Dolar AS Menguat Sementara, Analis Ramal Pelemahan Jangka Panjang
JAKARTA, 19 Juni 2025 – Dolar Amerika Serikat (USD) mengalami penguatan sementara setelah The Fed mempertahankan suku bunga. Indeks dolar AS (DXY) tercatat pada level 99,06 bps pukul 13.01 WIB, meningkat 0,17% secara harian dan 1,17% secara mingguan, menurut data real-time Trading Economics. Namun, analis memprediksi penguatan ini bersifat sementara dan tidak berkelanjutan.
Lukman Leong, analis Doo Financial Futures, menilai penguatan DXY hanyalah situasi sesaat (“one off situation”) yang tidak akan mendukung penguatan dolar AS dalam jangka panjang. Ia memproyeksikan The Fed akan tetap menurunkan suku bunga dua kali tahun ini, masing-masing sebesar 25 bps.
Sentimen negatif terhadap kepemimpinan Presiden AS Donald Trump juga membebani dolar AS. Kontroversi yang mengelilingi pemerintahannya telah mengurangi kepercayaan investor terhadap dolar AS sebagai aset safe haven. Akibatnya, minat investor terhadap dolar AS sebagai lindung nilai menurun. Yen Jepang (JPY) dan Franc Swiss (CHF) menjadi alternatif safe haven yang lebih diminati pasar.
Lebih lanjut, Lukman menjelaskan bahwa ekspektasi resesi ekonomi AS akibat kebijakan proteksionisme Trump turut berkontribusi pada pelemahan dolar AS sepanjang tahun ini. Ketidakpastian terkait tarif perdagangan global juga menjadi faktor penghambat pemulihan nilai dolar AS. Situasi ini diperparah oleh diversifikasi cadangan devisa yang dilakukan bank-bank sentral dunia.
Tanpa kesepakatan tarif yang meredakan ketegangan perdagangan global, Lukman memprediksi DXY berpotensi turun hingga level 93 bps pada kuartal III 2025. Oleh karena itu, meski mengalami penguatan sementara hari ini, prospek jangka panjang dolar AS tetap dibayangi ketidakpastian dan potensi pelemahan yang signifikan.