Alexander Zwiers, nama yang kini menjadi sorotan utama di kancah sepak bola nasional, resmi ditunjuk oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai Direktur Teknik (Dirtek) yang baru. Penunjukan ini mengakhiri masa kekosongan posisi strategis tersebut dan membawa harapan baru bagi pengembangan sepak bola di Tanah Air. Namun, siapakah sebenarnya sosok Alexander Zwiers ini? Mari kita telusuri profil lengkap dan rekam jejak mentereng dari pria asal Belanda tersebut.
Pengumuman penunjukan Alexander Zwiers sebagai Dirtek PSSI dilakukan pada Senin (25/8) malam. Posisi vital ini memang telah lama kosong, setelah sebelumnya diemban oleh Indra Sjafri pada periode 2021-2023. Indra kemudian beralih tugas menjadi Pelatih Timnas Indonesia U-20, dan sempat mengisi posisi Dirtek sebagai pelaksana tugas (Plt) sambil menunggu PSSI menemukan figur definitif. Kini, setelah hampir dua tahun, PSSI akhirnya menemukan nahkoda baru dalam diri Alexander Zwiers, sosok yang ternyata memiliki kedekatan unik dengan Indonesia, meskipun tanpa ikatan darah keturunan.
Lahir pada 15 Juni 1975, pria yang kini berusia 50 tahun itu memiliki nama lengkap Alexander Thijs Jetse Zwiers. Kedekatannya dengan Indonesia semakin erat karena ia menikah dengan seorang wanita Indonesia. Bahkan, Zwiers sempat menetap di Karawaci, Tangerang, yang tentu saja memberinya pemahaman awal tentang kultur dan dinamika di negeri ini.
Namun, di luar kehidupan pribadinya, rekam jejak profesional Alexander Zwiers di dunia sepak bola jauh dari kata biasa. Keahliannya dalam pengembangan pemain muda dan struktur organisasi federasi telah teruji di berbagai penjuru dunia. Ia mengawali kariernya di balik layar sepak bola sebagai pelatih akademi klub Belanda seperti SC Cambuur (1997-1999) yang melatih tim U-19 dan membantu U-17, serta FC Groningen (2000-2002) sebagai pelatih U-17 dan pembantu tim U-19.
Setelah menimba pengalaman di tanah kelahirannya, Zwiers memperluas kiprahnya ke benua Asia. Ia dipercaya menjabat sebagai Pelatih Kepala Timnas Qatar U-15 selama empat tahun, dari 2002 hingga 2006. Dedikasinya pada pengembangan talenta usia muda terus berlanjut di klub Al Garafa, Doha, Qatar, sebagai pelatih akademi U-17 (2006-2008), dan kemudian di Al Ahli, Jeddah, Arab Saudi, di mana ia menjadi pelatih akademi U-13, U-15, sekaligus asisten direktur akademi dari tahun 2008 hingga 2012. Dunia kepelatihan ini ditekuni Zwiers hingga tahun 2012, membuktikan spesialisasi awalnya pada tim usia muda.
Setelah ‘lulus’ dari dunia kepelatihan tim usia muda, Alexander Zwiers mengambil peran yang lebih strategis, fokus pada manajemen dan pengembangan struktur sepak bola sebagai direktur teknik atau manajer teknis. Pengalaman ini membawanya melalang buana ke berbagai klub dan negara.
Ia pernah menjadi bagian dari proyek ambisius di Chivas Guadalajara, Meksiko, sebagai Technical Manager untuk tim U-14, U-15, U-16, sekaligus Asisten Direktur Teknik di bawah arahan legenda Johan Cruyff dari tahun 2012 hingga 2013. Selanjutnya, Zwiers berlabuh ke Kazakhstan bersama FC Kairat (2013-2014) sebagai Technical Manager untuk akademi U-8 hingga U-13 dan lima pusat sepak bola U-6 hingga U-15, serta menjadi Asisten Direktur Teknik di bawah Raymond Atteveld. Pengalamannya juga membentang di Uni Emirat Arab (UEA), di mana ia menjabat sebagai Technical Manager Akademi U-6 hingga U-13 dan Asisten Direktur Teknik di Al Shabab (2014-2015), sebelum akhirnya memegang posisi Direktur Teknik Akademi U-8 hingga U-18 dan empat pusat sepak bola U-16 hingga U-13 di Al Wahda (2015-2018).
Puncak karier Alexander Zwiers sebelum bergabung dengan PSSI adalah saat menjabat sebagai Direktur Teknik dan Instruktur Lisensi AFC-Pro di Asosiasi Sepak Bola Yordania (JFA) sejak tahun 2019 hingga 2025. Di bawah kepemimpinannya, sepak bola Yordania mencatat lompatan signifikan. Ia berperan vital dalam mengangkat peringkat Timnas Yordania dari 90 dunia menjadi 60 dunia. Tak hanya itu, Zwiers juga menjadi bagian penting dari keberhasilan Yordania menorehkan sejarah sebagai finalis Piala Asia 2023 dan lolos ke Piala Dunia 2026.
Fokusnya sebagai direktur teknik juga terbukti menyeluruh, tidak hanya pada sepak bola putra. Ia turut berjasa dalam meningkatkan prestasi sepak bola putri Yordania, yang berhasil menjuarai Arab Women’s Cup pada tahun 2021. Ini menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan ekosistem sepak bola secara holistik.
Dengan rekam jejak yang mentereng dan pengalaman panjang di berbagai level serta kultur sepak bola internasional, penunjukan Alexander Zwiers sebagai Direktur Teknik PSSI diharapkan mampu membawa angin segar. Keahliannya dalam membangun fondasi sepak bola usia muda, menata struktur organisasi, serta meningkatkan prestasi timnas akan menjadi aset berharga bagi pengembangan sepak bola Indonesia ke depan. Kehadiran Alex Zwiers di PSSI menegaskan komitmen federasi untuk terus berbenah dan meraih capaian yang lebih tinggi di kancah global.