Tragedi memilukan menyelimuti Dhaka, Bangladesh, setelah sebuah pesawat latih Angkatan Udara Bangladesh mengalami kecelakaan fatal. Insiden ini dilaporkan menewaskan 27 orang dan menyebabkan 88 lainnya dirawat karena luka-luka, menandai kerugian besar bagi Angkatan Udara dan masyarakat setempat.
Pesawat nahas tersebut teridentifikasi sebagai F-7 BGI, sebuah pesawat tempur ringan multiperan yang diproduksi oleh Chengdu Aircraft Corporation di Tiongkok. Di negara asalnya, Tiongkok, model ini dikenal luas dengan nama Chengdu J-7 atau J-7.
Kemampuan multiperan F-7 BGI mencakup berbagai tugas penting di medan tempur. Pesawat ini dirancang untuk menjalankan beberapa peran vital, mulai dari pertempuran udara yang gesit, pengeboman udara yang presisi, operasi pengintaian, hingga penghancuran pertahanan udara musuh, menjadikannya aset serbaguna dalam armada militer.
Bangladesh sendiri telah mengakuisisi 36 unit F-7 BGI pada tahun 2022. Pada saat pembelian, seri BGI ini disebut-sebut sebagai varian F-7 tercanggih yang tersedia. Pesawat-pesawat ini dilaporkan telah di-upgrade sesuai dengan spesifikasi khusus yang diminta oleh Bangladesh dan ditawarkan dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan pesawat sejenis lainnya di pasar global.
Menurut laporan dari *The Economic Times*, F-7 merupakan versi paling mutakhir dari Chengdu J-7. Bahkan, Chengdu J-7 sering kali disebut sebagai “kloning” dari pesawat tempur legendaris MiG-21 buatan Rusia, salah satu jet tempur yang paling banyak diproduksi massal dalam sejarah penerbangan militer. Meskipun Tiongkok secara resmi telah menghentikan produksi seri J-7 pada tahun 2013, mereka masih aktif mengekspor versi *upgrade* seperti F-7 BGI ke sejumlah negara, termasuk Bangladesh, menunjukkan relevansi berkelanjutannya di pasar internasional.