Kedekatan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kian menguat, menunjukkan sinyal keakraban yang mendalam di panggung politik nasional.
Interaksi terbaru mereka terekam jelas saat peringatan Hari Pancasila, di mana keduanya tak hanya berdiri berdampingan, namun juga terlihat akrab saling bertukar canda tawa. Momen ini menjadi sorotan publik yang mengindikasikan hubungan yang semakin hangat di antara dua tokoh besar tersebut.
Sinyal kehangatan ini semakin diperkuat setelah pertemuan kedua tokoh tersebut, manakala Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyambangi kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan. Dasco mengungkapkan bahwa kunjungannya bertujuan untuk menyampaikan pesan khusus dari Prabowo Subianto kepada Megawati. Menariknya, Dasco juga menyebutkan bahwa Megawati membalas dengan menitipkan pesan untuk Prabowo, meskipun isi pesan tersebut masih dirahasiakan.
Rangkaian kedekatan Prabowo dan Megawati ini sontak memicu spekulasi mengenai potensi perombakan Kabinet Merah Putih, yang santer diisukan akan melibatkan PDI Perjuangan. Spekulasi ini kian menguat mengingat pada awal April 2025, kedua tokoh telah lebih dulu menggelar pertemuan empat mata di kediaman Megawati, menambah bobot rumor yang beredar.
Menanggapi dinamika ini, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, menegaskan bahwa partainya tidak merasa khawatir jika nantinya Prabowo merangkul PDI Perjuangan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan. Menurut Sarmuji, koalisi pendukung presiden saat ini tetap solid dan kuat, baik dengan kehadiran PDI Perjuangan maupun tanpanya.
Namun, pandangan berbeda disampaikan oleh pengamat politik terkemuka, Adi Prayitno. Menurutnya, kedekatan antara Prabowo dan Megawati tidak semata-mata terkait dengan pembagian kursi menteri, melainkan lebih fundamental, yaitu upaya menjaga stabilitas politik nasional.
Adi Prayitno lebih lanjut menganalisis bahwa Prabowo berupaya menunjukkan posisinya yang merangkul semua elemen kekuatan politik. Ia ingin memperlihatkan kedekatannya tidak hanya dengan Solo (merujuk pada Presiden Jokowi dan Gibran), namun juga dengan Teuku Umar (kediaman Megawati) dan Cikeas (kediaman Susilo Bambang Yudhoyono).
Dengan demikian, pertunjukan keseimbangan kekuatan yang tidak memihak satu golongan ini disinyalir menjadi strategi utama Prabowo. Melalui kedekatannya dengan Megawati Soekarnoputri, Prabowo berambisi menjaga stabilitas politik dan meniadakan potensi gejolak atau pergolakan yang mungkin muncul sepanjang lima tahun masa kepemimpinannya.