BEI: Stop Andalkan Saham Big Caps! Ini Cara Tingkatkan Likuiditas Pasar

Avatar photo

- Penulis Berita

Rabu, 25 Juni 2025 - 15:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bursa Efek Indonesia (BEI) secara aktif berupaya meningkatkan likuiditas pasar saham nasional, khususnya untuk mengurangi ketergantungan pada saham-saham berkapitalisasi besar atau big caps. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menjelaskan bahwa isu likuiditas ini sangat terkait dengan aspek suplai di Bursa.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, BEI berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong lebih banyak perusahaan “mercusuar” (lighthouse) melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) di BEI. Iman menyebutkan, saat ini sudah ada tiga perusahaan yang berhasil melantai, dan BEI menargetkan dua perusahaan lagi akan segera menyusul. Penekanan tidak hanya pada kuantitas IPO, namun juga kualitasnya.

Selain fokus pada peningkatan jumlah dan kualitas IPO, BEI juga mengimplementasikan sejumlah strategi lain untuk memajukan likuiditas pasar. Salah satu langkah strategis adalah peluncuran produk indeks asing atau kontrak berjangka indeks asing pada awal tahun ini, yang salah satunya berbasis pada foreign index futures MSCI Hong Kong.

BEI juga terus memperkaya ragam produk derivatif, termasuk single stock futures, sebagai upaya lanjutan untuk mendongkrak likuiditas. Iman menegaskan bahwa pembahasan mengenai likuiditas tidak hanya berputar pada IPO semata, tetapi juga melibatkan pengembangan produk-produk derivatif yang lebih bervariasi.

Inisiatif penting lainnya adalah peluncuran liquidity provider, yang menurut Iman dijadwalkan pada kuartal III/2025. Pada periode yang sama, BEI juga menargetkan untuk bisa membuka kode domisili bagi sesi pertama perdagangan. Saat ini, kode domisili hanya tersedia untuk sesi kedua.

Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, memberikan pembaruan terkait instrumen short selling. Penerapannya memang masih ditunda hingga 26 September 2025. Jeffrey berharap setelah tanggal tersebut, jika kondisi pasar memungkinkan, short selling dapat diterapkan dan berkontribusi pada peningkatan likuiditas pasar saham.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Berita Terkait

MITI Ekspansi! Anak Usaha Kantongi Izin Eksplorasi Pasir Silika
TAPG Panen Dividen: Rp 751 Miliar Masuk Kantong Triputra Agro!
ARCI Gandeng Macmahon: Garap Potensi Tambang Bawah Tanah Lebih Dalam!
Top 10 Pasar Saham Dunia: Dominasi AS, China Nomor Berapa?
Rekomendasi Saham 27 Agustus: Potensi Cuan & Prediksi IHSG Akurat!
Saham Bank Raksasa Anjlok: Analis Ungkap Penyebab & Prospek!
SR023 vs Deposito: Ekonom Ungkap Keunggulan & Cara Investasi Online
ADRO, TOBA, MIDI: Peluang Trading Rabu Ini? Analisis Teknikal Saham

Berita Terkait

Rabu, 27 Agustus 2025 - 13:51 WIB

MITI Ekspansi! Anak Usaha Kantongi Izin Eksplorasi Pasir Silika

Rabu, 27 Agustus 2025 - 12:20 WIB

TAPG Panen Dividen: Rp 751 Miliar Masuk Kantong Triputra Agro!

Rabu, 27 Agustus 2025 - 12:07 WIB

ARCI Gandeng Macmahon: Garap Potensi Tambang Bawah Tanah Lebih Dalam!

Rabu, 27 Agustus 2025 - 11:10 WIB

Top 10 Pasar Saham Dunia: Dominasi AS, China Nomor Berapa?

Rabu, 27 Agustus 2025 - 07:40 WIB

Rekomendasi Saham 27 Agustus: Potensi Cuan & Prediksi IHSG Akurat!

Berita Terbaru

Cara Mengakses Kembali Kata Sandi X yang Lupa dengan Mudah (Pokok.id)

Teknologi

Cara Mengakses Kembali Kata Sandi X yang Lupa dengan Mudah

Jumat, 19 Sep 2025 - 09:31 WIB

Nonton Adik Ipar Memanjakanku Drama China

Hiburan

Nonton Adik Ipar Memanjakanku Drama China

Rabu, 3 Sep 2025 - 19:23 WIB

Hiburan

Seru Banget! Nonton Menaklukkan Suku Barbar Drama Cina

Selasa, 2 Sep 2025 - 08:39 WIB