JAKARTA – PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha tidak langsung dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan bagian dari Grup Barito, siap menjadi sorotan utama di pasar modal. Aksi penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) CDIA berpotensi besar menjadikannya perusahaan mercusuar atau lighthouse company keempat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2025. Potensi ini diperkirakan akan menarik animo investor yang sangat besar, mengingat kriteria ketat yang melekat pada label ‘lighthouse’ tersebut.
Sebagai informasi, kategori lighthouse IPO adalah penawaran umum perdana saham yang memiliki nilai kapitalisasi di atas Rp 3 triliun, disertai dengan kepemilikan publik atau free float minimal 15%. Kriteria ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki skala besar dan fundamental yang kuat, menjadikannya menarik bagi investor institusi maupun ritel.
Dalam rencana IPO-nya, CDIA akan menawarkan maksimal 12,48 miliar lembar saham kepada publik. Jumlah ini setara dengan 10% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan pasca penawaran umum perdana. Dengan rentang harga penawaran awal (bookbuilding) yang dipatok antara Rp 170 hingga Rp 190 per saham, entitas Grup Barito ini berpotensi meraup dana segar hingga Rp 2,37 triliun. Angka ini menegaskan posisinya sebagai salah satu IPO terbesar yang akan melantai di bursa.
Proses bookbuilding CDIA dijadwalkan berlangsung dari 19 Juni hingga 24 Juni 2025. Jika berjalan sesuai rencana, tanggal efektif IPO CDIA akan jatuh pada 30 Juni 2025, dengan masa penawaran umum perdana yang akan berlangsung pada 2 hingga 4 Juli 2025.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, menegaskan bahwa CDIA termasuk salah satu dari tiga calon emiten yang saat ini masuk dalam kategori perusahaan mercusuar. “Termasuk CDIA yang berpotensi mencatatkan saham dengan kategori IPO lighthouse dan direncanakan akan listing pada 2025,” jelas Nyoman belum lama ini. BEI sendiri menargetkan kehadiran lima IPO lighthouse pada tahun 2025, di mana tiga di antaranya sudah tercatat: PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI).
Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, turut memberikan pandangannya terkait prospek IPO CDIA. Menurutnya, potensi CDIA sebagai lighthouse IPO akan sangat berpengaruh terhadap animo investor dan pelaku pasar. “Secara nilai IPO CDIA sudah mendekati kategori lighthouse company, dan ini pasti akan mendapatkan perhatian dan animo yang besar dari masyarakat,” ujar Valdy. Ia menambahkan bahwa kesuksesan IPO CDIA diharapkan dapat mengikuti jejak IPO raksasa teknologi sebelumnya seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang berhasil meraup dana jumbo, meskipun pada saat itu istilah lighthouse company belum diperkenalkan oleh BEI.