Performa Bertolak Belakang di KTM: Enea Bastianini Akui Frustrasi di Tes MotoGP Aragon, Sementara Maverick Vinales Melaju Kencang
Musim MotoGP 2025 (sesuai data awal artikel) terus menyajikan drama, bukan hanya dari rivalitas sengit antara pembalap papan atas seperti Marc Marquez dan Francesco Bagnaia. Di barisan tim satelit, Enea Bastianini dari Red Bull KTM Tech3 kini juga berada dalam sorotan, menghadapi kesenjangan performa yang signifikan, terutama jika dibandingkan dengan rekan setimnya, Maverick Vinales. Jika Vinales tampil memukau di tes-tes krusial, Bastianini justru terus bergulat mencari setelan yang pas, menyuarakan kekecewaannya pasca tes MotoGP Aragon.
“The Beast,” julukan Bastianini, mengungkapkan bahwa sesi tes di Aragon menjadi refleksi nyata dari masalah adaptasinya dengan motor RC-16. Ia mencoba beberapa konfigurasi *fairing* berbeda, berharap menemukan solusi untuk problematik seperti *wheelie* (ban depan terangkat) dan kesulitan saat mengubah arah. “Beberapa di antaranya memberikan hasil yang sangat baik, terutama untuk mengurangi beberapa masalah pada motor, seperti *wheelie* atau kesulitan mengubah arah,” ungkap Bastianini, seperti dilansir via Motosan. Ia merasa telah memberikan informasi berharga bagi KTM untuk melakukan perbaikan.
Namun, harapan tersebut sirna di sesi sore. “Pada sore hari, saya fokus pada set-up. Tapi saya tidak puas karena tidak ada yang berhasil,” keluhnya. Keanehan performa ban pun menjadi sorotan; ia justru lebih cepat dengan ban medium bekas yang sudah menempuh 20 lap, dibandingkan ban belakang *soft* baru yang dipasang di akhir sesi. “Itu tidak bisa dipercaya,” katanya dengan nada frustrasi. Kondisi ini diperparah dengan kenyataan bahwa ia hanya bisa kompetitif jika menggunakan ban depan *hard*, yang mana ia hanya memiliki satu ban jenis tersebut.
Bastianini menyadari bahwa ada pekerjaan rumah besar yang menanti KTM. Ia menggarisbawahi bahwa beberapa elemen fundamental motor membutuhkan waktu lebih banyak untuk dikembangkan. “Aerodinamika lebih mudah untuk disesuaikan, tetapi sisanya, apakah itu *swingarm* atau sasis, tidak bisa langsung digunakan, dan saat ini kami tidak memiliki pengembangan baru di bagian itu,” jelasnya. Ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan sekadar penyesuaian kecil, melainkan membutuhkan inovasi substansial pada struktur utama motor.
Di sisi lain, Maverick Vinales, rekan setim Bastianini, menunjukkan performa yang sangat kontras dan impresif. Vinales berhasil menjadi yang tercepat di tes MotoGP Aragon, mengulang kesuksesan sebelumnya di tes MotoGP Jerez. Tidak hanya unggul dalam sesi pengujian, Vinales juga telah menunjukkan performa solid di balapan sesungguhnya dengan dua kali finis di posisi lima besar musim ini. Pencapaian ini jauh melampaui raihan terbaik Bastianini yang hanya finis ketujuh di MotoGP Americas.
Melihat dominasi Vinales, Bastianini tidak terlalu terkejut. “Dia (Vinales) sangat cepat hari ini dan saya pikir kami juga bisa, tapi hanya dengan ban bekas,” komentarnya. Ia mengakui bahwa Vinales tampak sangat nyaman dengan motor RC-16 miliknya dan mampu memacu motornya dengan optimal. “Apakah saya terkejut dengan Maverick? Tidak, karena dia selalu kompetitif dan dia sangat puas dengan apa yang dia uji,” tambah Bastianini, mencatat bahwa Vinales mampu mencatat waktu terbaik bahkan dengan ban standar.
Meski demikian, pencapaian Vinales justru menjadi “suntikan kepercayaan diri dan, pada saat yang sama, sebuah tanda tanya” bagi Bastianini. Hal ini mengisyaratkan bahwa ia merasa ada elemen penting yang hilang dari set-up atau gaya balapnya sendiri. “Secara umum, saya berharap lebih dari itu. Pabrikan bekerja keras, tetapi apa yang dia bawa tidak sesuai dengan kebutuhan saya,” tutup Bastianini, menegaskan bahwa meskipun upaya pengembangan telah dilakukan, hasil akhirnya belum selaras dengan apa yang benar-benar ia butuhkan untuk tampil maksimal di lintasan.