Dirkeu Bank Sahabat Sampoerna Pilih Portofolio Risiko Rendah Jadi Pilihan

Avatar photo

- Penulis Berita

Sabtu, 28 Juni 2025 - 07:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamharian.com  JAKARTA. Berani mengambil langkah pertama menjadi prinsip Henky Suryaputra dalam berinvestasi. Menurut Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis PT Bank Sahabat Sampoerna ini, dengan memulai, maka setiap individu akan terdorong untuk terus belajar dan beradaptasi.

Prinsip ini tentu berangkat dari pengalaman panjang Henky yang telah berinvestasi selama beberapa dekade. Bahkan, pria yang berusia 49 tahun ini sudah memulai investasi sejak berusia sekitar lima tahun.

Kala itu, orang tua Henky membukakan tabungan di bank agar Henky bisa mulai belajar menabung. Aktivitas investasi yang lebih serius mulai digeluti Henky ketika berkuliah di New South Wales University, Australia pada pertengahan tahun 1990-an. Lantaran penasaran, Henky mencoba beberapa instrumen investasi seperti saham, foreign exchange (forex), hingga waran.

Sewaktu muda, Henky termasuk tipe investor yang sangat agresif, bahkan risk taker. Hampir 70% hingga 80% dari total aset investasi Henky ditempatkan di instrumen investasi yang tinggi risiko seperti saham, forex, dan produk derivatif lainnya.

Laba Bank Sahabat Sampoerna Melorot 75,74% Sepanjang 2024

Motivasi utama Henky mulai berinvestasi berasal dari keinginan untuk meringankan beban orang tua. Lambat laun motivasinya berubah untuk bisa mandiri secara finansial.

Ketika krisis finansial tahun 1998 melanda, kinerja aset investasinya yang berisiko tinggi ambruk. “Saya sempat terpukul, tapi justru dari situ juga saya belajar bangkit. Saya juga belajar lebih tenang dan disiplin,” ujarnya.

Setelah lulus kuliah sarjana (S1), ia melanjutkan bekerja selama beberapa tahun sekaligus mengambil kuliah S2 di Australia. Nah, ketika sudah mulai bekerja, strategi investasi Henky berubah. Kali ini, ia menerapkan pendekatan investasi yang jauh lebih terukur serta terdiversifikasi.

Apalagi ketika sudah berkeluarga, keputusan investasinya juga perlu mempertimbangkan faktor kepentingan finansial keluarga. “Pendekatan investasi berubah secara signifikan. Saya lebih mengedepankan stabilitas dan keamanan finansial keluarga,” tukas dia.

Saat ini, komposisi portofolio investasi Henky sekitar 50% – 60% ditempatkan pada instrumen berbasis pendapatan tetap (fixed income). Untuk saham, bila saat muda dulu porsinya bisa melampaui 50%, kini porsi instrumen tersebut ada di kisaran 10%. Ia juga masih berinvestasi forex dengan porsi sekitar 10%

Memahami profil risiko

Henky mengaku pernah menjajal investasi lukisan ketika masih tinggal di Australia. Tidak sekadar menjadi benda koleksi semata, ia menyewakan lukisannya ke berbagai kantor.

“Yang penting kita tahu tujuan, paham risiko, dan berani ambil langkah pertama,” tutur dia.

Henky memberi saran kepada anak muda untuk mulai berinvestasi dengan memakai dana yang biasa digunakan untuk keperluan gaya hidup seperti beli kopi kekinian, ke bioskop atau jalan-jalan.

Sebagai contoh, jika sebelumnya anak muda biasa menghabiskan 50% pendapatannya untuk hiburan, maka sekarang porsi hiburan sebaiknya dikurangi menjadi 25% saja. Alokasi dana hiburan yang tidak lagi terpakai bisa dialihkan untuk keperluan investasi.

Anak muda juga perlu memahami profil investasinya. Jika merasa bertipe konservatif, maka investasi bisa dimulai dari instrumen rendah risiko seperti deposito atau obligasi. 

Apabila ingin instrumen yang lebih menantang, maka bisa dimulai dari membeli saham blue chip, kemudian pelan-pelan belajar instrumen yang punya risiko lebih tinggi seperti kripto.

Di samping itu, emas juga layak dipertimbangkan sebagai investasi jangka panjang bagi anak-anak muda. Selama ini, banyak orang yang kerap menunda membeli emas karena merasa harganya sudah mahal. Padahal, dalam lima tahun terakhir, harga emas konsisten meningkat.

Selain fokus pada konsistensi dan kesabaran, Henky mengingatkan agar anak muda jangan ikut-ikutan dalam berinvestasi. Tiap orang harus belajar menganalisis dan memahami dasar-dasar investasi juga berstrategi sebelum mengambil keputusan berinvestasi.                         

Berita Terkait

Saham BREN & ASII Diincar Asing! Ini Daftar Lengkapnya
Djarum Investasi Rp 1 Triliun di Saham HEAL: Prospek Saham Rumah Sakit?
Grup Djarum Beli 559 Juta Saham RS Hermina: Gelontorkan Rp1 Triliun, Beli Saham di Atas Harga Pasar
Harga Emas Antam Anjlok Rp 23.000 Menjadi Rp 1.884.000 Per Gram Pada Hari Ini (28/6)
Strategi Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah, BI Rate Tetap di 5,5 Persen
Harga Minyak Stabil Setelah OPEC+ Laporkan Rencana Kenaikan Produksi
Menguat di Akhir Pekan, Bagaimana Proyeksi IHSG Awal Pekan Depan?
PM Anwar: Potensi Investasi Indonesia-Malaysia Besar, Bisa Lebih Dioptimalkan

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 13:42 WIB

Saham BREN & ASII Diincar Asing! Ini Daftar Lengkapnya

Sabtu, 28 Juni 2025 - 12:53 WIB

Djarum Investasi Rp 1 Triliun di Saham HEAL: Prospek Saham Rumah Sakit?

Sabtu, 28 Juni 2025 - 10:48 WIB

Grup Djarum Beli 559 Juta Saham RS Hermina: Gelontorkan Rp1 Triliun, Beli Saham di Atas Harga Pasar

Sabtu, 28 Juni 2025 - 09:16 WIB

Harga Emas Antam Anjlok Rp 23.000 Menjadi Rp 1.884.000 Per Gram Pada Hari Ini (28/6)

Sabtu, 28 Juni 2025 - 08:49 WIB

Strategi Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah, BI Rate Tetap di 5,5 Persen

Berita Terbaru

Technology

Samsung Galaxy A26 5G: Spesifikasi, Harga & Kelebihan

Sabtu, 28 Jun 2025 - 15:35 WIB

Family And Relationships

Mita The Virgin: Keinginan Terakhir Ibunda yang Belum Terwujud

Sabtu, 28 Jun 2025 - 15:20 WIB

Technology

Xiaomi Pad 7S Pro 12.5″: Chip 3nm & Fast Charging 120W!

Sabtu, 28 Jun 2025 - 15:14 WIB