Misteri menyelimuti kematian tragis Diplomat Arya Daru Pangayunan (39 tahun), yang ditemukan tak bernyawa dengan kondisi wajah dan kepala terlakban di kamar kosnya. Lokasi kejadian berada di Gondia International Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7). Pihak kepolisian hingga kini masih terus melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap penyebab di balik insiden mengejutkan ini.
Penemuan jenazah Arya Daru Pangayunan ini berawal dari kekhawatiran sang istri, Meta Ayu. Ia gelisah lantaran suaminya tak bisa dihubungi setelah terakhir kali berkomunikasi pada pukul 21.00 WIB. Kala itu, Daru sempat berbincang via telepon dengan istrinya, mengabarkan bahwa ia sedang menunggu taksi untuk kembali ke kosannya. Namun, setelah percakapan tersebut, panggilan Meta Ayu berulang kali tak lagi mendapat respons dari Daru.
Kekhawatiran Meta Ayu ini dibenarkan oleh kakak ipar Daru, Meta Bagus. Menurut Bagus, Meta Ayu mulai mengecek keberadaan suaminya setelah Daru tidak bisa dihubungi sejak pukul 21.00 WIB, saat ia masih menunggu taksi untuk pulang ke kosan dari kawasan Grand Indonesia. “HP-nya (Arya Daru) tidak aktif,” terang Bagus kepada *kumparan*, Senin (14/7). Perlu diketahui, selama ini Diplomat Arya Daru Pangayunan sering melakukan perjalanan pulang pergi Jakarta-Yogyakarta untuk bertemu istri dan anaknya yang tinggal di sana. Di Jakarta, ia menempati kos eksekutif Gondia seorang diri, yang berjarak sekitar 3 km dari kantornya.
Melihat suaminya tak kunjung merespons, Meta Ayu kemudian berulang kali menghubungi penjaga kos untuk meminta bantuan mengecek kondisi Arya Daru Pangayunan. Bagus menjelaskan, kebiasaan pasangan ini adalah selalu saling mengabari keberadaan dan kondisi masing-masing, baik sebelum tidur maupun saat bangun tidur. Oleh karena itu, ketidakresponsifan Daru membuat istrinya dilanda kekhawatiran yang mendalam.
Pihak kepolisian melalui Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, membenarkan kronologi pencarian yang dilakukan Meta Ayu. Ia merinci bahwa istri korban memang menghubungi penjaga kos sebanyak tiga kali untuk meminta bantuan memeriksa kamar almarhum suaminya. Panggilan pertama dilakukan pada 7 Juli 2025 sekitar pukul 22.40 WIB ke nomor lama penjaga kos, namun nomor tersebut tidak aktif.
Menariknya, pada hari yang sama, tepatnya pukul 23.25 WIB, Arya Daru Pangayunan masih sempat terpantau kamera CCTV sedang membuang sampah. Kekhawatiran Meta Ayu semakin memuncak, hingga akhirnya ia kembali mencoba menghubungi penjaga kos ke nomor barunya pada Selasa, 8 Juli 2025, dini hari pukul 00.48 WIB. “Nah, di situ (HP penjaga kos) aktif untuk meminta cek kamar korban,” jelas Reonald.
Atas permintaan tersebut, penjaga kos beberapa kali terlihat bolak-balik memeriksa kondisi kamar Arya, yang seluruh aktivitasnya terekam jelas oleh CCTV. Komunikasi terakhir Meta Ayu dengan penjaga kos terjadi pada pagi harinya, 8 Juli 2025, pukul 05.27 WIB, kembali meminta agar kamar suaminya diperiksa.
Karena tak ada respons dari dalam, istri korban akhirnya meminta penjaga kos untuk membuka paksa pintu kamar. Sekitar pukul 07.30 WIB, Diplomat Arya Daru Pangayunan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, dengan wajah dan kepalanya terlilit lakban berwarna kuning. Kasus kematian Diplomat Arya Daru Pangayunan ini masih dalam penyelidikan mendalam oleh Polisi. Pihak keluarga, sebagaimana disampaikan Bagus, sepenuhnya menyerahkan proses hukum ini kepada aparat kepolisian untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini.