Fokus Kesehatan Nasional: Presiden Prabowo dan Menkes Budi Paparkan Percepatan Pembangunan RS hingga Program Cek Kesehatan Gratis
Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat terhadap peningkatan kesehatan nasional saat menerima laporan langsung dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Selasa (3/6/2025). Pertemuan penting ini membahas berbagai isu krusial, mulai dari perkembangan terbaru kasus Covid-19, percepatan pembangunan fasilitas kesehatan, hingga evaluasi program unggulan pemerintah, yakni cek kesehatan gratis yang merupakan bagian integral dari visi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi Gunadi Sadikin memaparkan adanya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Meskipun demikian, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak panik. “Ini adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan. Jadi tidak perlu terlalu dikhawatirkan,” tegas Budi, merujuk pada laporan yang dikutip oleh *Wartakotalive*. Kementerian Kesehatan juga terus berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah guna memastikan penanganan potensi penyebaran yang efektif tanpa menimbulkan keresahan publik.
Salah satu poin utama yang dilaporkan kepada Presiden Prabowo adalah kemajuan pesat dalam pembangunan 66 rumah sakit baru di seluruh Indonesia. Target ambisius yang semula ditetapkan lima tahun kini dipadatkan menjadi dua tahun, dengan 32 rumah sakit dijadwalkan rampung pada tahun ini dan sisanya 34 rumah sakit pada tahun 2026. Menkes Budi Gunadi menjelaskan, “Dari 32 rumah sakit yang direncanakan tahun ini, 16 di antaranya sudah memulai *groundbreaking*, diharapkan bisa selesai tahun ini.” Percepatan ini, lanjutnya, tidak memerlukan tambahan anggaran baru, melainkan melalui realokasi pos belanja yang telah disetujui langsung oleh Presiden.
Selain itu, program cek kesehatan gratis yang menjadi prioritas utama pemerintahan Prabowo telah menunjukkan capaian signifikan dan menjanjikan. Sejak diluncurkan, program ini telah menjangkau 7,8 juta warga, dengan rata-rata 200 ribu orang diperiksa setiap hari, atau sekitar 5 juta orang per bulan. Menkes Budi mengungkapkan bahwa program ini akan diperluas secara bertahap ke sekolah-sekolah mulai bulan ini dan bulan depan, dengan target ambisius menjangkau hingga 50 juta warga Indonesia.
Hasil temuan dari proses pemeriksaan massal ini memberikan gambaran penting mengenai masalah kesehatan yang berbeda di setiap kelompok usia. Budi Gunadi memaparkan, pada bayi, masalah jantung kongenital atau cacat jantung bawaan ditemukan cukup tinggi. Untuk balita, masalah gigi menjadi temuan dominan. Sementara itu, pada kelompok dewasa dan lansia, masalah kesehatan yang paling sering terdeteksi adalah darah tinggi dan diabetes, yang membutuhkan perhatian serius.
Tak hanya fokus pada penyakit tidak menular, Kementerian Kesehatan juga berhasil memperluas cakupan deteksi dini untuk tuberkulosis (TBC) berkat adopsi teknologi baru. “Dari satu juta kasus yang diharapkan, sebagian besar sudah bisa teridentifikasi agar pengobatan dapat segera dimulai,” tutur Budi. Ia menambahkan bahwa rezim pengobatan TBC yang baru kini jauh lebih murah dan telah diterapkan secara luas, menjadikannya lebih mudah diakses masyarakat.