Pesona Park Güell Barcelona: Apa Saja yang Menarik?

Avatar photo

- Penulis Berita

Jumat, 20 Juni 2025 - 11:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

# Menjelajahi Dunia Fantasi Gaudí: Sehari yang Mengesankan di Park Guell Barcelona

Pagi terakhir di Barcelona menyambut dengan semangat baru. Dari kamar apartemen sederhana namun nyaman di kawasan Collblanc, saya bersiap untuk sebuah petualangan yang telah lama dinanti: mengunjungi Park Guell, mahakarya Antoni Gaudí yang legendaris. Konon, taman ini adalah perwujudan mimpi dan fantasi seorang jenius arsitektur yang terobsesi dengan bentuk melengkung.

Persiapan matang sudah dilakukan; tiket masuk Park Guell telah saya beli secara daring untuk slot waktu kedatangan sekitar pukul 10 pagi. Memiliki tiket di tangan memberikan ketenangan, cukup datang tepat waktu tanpa perlu antre panjang.

Setelah mandi dan menyantap sarapan ringan, saya melangkah menuju stasiun Metro Collblanc. Jalur ini sudah tidak asing lagi, mengingat ini bukan kali pertama saya menggunakan transportasi umum di kota ini. Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan Metro menuju Diagonal, lalu disambung dengan bus jalur 24. Udara Barcelona pagi itu terasa sejuk, namun hangatnya mentari sudah mulai menyapa. Duduk di dekat jendela bus, saya menikmati setiap tanjakan menuju bukit El Carmel.

Perlahan, jalan mulai berkelok, dan kota Barcelona terlihat semakin mengecil di kejauhan. Rumah-rumah rapat di lereng bukit berganti dengan pepohonan yang kian mendominasi. Suasana kota perlahan berubah menjadi seperti taman, namun bukan taman biasa; ini adalah awal dari sebuah dunia imajinasi.

Begitu turun dari bus, saya mengikuti arus wisatawan lain yang memiliki tujuan serupa: Park Guell. Lima menit berjalan kaki, tibalah saya di gerbang utama, dan saat itulah keajaiban dimulai. Di hadapan saya berdiri dua bangunan mungil yang seakan keluar dari kisah dongeng, menyerupai rumah kue jahe. Bentuk atapnya meliuk seolah meleleh, dindingnya dipenuhi batu dan mozaik keramik warna-warni yang memukau. Rasanya seperti melangkah masuk ke dalam film anak-anak, namun ini nyata.

Dua bangunan ini, yang dikenal sebagai Porter’s Lodge, dulunya berfungsi sebagai kantor tiket dan kini menjadi toko suvenir. Saya tidak terburu-buru masuk, melainkan berdiri sejenak, memandangi detail-detailnya dengan senyum-senyum sendiri. “Gaudí gila,” bisik saya dalam hati, mengagumi kejeniusan arsiteknya yang berhasil mengubah imajinasi liar menjadi sebuah realitas.

Saya sempat duduk di bangku terdekat, mengamati para pengunjung yang asyik berfoto dan berswafoto. Tentu saja, saya pun tak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan keindahan ini, meski saya lebih sering memilih untuk sekadar duduk dan menikmati suasana.

Melangkah santai menaiki anak tangga, saya langsung bertemu dengan ikon terkenal Park Guell: patung salamander warna-warni yang dikenal sebagai El Drac. Patung ini, yang sering muncul di brosur dan internet, terbuat dari mozaik keramik pecah (trencadís) yang menjadi ciri khas karya Gaudí. Saya menunggu agak lama untuk bisa mendapatkan foto yang minim keramaian. El Drac bukan hanya indah, lucu, dan penuh warna, tetapi juga merupakan bagian fungsional dari sistem drainase air di taman ini.

Setelah beristirahat sejenak, perjalanan dilanjutkan menuju sebuah bangunan bertiang besar yang sangat teduh. Dengan bantuan gadget, saya memastikan nama tempat ini: Sala Hipóstila. Ruang megah ini ditopang oleh 86 kolom Doric yang kokoh, namun sama sekali tidak terkesan mengintimidasi. Saya melangkah perlahan, merasakan seperti masuk ke dalam kuil kuno. Padahal, tempat ini pada awalnya dirancang sebagai pasar tertutup di awal abad ke-20.

Di langit-langit Sala Hipóstila, terpampang mozaik yang membentuk pola matahari, bintang, dan lingkaran kehidupan, memancarkan cahaya yang masuk dari sela-sela kolom. Bayangan bergeser perlahan, menciptakan suasana magis. Para pengunjung bersandar di kolom, duduk, atau bercakap-cakap pelan. Saya memilih untuk diam, karena di tempat seperti ini, keheningan adalah cara paling santun untuk menghormati keindahan. Meskipun bentuknya simetris, ada kesan unik terutama pada bagian atapnya yang istimewa, membuat banyak orang betah duduk di tangga dan menikmati suasana.

Saya sangat menyukai tempat ini. Udara pagi yang segar terasa sejuk, dan meski dipenuhi banyak orang, suasananya tetap tenang. Suara langkah kaki bergaung pelan, menambah nuansa damai. Seandainya saya tidak harus meninggalkan Barcelona sore nanti, mungkin saya akan berlama-lama di sini.

Perjalanan berlanjut, kembali menanjak, hingga tiba di lapangan terbuka yang luas dengan bangku panjang melengkung mengikuti tepiannya. Inilah Plaza de la Natura. Permukaan bangku ini juga dihias dengan mozaik keramik yang indah. Saya segera mencari tempat duduk. Ternyata, duduk di bangku ini terasa sangat nyaman, seolah punggung dipeluk.

Dari tempat duduk ini, sebagian besar kota Barcelona terhampar di hadapan saya. Di kejauhan, terlihat jelas siluet Sagrada Família yang masih dalam tahap pembangunan. Angin berembus pelan, dan saya terhanyut dalam lamunan selama beberapa menit. Rasanya seperti waktu berhenti berputar.

Saya terus berjalan menuju sisi taman yang lebih tenang. Di sana, terdapat jalur setapak dengan dinding batu yang melengkung dan menyatu harmonis dengan bukit. Beberapa bagian menyerupai terowongan pendek, di mana orang bisa berjalan di bawah batu-batu lengkung yang besar. Ini sungguh keren, seperti berjalan di antara akar-akar pohon raksasa.

Saya melewati beberapa titik pandang yang menawarkan panorama bukit dan laut. Namun, yang paling menarik justru adalah sudut-sudut sepi yang tidak banyak dilalui orang. Ada pohon-pohon besar, bangku tersembunyi, dan sesekali terdengar alunan gitar lembut dari musisi jalanan. Di bagian ini, alam dan arsitektur tampaknya saling mengalah, bukan saling menaklukkan. Gaudí membangun bukan di atas alam, melainkan bersama alam, menciptakan integrasi sempurna.

Langkah saya melambat, tidak ingin terburu-buru. Waktu seolah ikut melambat di tempat yang tidak mengenal sudut tajam; semuanya melengkung, mengalir bebas, menciptakan harmoni visual yang tak ada duanya.

Tak jauh dari sana, berdiri sebuah rumah berwarna merah muda yang konon dulunya adalah tempat tinggal Gaudí sendiri, kini dikenal sebagai Casa Museu Gaudí. Saya membayangkan seorang tua berjalan keluar rumah setiap pagi, menatap taman yang ia bangun. Apakah ia bangga? Apakah ia kesepian? Saya tidak tahu. Namun, saya tahu bahwa saya sedang duduk di tempat di mana sejarah bukanlah sekadar dongeng.

Saya tidak masuk ke dalam rumah karena waktu yang mepet dan juga karena sedang direnovasi. Namun, saya duduk sebentar di depannya, membayangkan bagaimana rasanya hidup di tengah taman seperti ini. Bangun setiap pagi, melihat mozaik warna-warni, mendengar kicauan burung, dan memandang kota di kejauhan. Mungkin tenang, mungkin juga sepi.

Sebelum meninggalkan area taman utama, saya mampir ke kafe kecil di pojok. Saya memesan kopi dan duduk di meja luar. Di sekeliling saya, turis dari berbagai negara sibuk dengan percakapan atau asyik dengan dunia mereka sendiri, seperti saya.

Saya menyesap kopi pelan-pelan. Ini adalah salah satu momen yang terasa sulit untuk diulang. Bukan karena kopinya luar biasa, tetapi karena suasananya: udara pagi yang segar, bayangan pepohonan yang menaungi, dan hati yang tenang. Padahal seharian kemarin saya lelah berjalan, namun pagi ini rasanya pulih total.

Saya menyadari waktu semakin siang. Jam di ponsel menunjukkan hampir pukul satu. Sudah waktunya kembali ke penginapan untuk mengambil koper dan bersiap menuju bandara. Sore ini, saya akan terbang menuju Lisboa.

Saya berjalan perlahan menuju pintu keluar, sempat melihat-lihat toko suvenir, namun tidak membeli apa-apa. Rasanya saya sudah cukup membawa pulang sesuatu yang jauh lebih berharga: pengalaman. Kadang kala, yang paling berkesan justru bukanlah oleh-oleh yang bisa disentuh.

Perjalanan ke Park Guell ini bukan hanya tentang melihat bangunan-bangunan unik. Lebih dari itu, ini adalah tentang bagaimana kita secara perlahan merasa kecil di tengah karya besar seseorang. Gaudí bukan hanya seorang arsitek; dia seperti seorang penyihir yang berhasil mengubah imajinasi menjadi ruang nyata. Lengkungan, warna, batu, semua memiliki maksud, namun juga mengalir bebas, tanpa batasan.

Saya kembali naik bus 24 untuk turun ke bawah, lalu melanjutkan dengan Metro kembali ke Collblanc. Di dalam kereta, saya duduk diam, membayangkan ulang semua yang saya lihat tadi pagi. Rasanya seperti mimpi singkat yang begitu nyata. Dan seperti semua mimpi yang menyenangkan, kita pasti ingin mengulanginya lagi suatu hari nanti.

Setiap orang yang berkunjung ke Barcelona biasanya akan menyempatkan diri ke Sagrada Família. Namun, ada baiknya sisakan satu pagi khusus untuk mendaki ke Park Guell. Bukan karena wajib, melainkan karena kadang kita perlu duduk di bangku melengkung, memandang kota dari kejauhan, dan merasakan bahwa tidak semua hal harus lurus-lurus saja. Selain itu, rasanya kurang lengkap jika sudah mengunjungi Sagrada Família tetapi melewatkan keindahan unik di Park Guell.

Berita Terkait

Pesona Bukit Langara Loksado: Sungai Amandit & Gunung Meratus
5 Hotel Terbaik Dekat Pantai Sambolo: Jalan Kaki Aja Sampai!
Merak Kecil, Banten: Pantai Tersembunyi yang Bikin Kamu Betah Liburan
Turunnya Minat Wisatawan Phuket pada Ganja: Tren Baru?
Kenangan Unik Setiap Negara: Fakta Menarik
Nami Island: Panduan Wisata & Kenangan Tak Terlupakan
Grand Canyon Banten: Wisata Pandeglang yang Memukau!
Liburan Sekolah di Bogor? 5 Tempat Wisata Keluarga Seru!

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 21:10 WIB

Pesona Bukit Langara Loksado: Sungai Amandit & Gunung Meratus

Jumat, 20 Juni 2025 - 19:55 WIB

5 Hotel Terbaik Dekat Pantai Sambolo: Jalan Kaki Aja Sampai!

Jumat, 20 Juni 2025 - 19:35 WIB

Merak Kecil, Banten: Pantai Tersembunyi yang Bikin Kamu Betah Liburan

Jumat, 20 Juni 2025 - 18:50 WIB

Turunnya Minat Wisatawan Phuket pada Ganja: Tren Baru?

Jumat, 20 Juni 2025 - 11:30 WIB

Pesona Park Güell Barcelona: Apa Saja yang Menarik?

Berita Terbaru

Uncategorized

Jetour Dashing & X70 Plus Makin Murah! Cek Harga Terbaru!

Sabtu, 21 Jun 2025 - 01:11 WIB

Sports

4 Pemain Dicoret Amorim! Mimpi Buruk MU di Pra Musim?

Sabtu, 21 Jun 2025 - 00:49 WIB