Waspada Konflik Iran-Israel: Indonesia Siapkan Evakuasi Ratusan WNI dari Iran, Jalur Udara Lumpuh
JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia tengah bergerak cepat menyiapkan evakuasi ratusan warga negara Indonesia (WNI) dari Iran. Langkah mendesak ini diambil menyusul eskalasi konflik antara Iran dan Israel yang semakin memanas sejak Jumat (13/6/2024), menyebabkan wilayah udara Iran ditutup total dan secara otomatis membatasi opsi evakuasi hanya bisa dilakukan melalui jalur darat.
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, pada Rabu (18/6/2024) menegaskan kompleksitas situasi tersebut. “Pesawat tidak bisa ke sana. Satu-satunya jalur (evakuasi) hanya lewat darat,” ungkapnya, menyoroti tantangan besar dalam upaya repatriasi WNI di tengah ketegangan geopolitik.
Menurut data terbaru Kementerian Luar Negeri (Kemlu), saat ini terdapat 386 WNI yang berada di Iran, dengan mayoritas di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa yang berdomisili di Kota Qom. Situasi yang terus memburuk dan intensitas serangan yang meningkat, bahkan menyasar target sipil, telah mendorong Kemlu untuk menaikkan status kesiagaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran.
“Dari perkembangan dua hari ini, di mana intensitas serangan Israel semakin meningkat, yang disasar juga bukan saja target-target militer, tetapi juga target-target sipil, maka saya memutuskan untuk meningkatkan level siaga dari Siaga II menjadi Siaga I,” jelas Sugiono dalam video yang dirilis Kamis (19/6/2024).
Evakuasi Jalur Darat Menuju Negara Tetangga
Dengan tertutupnya jalur udara dan ancaman keamanan yang tinggi, pemerintah Indonesia kini secara aktif menyiapkan langkah-langkah kontingensi untuk evakuasi WNI melalui jalur darat menuju negara-negara tetangga Iran. Sugiono mengungkapkan bahwa koordinasi intensif telah dilakukan dengan sejumlah negara tetangga guna memastikan kemudahan akses lintas perbatasan bagi WNI jika evakuasi darurat perlu segera diimplementasikan.
“Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan negara tetangga Iran, sehingga pada saat evakuasi nanti, warga negara kita diberikan kemudahan melewati perbatasan di tengah situasi yang tidak memungkinkan,” ujarnya, menegaskan komitmen pemerintah dalam melindungi WNI.
Tak hanya itu, langkah-langkah antisipatif juga telah disusun oleh KBRI Teheran. Pemerintah juga telah menyelenggarakan pertemuan virtual dengan para WNI di Iran untuk menyampaikan informasi terkini mengenai perkembangan situasi dan prosedur evakuasi yang telah disiapkan secara matang.
“Kami mengimbau agar WNI selalu waspada dan selalu memonitor situasi,” kata Judha Nugraha, Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, menekankan pentingnya kewaspadaan individual.
Pengalaman serupa di masa lalu menunjukkan betapa sulitnya mobilisasi warga akibat tertutupnya jalur udara di zona konflik. Sebagai contoh, sebanyak 42 WNI peziarah di Yerusalem yang semula direncanakan pulang melalui Bandara Ben Gurion di Israel, akhirnya harus dievakuasi melalui jalur darat ke Yordania sebelum dapat diterbangkan kembali ke Indonesia. Hal serupa juga dialami oleh dua WNI di Kota Qom, Iran, yang awalnya akan pulang melalui Bandara Internasional Teheran, namun terpaksa menempuh jalur darat panjang menuju Pakistan untuk keluar dari wilayah konflik.
Meskipun demikian, hingga saat ini, belum ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban dalam konflik Iran-Israel. Namun, pemerintah tetap mengimbau agar seluruh WNI menunda perjalanan ke wilayah rawan konflik, termasuk Iran, Israel, Suriah, Lebanon, dan Yaman, demi keselamatan mereka.
“Kami terus melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan proses evakuasi dan penerimaan WNI berjalan lancar,” pungkas Judha, menegaskan kesiapan pemerintah Indonesia menghadapi setiap skenario.