Analisis Para Ahli Bantah Klaim AS yang Sebut Berhasil Hancurkan Situs Nuklir Iran

Avatar photo

- Penulis Berita

Rabu, 25 Juni 2025 - 22:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com, Jakarta – Serangan militer Amerika Serikat mengguncang tiga fasilitas nuklir Iran terpenting pada dini hari Minggu, 22 Juni 2025. Dalam misi yang dinamakan “Operation Midnight Hammer”, langit Iran dipecah oleh gemuruh tujuh pembom B-2 Spirit milik AS. Pesawat pengebom canggih yang beroperasi pada kecepatan subsonik tinggi, mendekati Mach 0,95 atau sekitar 1.010 km/jam, itu meluncurkan bom ‘bunker-buster’ seberat 30.000 pon yang dikenal sebagai Massive Ordnance Penetrators. Pesawat-pesawat B-2 Spirit ditenagai oleh empat mesin turbofan General Electric F118-GE-100, masing-masing menghasilkan daya dorong 77 kN.

Gempuran dahsyat itu meluluhlantakkan target strategis. Sebanyak 12 bom menghantam fasilitas pengayaan uranium yang terkubur dalam di Fordow, sementara dua bom lainnya meruntuhkan fasilitas sentrifugal bawah tanah di Natanz, situs pengayaan utama Iran. Serentak, sebuah kapal selam AS meluncurkan lebih dari dua lusin rudal jelajah, menghancurkan bangunan dan pintu masuk terowongan di situs nuklir ketiga di Isfahan.

Citra satelit dari Maxar Technologies segera memperlihatkan skala kerusakan, menunjukkan bangunan-bangunan di Isfahan yang porak-poranda dan lubang-lubang besar menganga di sekitar Fordow, disertai puing abu-abu yang menyelimuti situs tersebut. Menanggapi keberhasilan operasi ini, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dalam jumpa pers di Pentagon pada Minggu mengklaim bahwa “Ambisi nuklir Iran telah hancur”. Ia bahkan memuji, “Operasi yang dirancang Presiden Trump berani dan brilian,” seperti dikutip dari laman NPR.

Presiden Donald Trump sendiri, melalui Truth Social, segera mengumumkan keberhasilan serangan terhadap ketiga fasilitas nuklir Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan. “Muatan penuh bom dijatuhkan di situs utama Fordow,” ujar Trump, seperti dikutip dari laman Euro News. Ia menambahkan pada Senin pagi, 23 Juni 2025, bahwa “Kerusakan Monumental terjadi di semua lokasi nuklir di Iran, seperti yang ditunjukkan oleh citra satelit. Kehancuran adalah istilah yang akurat!” Jenderal Dan Caine, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, turut mendukung klaim tersebut. Dalam konferensi pers di Pentagon pada Ahad, ia menyatakan, “Kerusakan akibat perang terakhir akan memakan waktu (untuk dipastikan), tetapi penilaian awal kerusakan akibat pertempuran menunjukkan bahwa ketiga lokasi mengalami kerusakan dan kehancuran yang sangat parah”.

Namun, di balik klaim kemenangan yang lantang ini, para ahli yang mencermati citra satelit komersial justru memperingatkan bahwa program nuklir Iran masih jauh dari kehancuran. Analisis mendalam dari para pakar terhadap citra satelit komersial Maxar Technologies untuk ketiga situs nuklir Iran mengungkap fakta yang berlainan dari narasi Washington.

Jeffrey Lewis, pakar nuklir terkemuka dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, AS, menegaskan bahwa serangan itu gagal menyasar komponen krusial program nuklir Iran. “Ada beberapa hal yang sangat penting yang belum terkena dampak,” ujarnya kepada NPR pada Ahad, 22 Juni 2025. Ia menambahkan, “Jika berakhir sampai di sini saja, ini adalah serangan yang benar-benar tidak lengkap.” Lewis secara khusus menyoroti bahwa stok uranium yang telah diperkaya tinggi milik Iran tampaknya tidak terdampak, “saat ini Iran masih memiliki bahan itu dan kita masih belum tahu di mana keberadaannya,” katanya.

David Albright, Presiden Institute for Science and International Security, yang telah lama memantau program nuklir Iran, memperkuat temuan Lewis. Ia mencatat adanya aktivitas mencurigakan di Fordow dan Isfahan pada Kamis, 19 Juni 2025, hanya tiga hari sebelum serangan AS. Citra satelit menunjukkan truk-trukk di dekat pintu masuk fasilitas bawah tanah yang biasa digunakan untuk menyimpan uranium. Albright menjelaskan kepada The Free Press pada Senin, 23 Juni 2025, “Masih menjadi misteri apa sebenarnya isi truk-truk itu. Namun, uranium yang diperkaya di Fordow kemungkinan besar sudah habis sebelum serangan.” Spekulasi bahwa Iran mengantisipasi serangan dan memindahkan uraniumnya diperkuat oleh minimnya dampak radiasi. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahkan mengonfirmasi tidak ada peningkatan radiasi di ketiga situs pasca-serangan. “Setelah serangan terhadap tiga lokasi nuklir di Iran—termasuk Fordow—IAEA dapat mengonfirmasi bahwa tidak ada peningkatan tingkat radiasi di luar lokasi yang dilaporkan hingga saat ini. IAEA akan memberikan penilaian lebih lanjut tentang situasi di Iran saat informasi lebih lanjut tersedia,” tulis IAEA di X.

Di Iran, narasi resmi juga secara tegas meremehkan dampak serangan yang diklaim AS, menyebutnya hanya menimbulkan kerusakan di permukaan.

Manan Raeisi, anggota parlemen dari Qom, provinsi tempat Fordow berada, menegaskan bahwa pemeriksaan awal tidak menemukan radiasi nuklir. “Berdasarkan informasi yang telah diverifikasi, saya dapat mengatakan bahwa bertentangan dengan klaim palsu Presiden Amerika, fasilitas Fordow tidak mengalami kerusakan yang signifikan. Sebagian besar dampaknya hanya di permukaan dan mudah diperbaiki,” ujarnya, seperti dikutip Al Mayadeen pada Senin, 23 Juni 2025. Raeisi bahkan mengejek pernyataan Trump, menyebutnya berlebihan. “Klaim yang dibuat-buat Trump tentang kehancuran Fordow hanya menyoroti betapa tidak efektifnya serangan itu, begitu dangkalnya sehingga tidak ada satu pun martir yang dilaporkan di lokasi itu,” katanya.

Pernyataan ini selaras dengan laporan IRNA, kantor berita resmi Iran, yang menyebut warga sekitar Fordow tidak merasakan ledakan besar dan kondisi di area itu “sepenuhnya normal”. Markas Manajemen Krisis di Provinsi Qom, lokasi Fordow, juga menegaskan tidak ada bahaya bagi penduduk setempat. Mahdi Mohammadi, penasihat ketua parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, bahkan mengklaim Iran telah memindahkan infrastruktur nuklir dari Fordow sebelum serangan. “Situs ini telah lama dievakuasi dan tidak mengalami kerusakan permanen,” tulisnya di media sosial, dikutip dari laporan Al Jazeera.

Iwan Kurniawan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Berita Terkait

Menteri KKP Tegaskan Pulau Tidak Bisa Diperjualbelikan: Kan Ada Undang-undangnya
Profil 3 Fasilitas Nuklir Iran yang Diserang AS: Isfahan, Fordow, Natanz
Trump Bandingkan Serangan ke Iran dengan Bom Atom Hiroshima-Nagasaki
Muzani soal Kasus Penerimaan Gratifikasi di MPR: Kami Hormati KPK
Efek Domino Gencatan Senjata Israel Iran Atas Warga Sipil dan Aktivitas Ekonomi
MA Putuskan Pemerintah Tidak Boleh Ekspor Pasir Laut
Respons Ahmad Muzani soal Pengusutan Dugaan Gratifikasi di Lingkungan MPR
Menteri KKP Singgung Orang Kaya Indonesia Pilih Liburan ke Maldives

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 07:35 WIB

Menteri KKP Tegaskan Pulau Tidak Bisa Diperjualbelikan: Kan Ada Undang-undangnya

Kamis, 26 Juni 2025 - 07:20 WIB

Profil 3 Fasilitas Nuklir Iran yang Diserang AS: Isfahan, Fordow, Natanz

Kamis, 26 Juni 2025 - 06:39 WIB

Trump Bandingkan Serangan ke Iran dengan Bom Atom Hiroshima-Nagasaki

Kamis, 26 Juni 2025 - 04:15 WIB

Muzani soal Kasus Penerimaan Gratifikasi di MPR: Kami Hormati KPK

Kamis, 26 Juni 2025 - 03:59 WIB

Efek Domino Gencatan Senjata Israel Iran Atas Warga Sipil dan Aktivitas Ekonomi

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Pendaki Brasil yang Meninggal di Rinjani Akan Dibawa ke Bali untuk Dipulangkan ke Negara Asal

Kamis, 26 Jun 2025 - 07:50 WIB

Fashion And Style

10 Model Rambut Tipis Anak Laki-Laki Kekinian

Kamis, 26 Jun 2025 - 07:45 WIB

Fashion And Style

7 Potret J-Hope BTS di Paris Fashion Week, Ketemu Gong Yoo dan Yuta

Kamis, 26 Jun 2025 - 07:40 WIB

Finance

Permintaan Energi AS Kuat, Harga Minyak Dunia Rebound

Kamis, 26 Jun 2025 - 07:30 WIB