Booking Hotel Bali Makin Pendek: Turunnya Minat Wisatawan?

- Penulis Berita

Minggu, 13 Juli 2025 - 00:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dinamika Baru Industri Perhotelan Bali: Tren Pemesanan Kian Pendek di Tengah Ketidakpastian Global

Industri perhotelan di Bali kini tengah menghadapi era adaptasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di tengah gelombang ketidakpastian global dan pergeseran pola kunjungan wisatawan, sebuah fenomena menarik kian menonjol: periode pemesanan (booking period) hotel yang semakin singkat. Jika di masa lalu wisatawan kerap merencanakan perjalanan jauh-jauh hari, bahkan hingga enam bulan di muka, kini durasi tersebut terpangkas drastis menjadi rata-rata hanya tiga bulan.

Periode pemesanan hotel yang makin pendek ini adalah cerminan langsung dari dinamika dan ketidakpastian global yang secara signifikan memengaruhi keputusan perjalanan wisatawan, mendorong mereka untuk merencanakan secara lebih spontan. Fenomena ini, ditambah dengan tantangan harga tiket domestik yang tinggi serta ancaman geopolitik, menuntut para pelaku industri perhotelan di Bali untuk lebih gesit dan adaptif dalam strategi bisnis mereka.

Menurut Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, pergeseran ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan indikasi kuat adanya dinamika baru yang memengaruhi pengambilan keputusan perjalanan wisatawan. Meskipun data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan angka kunjungan yang cukup menggembirakan, ada ironi di balik capaian positif ini. Pada April 2025, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 591.221 orang, melonjak signifikan 25,56 persen dari bulan sebelumnya. Australia tetap menjadi pasar dominan dengan 23,59 persen, diikuti India (8,9 persen), China (8,3 persen), Korea Selatan (5 persen), dan Malaysia (3,8 persen).

Namun, angka kunjungan yang cerah ini tidak sepenuhnya tercermin pada Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel. Pada Mei 2025, TPK hotel berbintang hanya mencapai 58,10 persen. Angka ini memang sedikit naik dari April, tetapi justru turun drastis 8 poin dibandingkan Mei 2024 yang mencapai 66,10 persen. Sementara itu, TPK hotel non-bintang juga hanya menunjukkan kenaikan tipis menjadi 42,97 persen.

Ferry Salanto menyoroti beberapa faktor penghambat yang menyebabkan TPK belum optimal, antara lain ketidakpastian ekonomi global, harga tiket pesawat domestik yang masih melambung tinggi, serta kebijakan efisiensi pemerintah yang membatasi perjalanan dinas. “Ketidakpastian ekonomi global dan periode pemesanan yang pendek membuat hotelier kesulitan menentukan harga yang kompetitif dan akurat,” jelas Ferry, menggambarkan dilema yang dihadapi industri perhotelan Bali.

Meskipun demikian, ada secercah harapan bagi kinerja hotel di Bali pada Juni 2025. Periode ini diprediksi akan mengalami peningkatan tajam berkat libur sekolah di Indonesia dan libur musim panas di Australia, pasar utama yang menyumbang 1,54 juta kunjungan wisman sepanjang 2024. Libur panjang Hari Lahir Pancasila dan Idul Adha juga diperkirakan akan turut mendongkrak kunjungan domestik secara signifikan. Penerbangan domestik di Bandara I Gusti Ngurah Rai pun menunjukkan tren positif, naik 36,41 persen pada April 2025, dengan jumlah penumpang domestik melonjak 54,66 persen. Sayangnya, harga tiket pesawat domestik yang seringkali lebih mahal dari tiket internasional masih menjadi ganjalan serius bagi wisatawan lokal, menghambat potensi pertumbuhan lebih lanjut.

Namun, di balik optimisme jangka pendek ini, ancaman jangka panjang membayangi industri pariwisata Bali. Perang di Timur Tengah menjadi risiko serius bagi pasar Eropa, salah satu sumber wisman penting bagi Pulau Dewata. Konflik ini menciptakan ketidakpastian global yang mendalam, memengaruhi keputusan perjalanan wisatawan Eropa, dan berpotensi memangkas kunjungan dari kawasan tersebut secara drastis. “Inilah yang menjadi salah satu pemicu utama mengapa wisatawan kini cenderung melakukan pemesanan di menit-menit terakhir,” imbuh Ferry, menegaskan bahwa adaptasi dan strategi jangka panjang yang matang menjadi kunci bagi keberlanjutan industri perhotelan Bali di masa mendatang.

Berita Terkait

Klasemen MotoGP 2025 setelah Marc Marquez Menang Dramatis di Sachsenring
Kris Dayanti di Ultah Aurel: Momen Haru, Kangen Anak Cucu!
Intip Striker Gacor Bhayangkara FC: Paul Munster Temukan Mesin Gol!
5 Film Adaptasi Musikal Terbaik Pemenang Tony Awards
Ilusi Optik: Ungkap Sifat Optimis atau Waspada Dirimu Sekarang!
Samsung S25 Edge vs Z Flip7: Duel Spesifikasi & Harga, Pilih Mana?
Xiaomi 15 Ultra vs Galaxy Z Flip7: Duel Spek & Harga!
Ranking FIFA Juli 2025: Italia Anjlok! Mimpi Piala Dunia 2026 Terancam?

Berita Terkait

Minggu, 13 Juli 2025 - 06:32 WIB

Klasemen MotoGP 2025 setelah Marc Marquez Menang Dramatis di Sachsenring

Minggu, 13 Juli 2025 - 00:21 WIB

Booking Hotel Bali Makin Pendek: Turunnya Minat Wisatawan?

Sabtu, 12 Juli 2025 - 16:17 WIB

Kris Dayanti di Ultah Aurel: Momen Haru, Kangen Anak Cucu!

Sabtu, 12 Juli 2025 - 14:39 WIB

Intip Striker Gacor Bhayangkara FC: Paul Munster Temukan Mesin Gol!

Sabtu, 12 Juli 2025 - 05:05 WIB

5 Film Adaptasi Musikal Terbaik Pemenang Tony Awards

Berita Terbaru

Politics

Alasan DPR Tak Masukkan Aturan Penyadapan dalam RUU KUHAP

Minggu, 13 Jul 2025 - 08:16 WIB