Untuk tampil beda dan ekspresif, mengubah warna rambut menjadi pilihan menarik bagi banyak orang. Mulai dari warna rambut natural seperti cokelat, hingga yang berani dan mencolok seperti lavender, *ash gray*, atau *pink*. Namun, demi mendapatkan warna yang menyala dan sesuai impian, proses *bleaching* rambut seringkali menjadi tahapan krusial.
*Bleaching* rambut biasanya dilakukan sebelum aplikasi cat rambut itu sendiri. Proses ini sangat penting, terutama jika rambut Anda belum pernah diwarnai sama sekali, agar hasil warna cat lebih terlihat dan berpigmen. Tak sedikit yang merasa ragu atau bahkan takut melakukan *bleaching* karena khawatir akan risiko kerusakan rambut yang mungkin timbul. Jadi, apakah kekhawatiran itu beralasan?
Agar Anda bisa memutuskan dengan bijak dan mempersiapkan diri, mari kita selami lebih dalam seluk-beluk *bleaching* rambut, dari definisinya hingga tips perawatan yang wajib Anda tahu.
**Apa Itu *Bleaching* Rambut?**
Secara sederhana, *bleaching* rambut adalah sebuah proses kimiawi intensif yang bertujuan untuk mencerahkan warna asli rambut Anda. Melalui proses ini, pigmen alami rambut yang disebut melanin akan diurai dan dihilangkan dari setiap helai rambut.
Penghilangan melanin ini menciptakan “kanvas kosong” pada rambut, memungkinkan pewarna rambut apa pun yang diaplikasikan setelahnya tampil lebih cerah, akurat, dan berpigmen tinggi. Inilah mengapa *bleaching* menjadi langkah populer dan seringkali tak terhindarkan bagi mereka yang mendambakan warna rambut non-natural yang mencolok.
**Semua yang Perlu Anda Tahu Sebelum *Bleaching* Rambut**
Sebelum Anda memutuskan untuk melangkah lebih jauh, sangat penting untuk memahami seluk-beluk proses *bleaching* rambut. Berikut adalah poin-poin krusial yang perlu Anda ketahui:
**Kandungan dalam Produk *Bleach***
Untuk memahami bagaimana *bleaching* bekerja, penting untuk mengetahui komposisi dasar produk *bleach*. Menurut WebMD, produk *bleaching* umumnya memadukan dua jenis bahan kimia utama: agen alkali dan agen pengoksidasi.
Agen alkali, seperti etanolamin atau amonia yang ditemukan dalam produk *lightener*, berfungsi membuka kutikula rambut dan mengangkat lapisan luar untuk memungkinkan penetrasi bahan lainnya. Sementara itu, hidrogen peroksida (H2O2) bertindak sebagai agen pengoksidasi yang secara aktif memecah pigmen melanin di dalam batang rambut. Khusus untuk bubuk *bleach* (*powder bleach*), seringkali ditambahkan garam persulfat yang berfungsi sebagai pengoksidasi tambahan, memperkuat efek hidrogen peroksida untuk pencerahan yang lebih intens.
Perubahan yang Terjadi pada Rambut
Dampak *bleaching* tidak hanya terbatas pada perubahan warna rambut saja. Setelah proses ini, Anda mungkin akan merasakan perubahan signifikan pada tekstur rambut. Rambut yang sering di-*bleach* cenderung menjadi lebih kering, rapuh, dan terasa kasar akibat hilangnya kelembapan alami dan kerusakan pada kutikula.
Selain itu, bahan kimia dalam *bleach* dapat menyebabkan kutikula rambut membengkak, yang pada akhirnya membuat rambut terlihat lebih mengembang atau *frizzy* setelah proses *bleaching*.
**Perawatan Rambut Ekstra: Kunci Setelah *Bleaching***
Mengingat paparan bahan kimia yang intens, perawatan ekstra adalah kunci mutlak untuk menjaga kesehatan dan integritas rambut Anda setelah *bleaching*. Penting untuk memastikan kondisi rambut Anda cukup sehat sebelum memutuskan untuk di-*bleach*, karena rambut yang sudah rusak akan lebih rentan mengalami kerusakan parah.
Meskipun beberapa sesi *bleaching* mungkin diperlukan untuk mencapai tingkat pencerahan maksimal, perlu diingat bahwa setiap sesi akan memberikan dampak kumulatif pada kesehatan rambut. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan produk perawatan rambut yang mengandung bahan aktif seperti *bis-aminopropyl diglycol dimaleate* dan *ceramide*. Kandungan ini dikenal efektif dalam membantu memulihkan ikatan rambut yang rusak dan memperkuat struktur rambut pasca-*bleaching*. Tak kalah penting, aplikasikan *hydrating hair mask* secara rutin untuk mengembalikan kelembapan yang hilang dan menutrisi rambut secara mendalam, menjadikannya lebih lembut dan berkilau.
**Efek Samping *Bleaching***
Meskipun populer, proses *bleaching* rambut bukannya tanpa risiko. Penting untuk menyadari berbagai efek samping yang mungkin timbul, dengan tingkat keparahan yang bervariasi tergantung pada kondisi rambut dan pelaksanaan prosesnya.
Efek samping umum yang bisa dirasakan antara lain bau amonia hidroksida yang menyengat dari rambut setelah proses, serta rambut menjadi rapuh dan rentan patah. Hal ini disebabkan hilangnya 15% hingga 20% protein alami (keratin) yang merupakan penyusun utama rambut.
Dalam kasus yang lebih serius, Anda mungkin mengalami iritasi atau rasa terbakar pada kulit kepala, terutama jika produk *bleaching* terlalu kuat atau diaplikasikan secara tidak tepat. Risiko keracunan bahan kimia *bleaching* juga ada, meskipun jarang terjadi. Apabila terjadi insiden tidak sengaja menelan bahan *bleaching* dan muncul gejala seperti diare, sakit perut, tekanan darah rendah, kesulitan bernapas, atau sensasi terbakar di tenggorokan, segera cari pertolongan medis darurat.
Demikian pula, jika bahan *bleaching* tidak sengaja terkena mata, segera bilas mata dengan air bersih mengalir setidaknya selama 15 menit. Jika setelah itu masih timbul rasa terbakar, nyeri, atau mata memerah, segera konsultasikan dengan dokter mata.
Mewujudkan warna rambut impian memang menarik, namun proses *bleaching* adalah langkah besar yang membutuhkan pertimbangan matang. Dengan memahami sepenuhnya apa itu *bleaching*, kandungan di dalamnya, dampak pada rambut, kebutuhan perawatan ekstra, serta potensi efek sampingnya, Anda kini memiliki bekal pengetahuan untuk membuat keputusan yang bijak. Ingat, kesehatan rambut adalah investasi jangka panjang. Jadi, pilihlah salon profesional dan jangan ragu untuk bertanya pada ahli sebelum memulai petualangan warna rambut Anda!
