Kekalahan telak Vietnam 0-4 dari Malaysia dalam Kualifikasi Piala Asia 2027 memicu kontroversi besar. Empat gol Malaysia dicetak oleh pemain naturalisasi, memicu kecaman keras dari pengamat sepak bola Vietnam, Quang Huy. Ia mendesak FIFA untuk menyelidiki proses naturalisasi pemain Malaysia yang dianggapnya tidak transparan dan berpotensi melanggar aturan.
Kemenangan Malaysia diwarnai oleh penampilan gemilang empat pemain naturalisasi: Joao Figueiredo (Brasil), Roberto Holgado (Argentina), Corbin-Ong (Inggris), dan Dion Cools (Belgia). Keempat pemain ini menjadi aktor utama di balik pesta gol Harimau Malaya yang membuat publik Vietnam berang. Kehadiran mereka yang signifikan dalam pertandingan tersebut menjadi sorotan utama kontroversi ini.
Quang Huy menyatakan keprihatinannya atas proses naturalisasi yang dinilai terlalu mudah dan minim transparansi. Menurutnya, banyak pemain naturalisasi Malaysia mengaku memiliki keturunan Malaysia tanpa bukti yang jelas, sebuah situasi yang dianggapnya memalukan. Ia menyoroti kecenderungan naturalisasi massal yang menurutnya bisa berdampak buruk bagi perkembangan sepak bola secara keseluruhan.
“Sejujurnya, FIFA mungkin tidak menyangka naturalisasi akan terjadi secara masif, dan kini hanya generasi ketiga dan keempat yang bisa dinaturalisasi,” ujar Quang Huy. Ia menambahkan, “Ada kasus yang latar belakangnya tidak jelas, tetapi cukup dengan mengaku warga negara Malaysia saja bisa. Situasi ini sangat memalukan.”
Kekhawatiran Quang Huy tak hanya tertuju pada proses naturalisasi yang kontroversial, tetapi juga pada potensi terulangnya skenario serupa dengan pertandingan Indonesia melawan Vietnam. Ia menekankan perlunya FIFA dan AFC untuk merevisi prosedur naturalisasi pemain keturunan, menetapkan standar yang jelas, dan tidak hanya bergantung pada regulasi masing-masing negara.
“FIFA dan AFC perlu mempertimbangkan kembali naturalisasi,” tegas Quang Huy. “Harus ada standar tertentu dan tidak bisa bergantung pada masing-masing negara. Ketika mereka menetapkan undang-undang sebelumnya, mereka tidak dapat membayangkan bahwa ada tim yang dapat menghasilkan hampir 20 pemain naturalisasi dalam waktu singkat.”
Menurutnya, ketidakjelasan aturan naturalisasi dapat merusak pembinaan usia dini. Ia mendesak adanya aturan yang lebih ketat dan transparan untuk memastikan keadilan dan sportivitas dalam kompetisi sepak bola internasional. Tanpa aturan yang jelas, pembinaan pemain muda lokal akan terpinggirkan, dan tujuan utama pengembangan sepak bola berkelanjutan akan terancam. “Setiap negara memiliki sudut pandang berbeda, tetapi FIFA dan AFC perlu memiliki peraturan hukum yang jelas ketika mereka memasukkan tim dalam kerangka kompetisi,” pungkas Quang Huy.