Agam Haris: Mental Baja Pelatih Lokal Tantang Asing di Super League!

Avatar photo

- Penulis Berita

Sabtu, 26 Juli 2025 - 20:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Agam Haris: Mentalitas Baja Pelatih Muda Lamongan Siap Gebrak Dominasi Asing di Super League 2025/2026

Ragamharian.com — Mentalitas baja adalah kunci utama yang menempa perjalanan karier Ahmad Agam Haris Pambudi, pelatih muda berbakat asal Lamongan. Di tengah riuhnya persaingan dan dominasi pelatih asing, Agam Haris, dengan bekal lisensi A AFC dan segudang pengalaman internasional, tampil percaya diri untuk menyuarakan pandangannya tentang persaingan pelatih lokal di Super League 2025/2026.

Kisah inspiratif Agam Haris bermula pada tahun 2012, ketika mimpi besarnya sebagai pesepak bola profesional harus dikubur dalam-dalam akibat cedera lutut parah. Namun, dari puing mimpi yang hancur itu, sebuah tekad baru lahir: menjadi pelatih sepak bola profesional yang tidak hanya tangguh secara teknis, tetapi juga memiliki kekuatan mental yang tak tergoyahkan.

Agam Haris adalah alumnus S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Langkah awal seriusnya di dunia kepelatihan dimulai dengan mengambil lisensi D nasional pada tahun 2014, sebuah gerbang pembuka menuju jalur profesional.

Perjalanannya menapaki jenjang lisensi terus menanjak, menunjukkan konsistensi dan dedikasi luar biasa. Dimulai dari Lisensi C AFC pada 2018, disusul Lisensi B Diploma PSSI di 2020. Puncaknya, ia berhasil meraih Lisensi A Diploma setara A AFC pada tahun 2022, sebuah capaian prestisius yang menjadi bukti komitmennya pada pengembangan diri.

Usai mengantongi lisensi A, kesempatan emas datang dari legenda sepak bola Papua, Eduard Ivakdalam, yang menawarinya posisi asisten pelatih di Persewar Waropen. Dua musim ia mengabdi di tim tersebut, hingga tawaran luar negeri datang dan mengubah drastis arah kariernya.

Tawaran tersebut datang dari klub Arab Saudi, Al Wehda. Dengan dukungan manajemen Persewar yang mengizinkannya demi mengejar karier internasional, Agam Haris pun terbang ke Timur Tengah. Di sana, perannya melampaui ekspektasi. Ia tidak hanya menjadi asisten pelatih, tetapi juga dipercaya sebagai pelatih kepala tim U-16 hingga U-18 di Jedda Pro Football Academy. Tak butuh waktu lama, kemampuannya diakui hingga ia dipercaya naik jabatan menjadi direktur teknik sekaligus asisten pelatih tim Al Wehda Women’s. Pengalaman lintas benua ini menjadi bekal berharga dalam memperkuat karakter dan kompetensinya sebagai pelatih muda bertaraf internasional.

Kini, sejak 13 Juni 2025, Agam Haris telah kembali ke Tanah Air dan bergabung sebagai asisten pelatih Deltras Sidoarjo untuk menatap Championship musim 2025/2026. Di tengah tantangan kompetisi dan minimnya kepercayaan terhadap pelatih lokal, ia justru melihat peluang besar untuk membuktikan kualitas.

Musim depan, data menunjukkan bahwa hanya ada satu pelatih lokal yang menjabat pelatih kepala di Super League 2025/2026, yakni Hendri Susilo di Malut United. Dari 18 klub yang berlaga, sisa posisi pelatih kepala diisi oleh nama-nama asing. Fakta ini memantik keprihatinan dan refleksi mendalam dari Agam Haris.

“Fakta bahwa saat ini hanya ada satu pelatih lokal di Super League tentu menjadi refleksi bersama, bukan hanya bagi kami para pelatih, tapi juga bagi ekosistem sepak bola nasional,” ujarnya kepada JawaPos.com, Sabtu 26 Juli 2025.

Ia menilai, kondisi ini seharusnya mendorong evaluasi serius tentang apakah pelatih lokal benar-benar diberi ruang dan kepercayaan yang setara untuk berkembang dan berkontribusi. “Saya tidak ingin menyalahkan siapapun, tapi kondisi ini seharusnya mendorong evaluasi serius. Apakah pelatih lokal diberi ruang dan kepercayaan yang setara untuk berkembang dan berkontribusi.”

Menurut Agam Haris, pelatih lokal memiliki kapasitas, pengalaman lapangan, serta pemahaman budaya dan karakter pemain Indonesia yang sangat kuat. Namun, ia menyayangkan bahwa yang seringkali tertinggal adalah akses terhadap kesempatan dan keberanian klub dalam memberikan tanggung jawab di level tertinggi.

Sebagai pelatih muda, Agam Haris enggan larut dalam keluhan. Justru, ia menjadikan tantangan ini sebagai bahan bakar untuk terus membuktikan diri lewat kualitas, profesionalisme, dan hasil nyata di lapangan. “Sebagai pelatih muda lokal, saya tidak berkecil hati. Justru ini menjadi panggilan untuk terus membuktikan bahwa kami bisa menghadirkan kualitas dan profesionalisme yang tidak kalah dari pelatih asing,” ujarnya penuh keyakinan.

Agam Haris menegaskan bahwa kinerja harus menjadi tolok ukur utama, bukan sekadar latar belakang atau asal negara seorang pelatih. “Bukan sekadar bicara nasionalisme, tetapi tentang kompetensi dan hasil nyata,” tambahnya.

Ia berharap para pemilik klub dan pemangku kepentingan mulai membuka mata dan melihat potensi pelatih lokal dengan kacamata yang lebih objektif, berbasis kinerja dan kapasitas. Menurutnya, penguatan sumber daya manusia (SDM) lokal, termasuk pelatih, adalah salah satu fondasi penting jika Indonesia ingin memiliki sistem sepak bola yang berkelanjutan. “Jika kita ingin membangun sepak bola Indonesia yang berkelanjutan, maka penguatan SDM lokal, termasuk pelatih, adalah salah satu fondasi,” pungkas Agam Haris.

Ahmad Agam Haris Pambudi, lahir 18 Juli 1993 di Lamongan, kini berusia 32 tahun, adalah contoh nyata bahwa pelatih muda Indonesia mampu tampil bersaing secara global. Mentalitas baja, kerja keras, dan konsistensinya menjadikannya sosok inspiratif di tengah dominasi asing dalam sepak bola nasional. Dengan lisensi A AFC dan pengalaman lintas benua yang berkilau, ia siap menjawab tantangan sebagai bagian dari regenerasi pelatih lokal berkualitas. Kiprahnya di Deltras Sidoarjo musim ini akan menjadi sorotan, akankah ia mampu mencetak prestasi dan membuka lebih banyak ruang untuk pelatih muda Indonesia lainnya? Kisah hidupnya membuktikan bahwa mimpi besar tak selalu harus dimulai dari lapangan hijau sebagai pemain; terkadang, jalan besar justru dibuka lewat cedera dan kegagalan—asal disikapi dengan mentalitas baja seperti dirinya.

Berita Terkait

James Trafford ke City: Harga Miring, Kontrak Jangka Panjang!
Indonesia Juara! Drama Adu Penalti Bawa Garuda ke Final ASEAN U-23
Viktor Gyokeres ke Arsenal: Transfer Kejutan Penyerang Sporting CP!
Transfer Panas Liverpool: Jual Diaz, Arne Slot Bidik Isak!
Drama Penalti Kontroversi: Indonesia Juara ASEAN U-23, Komentar Pedas Pelatih Thailand!
MU Depak 4 Pemain! Amorim: Tetap Setan Merah Jika Tak Laku
Liverpool Dihancurkan Milan 2-4! Slot Butuh Bek Baru, Wirtz & Ngumoha Bersinar
Kounde Bertahan! Perpanjang Kontrak di Barcelona Hingga 2030, Gaji Naik!

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 07:13 WIB

James Trafford ke City: Harga Miring, Kontrak Jangka Panjang!

Minggu, 27 Juli 2025 - 06:24 WIB

Indonesia Juara! Drama Adu Penalti Bawa Garuda ke Final ASEAN U-23

Minggu, 27 Juli 2025 - 04:40 WIB

Viktor Gyokeres ke Arsenal: Transfer Kejutan Penyerang Sporting CP!

Minggu, 27 Juli 2025 - 04:04 WIB

Transfer Panas Liverpool: Jual Diaz, Arne Slot Bidik Isak!

Minggu, 27 Juli 2025 - 03:08 WIB

Drama Penalti Kontroversi: Indonesia Juara ASEAN U-23, Komentar Pedas Pelatih Thailand!

Berita Terbaru

Sports

Transfer Panas Liverpool: Jual Diaz, Arne Slot Bidik Isak!

Minggu, 27 Jul 2025 - 04:04 WIB