Bidan: Garda Terdepan Penentu Kualitas Generasi Emas dan Bonus Demografi Indonesia
Ragamharian.com – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, menggarisbawahi peran fundamental bidan dalam mengukir keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) dan mengentaskan masalah *stunting* di tengah masyarakat. Peran bidan, menurutnya, tidak hanya terbatas pada layanan medis semata, melainkan meluas sebagai pendamping setia, edukator handal, serta sumber informasi yang akurat dan terpercaya mengenai kesehatan reproduksi.
“Jangan pernah membicarakan sumber daya manusia yang unggul jika angka gizi buruk dan kematian ibu masih merajalela. Bidan adalah pilar utama yang menjaga kualitas generasi emas kita. Tanpa dedikasi mereka, mustahil kita dapat memanen bonus demografi dengan optimal,” tegas Wihaji, seperti dikutip *Antara*, pada Senin (9/6/2025). Ia menambahkan bahwa keberadaan bidan sangat vital dalam mengawal kesehatan ibu dan anak, mulai dari tahap pranikah, masa kehamilan, proses persalinan, hingga seluruh fase tumbuh kembang anak.
Lebih lanjut, Wihaji juga menekankan peran krusial bidan dalam menyukseskan program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang merupakan salah satu fokus utama BKKBN. “Bidan turut berperan memastikan program 1.000 Hari Pertama Kehidupan di Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN terlaksana dengan baik, mencakup spektrum dari calon pengantin hingga balita. Ini adalah langkah vital demi mendukung pencapaian bonus demografi dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wihaji menyampaikan apresiasi mendalam kepada para bidan atas pengabdian dan dedikasi luar biasa mereka dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak di seluruh pelosok tanah air. “Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi yang kuat, kita akan mampu meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara signifikan, memastikan setiap ibu dan anak mendapatkan perlindungan maksimal, serta mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera,” imbuhnya penuh harap.
Sejalan dengan pandangan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut mengekspresikan komitmennya terhadap peningkatan kapasitas bidan, termasuk melalui kerja sama erat dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Budi menjelaskan, salah satu bentuk dukungan konkret adalah rencana pembentukan ekosistem pelatihan. Ekosistem ini akan memungkinkan bidan senior untuk membuka praktik mandiri sekaligus berperan sebagai pembimbing bagi bidan-bidan baru, khususnya di daerah yang masih kekurangan tenaga medis.
“Kami akan memastikan adanya jalur rujukan yang jelas dan efisien antara bidan dan fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Ini adalah langkah krusial demi menjamin keselamatan optimal bagi ibu dan bayi,” pungkas Menkes. Sementara itu, Ketua Umum IBI, Ade Jubaedah, mengungkapkan fakta menarik bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 35 ribu bidan praktik mandiri. Dari jumlah tersebut, 18 ribu di antaranya telah menyandang sertifikasi sebagai “bidan delima,” sebuah pengakuan bagi bidan yang telah mengikuti pelatihan dan pengawasan berkelanjutan, menunjukkan komitmen tinggi terhadap kualitas layanan.