasi dalam kisaran sasaran,” ujarnya kepada Reuters, Kamis (19/6).
Langkah intervensi ini sejalan dengan perubahan strategi kebijakan moneter BI. Sebelumnya, BI telah memutuskan untuk menghentikan sementara siklus pelonggaran suku bunga pada hari Rabu, setelah sebelumnya aktif memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali sejak September untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.