Saham Bank Raksasa Indonesia Kompak Menguat: BBRI Memimpin Reli Pasar, Ini Kata Analis
JAKARTA – Lantai bursa dipenuhi sentimen positif bagi saham-saham bank raksasa tanah air, atau yang kerap dijuluki “big banks”, pada penutupan perdagangan Kamis (10/7). Keempat bank papan atas ini kompak mencatat kenaikan signifikan, dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memimpin penguatan paling mencolok.
Kinerja paling mencolok ditunjukkan oleh saham BBRI, yang melonjak 5,16% dari harga penutupan hari sebelumnya, mengakhiri sesi perdagangan di level Rp 3.870 per saham. Kenaikan ini bukan hanya mengesankan dalam satu hari, namun juga menjadi performa terbaiknya dalam sepekan terakhir. Selama periode tersebut, saham bank yang identik dengan segmen mikro dan kecil ini telah menguat 5,16%, bangkit dari harga terendah sepekan di Rp 3.650 per saham.
Tak hanya BBRI, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatatkan performa gemilang. Bank yang belum lama ini merayakan hari jadi ke-79 tersebut sukses naik sekitar 2,75% dari hari sebelumnya, mencapai harga Rp 4.110 per saham. Seperti halnya BBRI, penguatan harian BBNI turut mendongkrak harganya selama sepekan terakhir, di mana saham BBNI telah naik sebesar 3,53%.
Tren penguatan serupa turut merambah saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Bank dengan ciri khas logo pita emas ini membukukan kenaikan 2,34% dari harga hari sebelumnya, ditutup pada Rp 4.820 per saham.
Melengkapi daftar big banks yang menguat, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kompak mengikuti jejak positif meskipun dengan persentase kenaikan yang tidak sebesar ketiga bank lainnya. Saham BBCA tercatat naik 1,18%, berakhir di level Rp 8.600 per saham.
Merespons pergerakan positif ini, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, mengungkapkan bahwa kenaikan tersebut sejatinya lebih terlihat sebagai pemulihan harga yang cenderung bersifat teknikal (rebound) biasa. Hal ini didasari oleh data arus keluar modal investor asing (outflow) yang sempat terjadi, diiringi oleh pengumpulan saham (akumulasi) oleh investor domestik.
“Ada juga investor domestik yang akumulasi terutama,” ujar Indy pada Kamis (10/7).
Indy menambahkan bahwa di kalangan investor, ada spekulasi kuat mengenai potensi pemulihan margin bersih dan kinerja kredit perbankan ke depan. Sentimen positif ini semakin diperkuat dengan adanya ekspektasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur pekan depan.
Secara valuasi, Indy menilai bahwa saham BBNI dan BMRI masih sangat menarik untuk dikoleksi oleh investor. Pasalnya, rasio PER (Price to Earnings Ratio) dan PBV (Price to Book Value) kedua saham tersebut berada di bawah rata-rata industri. Industri perbankan saat ini mencatat PER sebesar 15,97 kali dan PBV 2,62 kali.
“PER BBNI di 6,86x dan PBV di 0,85x, lalu BMRI dengan PER di 8,24x dan PBV di 1,53x,” pungkas Indy, menegaskan daya tarik investasi pada kedua saham tersebut.