Pesawat Saudia Airlines SV-5276 Mendarat Darurat di Medan Akibat Ancaman Bom Palsu
Sebuah pesawat Saudia Airlines SV-5276 yang membawa jemaah haji terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Medan, Rabu (18/6). Penerbangan yang seharusnya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, ini dialihkan setelah menerima ancaman bom. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh pihak berwenang, dipastikan tidak ada bom di dalam pesawat.
Meskipun ancaman bom terbukti palsu, Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, mendesak agar kasus ini diusut tuntas. Menurutnya, tindakan mengirim ancaman bom, terlepas dari kebenarannya, merupakan perbuatan terorisme yang serius dan tidak dapat diabaikan. “Walaupun tidak ada bomnya, itu sudah memasuki perbuatan teror. Jadi harus diusut tuntas siapa yang mengirim email dan segala macam harus kita kejar,” tegas Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Habiburokhman mengapresiasi kesigapan aparat gabungan dalam menangani situasi darurat tersebut. Ia pun mendorong Bareskrim Polri untuk bekerja sama dengan Interpol guna mengungkap pelaku di balik ancaman tersebut. “Saya dengar sudah langsung terdeteksi pelakunya, kalau tidak salah dari India. Tapi kita punya hubungan kerja sama dengan Interpol untuk ditindaklanjuti maksimal, jadi enggak bisa dianggap remeh,” tambahnya.
Meskipun ancaman bom palsu ini berhasil diatasi dengan cepat, Habiburokhman mengakui potensi ancaman serupa di masa mendatang tetap ada. Prioritas utama saat ini adalah memastikan respons cepat dari petugas keamanan dan keselamatan seluruh penumpang. “Ya pasti kemungkinan terulang kan sangat besar, bagaimana coba, apalagi kan dari luar negeri, yang penting kalau ada peristiwa seperti ini langsung ditindaklanjuti,” pungkasnya. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman keamanan penerbangan.