Apa yang terjadi pada jantung Anda jika berlari maraton setiap hari selama setahun? – Kisah laki-laki asal Brasil yang pecahkan rekor dunia

Avatar photo

- Penulis Berita

Senin, 21 Juli 2025 - 11:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada 2023, Hugo Farias mencetak rekor dunia dengan menuntaskan 366 maraton berturut-turut, setiap hari.

Itu berarti lebih dari 42 kilometer setiap hari, selama setahun, tanpa melewatkan satu hari pun meskipun diguyur hujan, didera sakit, atau cedera.

Dalam pencapaian luar biasa ini, Hugo—pengusaha dari Brasil—berpartisipasi dalam studi medis “untuk melihat bagaimana jantung pria berusia 45 tahun tersebut bereaksi terhadap apa yang dilakukannya” selama berlari sejauh 15.000 kilometer dalam 12 bulan.

“Saya bukan atlet hebat. Saya hanya pernah berlari satu maraton dalam hidup saya,” ujarnya.

“Tetapi keinginan untuk menulis sebuah kisah baru, yang berdampak melalui olahraga… tumbuh begitu saja dalam diri saya.”

Keputusan untuk berhenti dari pekerjaannya dan memfokuskan hidupnya pada tantangan olahraga muncul dari rasa ketidakpuasan yang semakin besar dalam rutinitas hariannya.

Hugo bercerita kepada BBC News Brasil: “Ada saatnya saya berhenti dan berpikir, apakah saya dilahirkan hanya untuk ini? Untuk mengulang rutinitas ini selama 35 atau 40 tahun?”

“Kita belajar sejak usia dini untuk memilih karier sebelum usia 18 tahun, mapan, membangun keluarga, dan mempersiapkan masa pensiun,” ujarnya.

“Saya mulai merasa bahwa saya bisa melakukan sesuatu yang lebih, untuk menginspirasi orang lain dengan cara yang berbeda,” kata Hugo.

Kontribusi ilmiah

Hugo terinspirasi dari pelaut Brasil, Amyr Klink, yang mendayung melintasi Atlantik Selatan pada 1984. Tapi, “daripada berlayar… saya akan berlari,” pikirnya.

Ia ingin meninggalkan jejak, jadi dia mencari tantangan yang belum pernah ada sebelumnya.

Dia menemukan atlet asal Belgia, Stefan Engels, telah berlari sebanyak 365 maraton dalam satu tahun dan Hugo berencana untuk melanjutkan satu maraton lagi.

Selama delapan bulan, Hugo menyusun rencana aksi yang melibatkan logistik, pelatihan, dan dukungan dari beberapa profesional.

“Saya tahu saya tidak bisa melakukannya sendiri. Saya membentuk tim multidisiplin: dokter, orang-orang profesional dalam olahraga seperti pelatih dan fisioterapis, juga seorang psikolog,” ujarnya.

“Saya menukar karier yang mapan dengan sesuatu yang sama sekali tidak pasti, dan tentu saja, ini menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman.”

“Jadi, memiliki seorang profesional dengan perspektif independen penting untuk meringankan beban serta mempertahankan fokus,” kata Hugo.

Salah satu badan profesional yang dia undang untuk berpartisipasi adalah Institut Jantung São Paulo, InCor.

“Saya bertanya apakah mereka bersedia bekerja sama untuk mempelajari bagaimana jantung saya bereaksi terhadap tantangan ini?”

“Apakah ukuran jantung saya akan membesar atau mengecil? Apakah saya akan mengalami aritmia (masalah irama jantung), atau perubahan lainnya.”

“Saya juga ingin memberikan kontribusi ilmiah,” tuturnya.

Ahli jantung dan peneliti, Maria Janieire Alves, turut serta dalam proyek ini.

“Ini sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya dan bisa berdampak signifikan pada jantung,” jelasnya.

Para ilmuwan menetapkan batasan “terutama berdasarkan volume, bukan intensitas” yang memungkinkan Hugo menyelesaikan tantangan tersebut “tanpa risiko kardiovaskular”.

Hugo juga menjalani ergospirometri (prosedur diagnostik yang menilai fungsi pernapasan dan metabolisme seseorang selama berolahraga) setiap bulan, dan setiap tiga bulan untuk ekokardiogram (USG jantung).

“Idenya adalah untuk memantau adaptasi jantung, baik dalam skala besar maupun mikroskopis dan mengamati kemungkinan tanda-tanda disarray, adaptasi, atau maladaptasi terhadap latihan fisik,” kata Alves.

‘Zona aman’

Hugo merampungkan tantangan tersebut pada 28 Agustus 2023.

Ia membutuhkan waktu sekitar 1.590 jam untuk menempuh total 15.569 kilometer, sebuah prestasi yang membawanya meraih Rekor Dunia Guinness.

Sebagai ayah dari dua anak, ia selalu berlari di pagi hari agar bisa memiliki waktu bersama keluarga, memulihkan diri, dan fokus pada latihan penguatan otot di sisa harinya.

Dia juga hampir selalu berlari di rute yang sama di kota Americana, di negara bagian São Paulo.

Studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Arquivos Brasileiros de Cardiologia menyimpulkan bahwa terlepas dari frekuensi dan volume olahraga yang dilakukan, tidak ada indikasi kerusakan miokard (lapisan otot jantung yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh).

Setiap perubahan kardiovaskular sebagian besar bersifat fisiologis—alami dan sehat—serta tidak menunjukkan adanya penyakit apapun.

Yang terpenting, penelitian ini menunjukkan bahwa jantung bisa “beradaptasi dengan beban atletik bervolume tinggi, asalkan intensitasnya sedang,” kata Alves.

“Hal ini memperkuat gagasan bahwa jantung atlet yang terlatih dapat menoleransi stres ekstrem, asalkan berada dalam rentang intensitas yang aman, dan dengan pemulihan yang memadai di antara sesi latihan,” ujar ahli jantung olahraga Filippo Savioli, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, kepada BBC.

Savioli berkata, Hugo berlari dengan intensitas sedang, yang detak jantung rata-rata 140 bpm (detak jantung per menit) atau sekitar 70%-80% dari detak jantung maksimum yang diperkirakan untuk usianya.

“Ini membuatnya berada di zona aman, di mana tubuh masih bisa menyeimbangkan penggunaan oksigen dan produksi energi,” sambungnya.

Menurut Savioli, “berlari dalam rentang itu mengurangi risiko kerusakan jantung, seperti peradangan, jaringan parut, atau aritmia” bahkan selama latihan harian yang panjang.

Tetapi, jika Hugo melakukan tantangan tersebut dengan intensitas tinggi, efeknya bisa berbahaya. Dia juga memperingatkan bahwa melakukan tantangan jenis itu tanpa pelatihan atau pengawasan medis bisa sangat riskan.

“Risikonya cukup besar dan tidak disarankan,” ucapnya.

“Tanpa persiapan, ada kemungkinan nyata cedera serius, seperti aritmia, peradangan, atau bahkan kematian mendadak.”

‘Percaya pada potensi yang Anda miliki’

Bagi Hugo, kesimpulan dari penelitian ini merupakan kejutan yang membahagiakan.

“Saya mencapai tingkat kebugaran yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dan memastikan tidak ada efek samping sangatlah penting,” imbuhnya.

Namun, tantangan ini bukannya tanpa risiko.

“Saya menghadapi semuanya: cuaca dingin, panas, hujan, kemacetan, cedera,” keluhnya.

Hugo disebut mengalami tiga kali diare, yang terburuk berlangsung selama lima hari.

“Berat badan saya turun 4 kilogram. Saya harus menyesuaikan pola makan dan hidrasi. Tapi kami terus berjuang.”

Pada maratonnya yang ke-120, ia menderita plantar fasciitis, sebuah kondisi peradangan yang menyakitkan di telapak kaki, yang umum terjadi pada pelari jarak jauh.

Kemudian, sekitar maratonnya yang ke-140, Hugo mengalami Pubalgia atau hernia olahraga, cedera di area selangkangan yang memengaruhi tendon dan otot di perut bawah dan paha bagian dalam.

Bagaimanapun, Huho telah menulis buku tentang pengalamannya, dan terus berlari.

Tantangan berikutnya adalah menjadi manusia pertama yang berlari melintasi benua Amerika, dari Prudhoe Bay di Alaska hingga Ushuaia di Argentina.

“Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran global tentang manfaat aktivitas fisik, dan bahwa manusia mampu melakukan hal-hal yang luar biasa,” tuturnya.

“Tidak seorang pun perlu berlari maraton setiap hari, tetapi setiap orang perlu benar-benar percaya pada potensi mereka,” kata Hugo.

  • Pelari maraton ‘tertua’ di dunia tewas akibat tabrak lari, pengemudi ditangkap
  • Seperti apa kondisi jantung Hugo Farias, pria yang berlari maraton selama 366 hari?
  • Cara sains membantu orang awam berlari lebih cepat
  • Pelari Kenya merebut juara London Marathon putra dan putri
  • Seorang istri di Cina jalan maraton untuk mencari tahu nasib suami yang ditahan
  • Lalu Muhammad Zohri, peraih emas lari 100 meter Kejuaraan Dunia U-20: ‘Sangat bangga, ini luar biasa’
  • Seperti apa kondisi jantung Hugo Farias, pria yang berlari maraton selama 366 hari?
  • Cara sains membantu orang awam berlari lebih cepat
  • Pelari Kenya merebut juara London Marathon putra dan putri

Berita Terkait

Alkohol vs Olahraga: Bahaya & Risiko yang Wajib Kamu Tahu!
Bahaya Mendaki Gunung: 4 Kondisi Medis yang Mematikan
Zodiak Besok Jumat, 18 Juli 2025: Ramalan Cinta, Karir & Keuanganmu!
Lari Jauh Aman: Cek Jantung! Ini Tes Penting Rekomendasi Dokter
Operasi Whipple Harapan Pengobatan Kanker Pankreas Stadium Awal dan Menengah
4 Zodiak Masuki Era Damai pada 15 Juli 2025: Aries hingga Libra Tenang
Tangga: Rahasia Daya Ingat Kuat & Kebahagiaan Tersembunyi!
7 Masalah Kaki yang Sering Dialami Pendaki

Berita Terkait

Senin, 21 Juli 2025 - 15:18 WIB

Alkohol vs Olahraga: Bahaya & Risiko yang Wajib Kamu Tahu!

Senin, 21 Juli 2025 - 11:41 WIB

Apa yang terjadi pada jantung Anda jika berlari maraton setiap hari selama setahun? – Kisah laki-laki asal Brasil yang pecahkan rekor dunia

Minggu, 20 Juli 2025 - 14:48 WIB

Bahaya Mendaki Gunung: 4 Kondisi Medis yang Mematikan

Kamis, 17 Juli 2025 - 19:22 WIB

Zodiak Besok Jumat, 18 Juli 2025: Ramalan Cinta, Karir & Keuanganmu!

Kamis, 17 Juli 2025 - 15:45 WIB

Lari Jauh Aman: Cek Jantung! Ini Tes Penting Rekomendasi Dokter

Berita Terbaru

Sports

Geger Transfer: Barcelona Goda Rodrygo Setelah Rashford?

Senin, 21 Jul 2025 - 19:10 WIB

Food And Drink

Rahasia Kaldu Daging Bening Gurih: Tips Ampuh Rasa Masakan Naik!

Senin, 21 Jul 2025 - 18:13 WIB