Seragam Vegan Pertama di Dunia Forest Green Rovers Picu Kontroversi: Inovasi Hijau Vs. Desain Macan Tutul yang Mencolok
Forest Green Rovers (FGR), klub sepak bola yang kerap dijuluki paling berkelanjutan di dunia, kembali mencuri perhatian. Kali ini, bukan hanya karena komitmen lingkungan mereka, melainkan juga berkat peluncuran seragam musim 2025/2026 yang diklaim sebagai “jersey sepak bola vegan bersertifikat pertama di dunia”. Namun, di balik inovasi ‘hijau’ yang revolusioner ini, desain seragam tersebut justru menuai badai kritik tajam dari para penggemar yang menilai tampilannya terlalu mencolok dan tidak estetis.
Dilansir dari Daily Mail (22/7), FGR memperkenalkan seragam kandang dan tandang terbarunya yang tak hanya ramah lingkungan tetapi juga futuristik. Jersey ini sepenuhnya dapat didaur ulang berkat kerja sama dengan mitra resmi mereka, Reflo, yang menggunakan teknologi Reloop – sebuah sistem daur ulang serat-ke-serat. Ini berarti, setelah masa pakainya habis, jersey tersebut dapat diubah kembali menjadi produk baru. Komitmen veganisme klub ini semakin diperkuat dengan kolaborasi bersama The Vegan Society. Proses produksi, termasuk penggunaan pewarna berbasis tanaman, dipastikan memenuhi standar vegan ketat, sehingga jersey ini resmi menyandang label Vegan Trademark – menjadikannya seragam sepak bola pertama di dunia dengan sertifikasi tersebut.
Dale Vince, Chairman FGR, mengungkapkan kebanggaannya akan pencapaian ini. “Dalam upaya menciptakan seragam sepak bola yang paling berkelanjutan, kami telah bereksperimen di musim-musim sebelumnya dengan bahan bambu dan ampas kopi. Musim ini, seragam baru kami kembali mendorong batas itu lebih jauh,” ujar Vince. Ia melanjutkan, dikutip dari situs resmi FGR, “Sangat senang meluncurkan seragam baru kami yang berani dan cerah, terinspirasi oleh alam dan turut membantu alam. Ini sungguh luar biasa.”
Sayangnya, inovasi berkelanjutan ini harus bersanding dengan estetika yang kontroversial. Seragam baru FGR menampilkan motif macan tutul yang sangat mencolok, didominasi warna merah muda dan hijau cerah. Reaksi publik, terutama di platform media sosial X, tak pelak langsung terpecah. Mayoritas pendukung melayangkan kritik pedas, menyebut desain tersebut “mengerikan”, “tidak layak pakai”, dan bahkan “sangat memalukan”. Pengguna X, Jamine Martin, lugas berkomentar, “Harus kuakui, itu mengerikan.” Sementara Regina Klitzing menambahkan, seragam itu “sangat memalukan”. Kekhawatiran akan dampak psikologis terhadap pemain dan penggemar juga disuarakan Andy Munro: “Aduh! Bagaimana bisa FGR jadi bahan tertawaan sebelum musim dimulai? Pemain dan penggemarmu akan kena ocehan sepanjang musim kalau memakai itu.” Harga jersey yang dibanderol £50 (sekitar Rp 1 juta) turut menambah daftar keluhan dari para penggemar.
Meskipun demikian, tak semua komentar bernada negatif. Mark Payne, salah satu pendukung FGR, justru memuji desain tersebut, menyebutnya “Kelas! Desain klasik Del Boy,” merujuk pada karakter ikonik dalam serial komedi Inggris ‘Only Fools and Horses’.
Di balik kontroversi desainnya, seragam ini tetap memuat identitas dan ambisi klub. Terlihat sponsor Ecotricity di bagian dada, DPD di punggung bawah, Candriam di lengan kiri, dan Smyths Toys di bagian belakang celana. Di bawah leher, terdapat simbol tiga bintang yang melambangkan ambisi jangka panjang klub untuk promosi ke divisi Championship. FGR, yang telah menjadi klub vegan sejak 2015 dan netral karbon sejak lama, saat ini tengah menjalani musim kedua mereka di National League setelah mengalami degradasi beruntun dari League One.
Inovasi ini tentu saja mendapat apresiasi tinggi dari para mitra. Alex Markland dari The Vegan Society menyatakan, “Ini merupakan seragam pertama di dunia yang mendapat sertifikasi vegan dan merupakan bukti paling nyata sejauh ini dari pendekatan inovatif Forest Green Rovers terhadap keberlanjutan dalam dunia sepak bola.” Senada dengan itu, Co-Founder Reflo, Rory MacFadyen, juga menegaskan bahwa kerja sama ini adalah “momen penting dalam sejarah produk olahraga berkelanjutan”. Dengan peluncuran seragam ini, Forest Green Rovers sekali lagi membuktikan posisinya sebagai pionir keberlanjutan. Namun, apakah inovasi lingkungan ini akan mampu mengatasi perdebatan sengit tentang estetika desainnya di mata para penggemar, masih harus kita nantikan.