Berlian Investasi 2024: Masihkah Menguntungkan untuk Diversifikasi Portofolio?

Avatar photo

- Penulis Berita

Jumat, 6 Juni 2025 - 04:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kilau Berlian Meredup: Benarkah Tak Lagi Menjanjikan Cuan sebagai Investasi?

Pepatah “diamond is forever” seolah tak lagi relevan di tengah gejolak pasar berlian global. Kilau batu mulia ini, yang dulunya dianggap sebagai simbol kemewahan dan instrumen investasi yang menjanjikan, kini mulai meredup. Dalam beberapa tahun terakhir, harga berlian alami terus menunjukkan tren penurunan, menjadikannya kurang menarik sebagai pilihan investasi yang menguntungkan.

Saat ini, pandangan terhadap berlian telah bergeser. Batu berharga ini lebih banyak diposisikan sebagai barang koleksi pribadi atau simbol status sosial, ketimbang sebagai aset yang mampu menghasilkan imbal hasil signifikan. Menurut Budi Raharjo, Direktur OneShildt, “Berlian saat ini lebih banyak dijadikan sebagai koleksi dan instrumen penyimpanan kekayaan yang mudah dipindah-pindahkan.”

Budi lebih lanjut menjelaskan bahwa karakteristik berlian yang bernilai tinggi namun memiliki likuiditas rendah menjadikannya kurang cocok untuk investasi jangka pendek. “Nilainya tinggi, tetapi likuiditasnya rendah. Kalau dijual cepat, harganya bisa jatuh jauh di bawah harga beli,” tambahnya, menegaskan risiko kerugian bagi investor yang membutuhkan dana cepat.

Lab-Grown Diamond: Pemicu Pergeseran Harga di Pasar Berlian

Salah satu faktor utama yang terus menekan harga berlian tambang adalah popularitas Lab-Grown Diamond (LGD) atau berlian hasil laboratorium yang kian meroket. Meskipun secara komposisi kimia dan tampilan fisik nyaris identik dengan berlian alami, harga berlian laboratorium jauh lebih terjangkau. “Berlian hasil laboratorium dapat menjadi lebih murah dibandingkan berlian tambang karena faktor kelangkaannya yang berbeda,” jelas Budi.

Lonjakan pangsa pasar LGD ini cukup mencengangkan. Data dari Forbes menunjukkan bahwa pada tahun 2015, berlian laboratorium hanya menyumbang 1% dari total penjualan global. Namun, proyeksi tahun 2024 mengindikasikan angka tersebut akan melonjak drastis hingga 20%. Di segmen cincin pertunangan, dominasi LGD semakin terasa, dengan data The Knot mengungkapkan 52% berlian yang digunakan kini adalah hasil laboratorium, sebuah peningkatan signifikan dari hanya 12% pada tahun 2019.

Tekanan Ganda: Permintaan Menurun di Tengah Gejolak Ekonomi

Selain dari sisi suplai dengan kehadiran LGD, pasar berlian juga menghadapi tekanan dari sisi permintaan yang melemah. Kondisi ekonomi yang kurang kondusif seringkali membuat konsumen menunda pembelian barang mewah. Ironisnya, alih-alih membeli, banyak orang justru memilih melepas koleksi berlian mereka demi memenuhi kebutuhan likuiditas. “Dalam kondisi ekonomi melemah, tekanan harga makin besar karena lebih banyak orang ingin menjual berlian dibanding membeli,” ungkap Budi Raharjo.

Penurunan harga ini tercermin jelas dalam data StoneAlgo:

* Berlian Tambang:
* Ukuran 0,5 karat: Turun 11,47% dalam setahun menjadi US$ 1.065. Dalam sebulan terakhir, masih turun 2,38%.
* Ukuran 1 karat: Turun 11,41% dalam setahun menjadi US$ 3.897. Dalam sebulan terakhir, masih turun 1,32%.
* Berlian Lab-Grown:
* Ukuran 0,5 karat: Turun 10,86% dalam setahun, namun naik 1,27% dalam sebulan terakhir menjadi US$ 320.
* Ukuran 1 karat: Ambruk 16,32% dalam setahun, dan masih turun 4,21% dalam sebulan terakhir menjadi US$ 569.

Investasi Berlian: Masih Relevan di Tengah Ketidakpastian?

Meskipun prospek jangka pendek terlihat muram, Budi Raharjo menilai berlian masih bisa dipertimbangkan untuk diversifikasi portofolio, terutama bagi kalangan tertentu. Namun, pilihan jenis berlian menjadi sangat krusial. “Jika memang tujuannya untuk investasi dan koleksi jangka panjang, maka lebih tepat membeli berlian tambang. Nilainya lebih terjaga dibandingkan berlian laboratorium,” pungkasnya. Ini menggarisbawahi bahwa di tengah perubahan pasar, berlian alami tetap menawarkan potensi penyimpanan nilai, meskipun dengan risiko likuiditas yang perlu diperhatikan.

Berita Terkait

Skandal Rahasia Bang Si Hyuk: IPO HYBE Diinvestigasi!
Tambang Nikel Ancam Raja Ampat? DPD RI Bereaksi Keras
Iwan Kurniawan Lukminto, Dirut Sritex, Dicekal!
Harga Emas Antam Turun! Cek Harga Terbaru 7 Juni 2025
Rahasia Perawatan Mini Cooper: Panduan Lengkap Pemilik Baru
IHSG Bergantung Damai AS-China & Stimulus? Review Pasar Pekan Ini!
BCA & BRI: Jadwal Operasional Idul Adha 2025 Berubah! Cek di Sini
Indodax Raja Kripto Indonesia: Kuasai 42,83% Transaksi April 2025!

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 18:23 WIB

Skandal Rahasia Bang Si Hyuk: IPO HYBE Diinvestigasi!

Sabtu, 7 Juni 2025 - 16:39 WIB

Tambang Nikel Ancam Raja Ampat? DPD RI Bereaksi Keras

Sabtu, 7 Juni 2025 - 15:53 WIB

Iwan Kurniawan Lukminto, Dirut Sritex, Dicekal!

Sabtu, 7 Juni 2025 - 14:23 WIB

Harga Emas Antam Turun! Cek Harga Terbaru 7 Juni 2025

Sabtu, 7 Juni 2025 - 14:00 WIB

Rahasia Perawatan Mini Cooper: Panduan Lengkap Pemilik Baru

Berita Terbaru

Politics

Prabowo Diundang KTT G7: PM Kanada Langsung Telepon!

Sabtu, 7 Jun 2025 - 19:13 WIB

Entertainment

JO1: Mimpi Besar & Rahasia Sukses Fenomenal J-Pop

Sabtu, 7 Jun 2025 - 19:09 WIB

Technology

Honda ADV 160 Juni 2025: Harga Terbaru & Spesifikasi Lengkap

Sabtu, 7 Jun 2025 - 18:43 WIB