Armuzna: Introspeksi Diri & Pengampunan Dosa di Tanah Suci

Avatar photo

- Penulis Berita

Jumat, 6 Juni 2025 - 09:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berikut adalah artikel berita yang telah ditingkatkan:

Pengalaman Penuh Haru di Tanah Suci: Menjelajahi Rangkaian Ibadah Haji Armuzna 2023

Setiap Muslim tentu mendambakan panggilan suci untuk menunaikan ibadah haji. Bagi sebagian orang, perjalanan menuju Baitullah adalah penantian panjang yang penuh dengan doa dan harapan. Begitulah yang dirasakan saat mendapat kesempatan berhaji pada tahun 2023, setelah menanti selama 11 tahun dan sempat gagal berhaji Furoda di tahun 2017. Total 42 hari di Madinah dan Mekah telah menghadirkan beragam pengalaman, namun rangkaian ibadah inti di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) menjadi momen tak terlupakan yang paling membekas.

Hari Arafah: Puncak Ibadah yang Penuh Ujian

Tanggal 9 Zulhijah, Hari Arafah, adalah puncak ibadah haji. Momen ini adalah perjalanan batin yang mendalam, diwarnai persiapan fisik dan mental. Banyak istigfar dan zikir dilantunkan untuk menenangkan hati, meyakini bahwa bukan pakaian bagus yang terpenting, melainkan hati yang suci dan ikhlas dalam memenuhi undangan-Nya.

Pada 8 Zulhijah, setelah melaksanakan salat jamak taqdim qashar Zuhur dan Asar, berpakaian ihram, berniat haji, serta menunaikan salat sunah, jemaah menunggu giliran bus menuju Padang Arafah. Bagi sebagian jemaah, seperti rekan dari kloter 15, ada pilihan melaksanakan ibadah Tarwiyah. Mereka bergerak menuju Mina setelah salat Subuh 8 Zulhijah, menghabiskan waktu dengan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya, Subuh, serta memperbanyak ibadah. Setelah terbit fajar 9 Zulhijah, jemaah haji Tarwiyah ini baru menuju Arafah untuk wukuf. Penting diketahui, ibadah Tarwiyah tidak difasilitasi pemerintah, sehingga jemaah harus mengatur transportasi sendiri ke Mina, baik dengan taksi sewaan maupun berjalan kaki jika jaraknya dekat.

Detik-detik menuju Padang Arafah selalu menyisakan ketegangan. Namun, takdir memiliki jalannya sendiri. Sekitar pukul 15.30 Waktu Arab Saudi, ketika Kloter 15 Maktab 31 baru mendapat giliran, sebuah insiden mengejutkan terjadi. Bus yang seharusnya menampung sekitar 65 jemaah per unit (dari total 9 bus besar yang tersedia untuk 7 kelompok terbang di Maktab 31) telah dipenuhi dan pintunya tiba-tiba ditutup sang sopir, sementara suami saya sudah berada di dalam. Pak Kyai pimpinan KBIHU sudah mencoba bernegosiasi, namun sopir tetap berkeras. Hanya kami berdua yang tertinggal, sementara bus-bus lain telah menutup pintu. Suara mikrofon petugas haji terdengar mengumumkan bahwa itu adalah bus terakhir menuju Arafah, dan tidak boleh ada yang tertinggal. Lutut terasa lemas, mata berkaca-kaca, hanya doa yang terpanjat: “Ya Allah, ampuni dosa saya, pantaskan memenuhi panggilan-Mu ya Allah.”

Di tengah keputusasaan itu, seorang petugas haji perempuan muda muncul sebagai penolong. Dengan lantang ia menggedor kaca bus dan berbicara dalam bahasa Arab, seolah memerintahkan sopir untuk membuka pintu. “Naik, Hajah, tas saya bantu bawa,” katanya setelah pintu depan terbuka. Wajahnya saya kenali; ia adalah petugas konsumsi yang pernah saya ajak berbincang di lorong hotel dan lift. Siapapun dia, pertolongannya adalah anugerah tak ternilai yang tak akan pernah terlupakan.

Perjalanan menuju Padang Arafah yang memakan waktu sekitar dua jam dari hotel di Raudah diisi dengan istigfar, syukur, dan tak henti-hentinya membaca Talbiyah: “Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk. La syarika laka.”

Wukuf di Arafah: Samudra Pengampunan

Wukuf di Padang Arafah adalah rukun haji terpenting yang wajib dilaksanakan seluruh jemaah. Bagi jemaah yang sakit, ada fasilitas safari wukuf, di mana seluruh rangkaian ibadah dilaksanakan di dalam ambulans dengan pendampingan. Wukuf dimulai setelah masuk waktu Zuhur, diawali dengan khutbah wukuf, dilanjutkan salat jamak qashar Zuhur dan Asar berjemaah, lalu diakhiri dengan zikir dan doa. Setelah imam selesai memimpin doa bersama, jemaah dianjurkan untuk memperbanyak doa dan zikir secara mandiri hingga waktu salat Magrib tiba. Momen wukuf adalah saat kita benar-benar menundukkan diri, merendah di hadapan Allah SWT, memohon pengampunan, dan melakukan introspeksi diri secara mendalam.

Mabit di Muzdalifah: Bermalam di Bawah Langit

Setelah menunaikan wukuf di Arafah, pada malam 10 Zulhijah, jemaah bergerak menuju Muzdalifah untuk mabit (bermalam). Mabit di Muzdalifah merupakan rangkaian penting dalam prosesi ibadah haji. Sejatinya, jemaah harus tiba di Muzdalifah sebelum tengah malam dan langsung melaksanakan salat jamak Magrib dan Isya. Dengan beratap langit dan beralaskan bumi, jemaah dapat beristirahat sejenak atau memperbanyak zikir hingga waktu Subuh tiba.

Namun, karena Kloter 15 dijadwalkan berangkat paling akhir dan adanya keterlambatan bus, salat jamak Magrib dan Isya kami laksanakan secara jamak taqdim di tenda Arafah. Saat itu, terdapat dua skema mabit di Muzdalifah. Skema normal adalah jemaah turun dari bus dan bermalam di Muzdalifah hingga selesai melaksanakan salat Subuh. Skema kedua, yang dikenal dengan Murur, diperuntukkan bagi lansia, jemaah sakit, jemaah difabel, dan pendamping. Jemaah haji Murur ini tidak turun dari bus saat tiba di Muzdalifah; setelah berhenti sejenak dan berdoa, bus langsung melanjutkan perjalanan menuju Mina. Sebagai lansia dan untuk kelancaran ibadah, kami termasuk dalam skema Murur, dan tiba di tenda Mina saat waktu salat Subuh.

Lempar Jumrah di Mina: Simbol Perlawanan Setan

Rangkaian ibadah haji selanjutnya setelah mabit di Muzdalifah adalah mabit di Mina untuk melaksanakan lempar jumrah. Lempar jumrah dilaksanakan pada 10 Zulhijah. Kami melaksanakan lempar Jumrah Aqabah setelah salat Asar sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Bagi kami yang memilih nafar awal, lempar jumrah dilanjutkan pada dua hari tasyrik, yaitu tanggal 11 dan 12 Zulhijah. Pada hari-hari tersebut, kami melempar Jumrah Ula, Jumrah Wusta, dan Jumrah Aqabah, masing-masing dengan 7 kerikil. Untuk nafar awal, total 49 kerikil dibutuhkan. Sementara itu, bagi jemaah yang memilih nafar tsani, setelah melempar Jumrah Aqabah pada 10 Zulhijah, lempar jumrah berikutnya dilakukan pada tiga hari tasyrik, yakni 11, 12, dan 13 Zulhijah.

Pada 12 Zulhijah, setelah menyelesaikan lempar jumrah terakhir, kami segera meninggalkan Mina menuju hotel. Syukurlah, kami sudah tiba di hotel Mekah sebelum waktu Magrib.

Menyempurnakan Ibadah: Thawaf Ifadah dan Sai

Meski rangkaian Armuzna telah usai, ibadah haji belum sepenuhnya selesai. Masih ada Thawaf Ifadah dan Sai di Masjidil Haram, serta Tahalul Tsaani (tahallul kedua) yang harus ditunaikan. Untuk melaksanakan rukun dan wajib haji ini, kami menunggu bus salawat kembali beroperasi pada 14 Zulhijah. Selama masa menunggu, jemaah memanfaatkan waktu untuk beristirahat dan memulihkan stamina. Ibadah haji memang menuntut fisik yang prima, oleh karena itu, jemaah harus menjaga asupan makanan, banyak minum, dan mengonsumsi vitamin atau oralit untuk menghindari dehidrasi.

Semoga pengalaman ini dapat memberikan gambaran dan semangat bagi mereka yang berencana menunaikan ibadah haji.

Berita Terkait

Pantai Tersembunyi Banyuwangi: 2 Jam Perahu dari Muncar!
Libur Idul Adha di Bandung? 10 Tempat Wisata Seru Anak!
Libur Idul Adha 2025? 5 Kolam Renang Keren di Cilegon!
Raja Ampat: Sejarah Surga Terakhir di Bumi, Mitos & Fakta
Pantai Indah Kapuk Go Internasional: PIK Tourism Board Sukses di SITF Korea
Jejak Kaki 15.000 Km: Kisah Traveler Inggris Taklukkan Vietnam
Raja Ampat: 10 Surga Tersembunyi yang Wajib Kamu Jelajahi!
Lion Group: Terbang Hemat Keliling Indonesia, Booking Mudah di BookCabin

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 17:14 WIB

Pantai Tersembunyi Banyuwangi: 2 Jam Perahu dari Muncar!

Sabtu, 7 Juni 2025 - 16:24 WIB

Libur Idul Adha di Bandung? 10 Tempat Wisata Seru Anak!

Sabtu, 7 Juni 2025 - 14:44 WIB

Libur Idul Adha 2025? 5 Kolam Renang Keren di Cilegon!

Sabtu, 7 Juni 2025 - 14:28 WIB

Raja Ampat: Sejarah Surga Terakhir di Bumi, Mitos & Fakta

Sabtu, 7 Juni 2025 - 14:08 WIB

Pantai Indah Kapuk Go Internasional: PIK Tourism Board Sukses di SITF Korea

Berita Terbaru

Finance

Skandal Rahasia Bang Si Hyuk: IPO HYBE Diinvestigasi!

Sabtu, 7 Jun 2025 - 18:23 WIB

Food And Drink

9 Resep Sayur Sop Sederhana: Sehat & Lezat Setiap Hari

Sabtu, 7 Jun 2025 - 17:58 WIB

Public Safety And Emergencies

Peringatan Wisatawan Australia: Bahaya Liburan ke Bali?

Sabtu, 7 Jun 2025 - 17:44 WIB