Unilever Indonesia (UNVR) Tebar Dividen Final Rp 1,79 Triliun, Menunjukkan Keyakinan di Tengah Dinamika Kinerja
Jakarta – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) resmi mengumumkan pembagian dividen final senilai Rp 1,79 triliun kepada para pemegang sahamnya. Keputusan penting ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 3 Juni 2025. Dengan jumlah 38.150.000.000 saham yang beredar, setiap pemegang saham UNVR akan menerima dividen sebesar Rp 47 per lembar.
Dividen final ini bersumber dari laba bersih Unilever sepanjang tahun buku 2024 yang tercatat sebesar Rp 3,40 triliun. Manajemen Unilever Indonesia, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 5 Juni 2025, menyatakan bahwa pembayaran dividen final ini akan dilaksanakan selambat-lambatnya pada 2 Juli 2025.
Sebelumnya, pada Desember 2024, Unilever Indonesia juga telah membayarkan dividen interim senilai total Rp 1,56 triliun, atau setara dengan Rp 41 per lembar saham, kepada para pemegang sahamnya.
Dengan demikian, total dividen yang dibagikan Unilever Indonesia untuk tahun buku 2024 mencapai Rp 88 per lembar saham, atau total Rp 3,35 triliun. Angka ini merepresentasikan sekitar 99 persen dari total laba bersih perusahaan. Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menekankan bahwa rasio pembayaran dividen yang tinggi ini mencerminkan keyakinan kuat manajemen terhadap ketangguhan operasional dan prospek cerah perseroan.
Namun, di balik keputusan dividen yang signifikan ini, kinerja finansial Unilever Indonesia sepanjang tahun 2024 sempat mengalami tekanan. Penjualan bersih perusahaan tercatat turun 9 persen secara tahunan, dari Rp 38,6 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 35,1 triliun. Koreksi ini, ditambah dengan peningkatan investasi, turut menyebabkan laba bersih Unilever Indonesia terkoreksi sebesar 29,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menanggapi tantangan tersebut, Benjie Yap menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2024, manajemen telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi persoalan yang muncul. Ini meliputi penataan ulang bisnis, efisiensi biaya, dan inisiatif untuk mendorong pertumbuhan.
Benjie Yap menambahkan, meskipun langkah-langkah tersebut menimbulkan dampak jangka pendek, strategi ini dinilai berhasil memperkuat fundamental bisnis Unilever Indonesia. “Kami mulai melihat progres dan kami percaya upaya-upaya ini akan membangun landasan yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya penuh optimisme.
Sinyal positif dari langkah restrukturisasi ini mulai terlihat pada kuartal I 2025. Dalam periode Januari-Maret tersebut, Unilever Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun dan penjualan bersih mencapai Rp 9,5 triliun. Yang lebih menggembirakan, penjualan domestik perusahaan melonjak 21 persen dibandingkan kuartal IV 2024, menandakan pemulihan pasar yang signifikan bagi produsen barang konsumsi terkemuka ini.