Dolar Anjlok! The Fed & Ancaman Perang Dongkrak Aset Aman

Avatar photo

- Penulis Berita

Rabu, 18 Juni 2025 - 19:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tegangnya Geopolitik Iran-Israel Mempengaruhi Pergerakan Dolar AS

Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel yang meningkat tajam dalam enam hari terakhir, ditandai dengan serangan Israel terhadap program nuklir Iran dan seruan terbuka untuk perubahan rezim di Teheran, telah memicu reaksi di pasar valuta asing. Investor beralih ke aset safe haven, menyebabkan pergerakan dolar AS terhadap yen Jepang dan franc Swiss relatif mendatar pada Rabu (18/6). Situasi ini semakin diperumit oleh antisipasi keputusan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) dan peningkatan kehadiran militer AS di kawasan tersebut, memicu spekulasi keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik.

Ketidakpastian geopolitik ini turut menambah kekhawatiran investor, mengingat kawasan tersebut merupakan pusat vital energi global dan rantai pasokan internasional. Sikap tegas Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menolak seruan Presiden AS Donald Trump untuk menyerah tanpa syarat (“Bangsa Iran tidak akan tunduk,” tegas Khamenei melalui televisi pemerintah), semakin memperkeruh suasana. Meskipun dolar AS secara struktural mulai kehilangan sebagian daya tariknya sebagai aset aman, analis seperti Rodrigo Catril dari National Australia Bank menegaskan bahwa perannya sebagai safe haven belum sepenuhnya tergantikan, berkat likuiditas dan kedalaman pasarnya.

Dalam perdagangan Rabu, dolar AS melemah tipis 0,3% terhadap yen Jepang, mencapai level 144,845, sementara pergerakannya terhadap franc Swiss nyaris tak berubah, berada di angka 0,8175. Pelemahan yang lebih signifikan terlihat terhadap euro dan pound sterling. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, masih mencatat penurunan sekitar 8% secara tahunan hingga tahun 2025. Penurunan ini sebagian besar dipicu oleh menurunnya kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi AS dan kebijakan pemerintahan Trump, khususnya di bidang perdagangan dan diplomasi.

Menjelang pengumuman kebijakan The Fed pada Rabu malam waktu AS (Kamis dini hari WIB), volatilitas pasar tetap terbatas. Pasar secara luas memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga di level saat ini, namun fokus tertuju pada pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell terkait prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Derek Halpenny, Kepala Riset EMEA di MUFG, memperkirakan ekspektasi penurunan suku bunga mungkin meningkat setelah September, tetapi pelemahan dolar diperkirakan akan tetap terbatas hingga ada kejelasan lebih lanjut mengenai konflik Iran-Israel. Selain itu, pasar juga mencermati data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS dan dampak lonjakan harga minyak, yang kini mencapai US$75 per barel, terhadap kebijakan moneter mendatang.

Di luar konflik Iran-Israel, perkembangan global lainnya juga turut memengaruhi pasar. Riksbank (bank sentral Swedia) menurunkan suku bunga sesuai ekspektasi, menyebabkan krona Swedia sedikit melemah terhadap euro, yang naik 0,5% ke 11,022 krona. Bank sentral Swiss, Inggris, dan Norwegia dijadwalkan mengumumkan kebijakan suku bunga mereka pada Kamis. Poundsterling menguat 0,2% ke US$1,345, didorong oleh data inflasi Inggris yang melambat sesuai ekspektasi pasar (3,4% secara tahunan). Euro juga menguat 0,2% ke US$1,1498. Namun, investor tampak kecewa dengan minimnya hasil dari pertemuan G7 di Kanada terkait isu tarif, mengingat tenggat waktu penerapan tarif impor tambahan yang ditetapkan Presiden Trump pada awal Juli.

Berita Terkait

NCKL Bagi Dividen Jumbo! Harita Nickel Tebar Rp 1,91 Triliun
IHSG Tertekan Timur Tengah: Analisis & Prediksi Pasar Saham Hari Ini
DVLA Bagi Dividen Jumbo! Koreksi Saham Mengintai? Analis Ungkap!
SAME Absen Dividen: Analis Ungkap Strategi Investasi Sarana Menara
IHSG Melemah? Ini Rekomendasi Saham Kamis
Wall Street Naik Tipis Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Bansos Dicabut! Rekening Penerima Ada Transaksi Janggal
Kejagung Sita Rp 11,8 Triliun Wilmar: Reaksi Media Asing

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 04:04 WIB

NCKL Bagi Dividen Jumbo! Harita Nickel Tebar Rp 1,91 Triliun

Kamis, 19 Juni 2025 - 01:15 WIB

IHSG Tertekan Timur Tengah: Analisis & Prediksi Pasar Saham Hari Ini

Kamis, 19 Juni 2025 - 00:11 WIB

DVLA Bagi Dividen Jumbo! Koreksi Saham Mengintai? Analis Ungkap!

Kamis, 19 Juni 2025 - 00:05 WIB

SAME Absen Dividen: Analis Ungkap Strategi Investasi Sarana Menara

Rabu, 18 Juni 2025 - 23:44 WIB

IHSG Melemah? Ini Rekomendasi Saham Kamis

Berita Terbaru

Family And Relationships

Ahmad Dhani Restui Al Ghazali Menikah? Ini Ucapan Selamatnya!

Kamis, 19 Jun 2025 - 04:24 WIB

Finance

NCKL Bagi Dividen Jumbo! Harita Nickel Tebar Rp 1,91 Triliun

Kamis, 19 Jun 2025 - 04:04 WIB

Home And Garden

Feng Shui Kamar Tidur: Hindari 5 Kesalahan Fatal Ini!

Kamis, 19 Jun 2025 - 03:50 WIB

Technology

Facebook Ubah Semua Video Jadi Reels: Upload Lebih Gampang!

Kamis, 19 Jun 2025 - 03:35 WIB