BOJONEGORO, RAGAMHARIAN.COM – Pemkab Bojonegoro serius memantapkan langkah untuk menjadikan Geopark Bojonegoro sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp) pada tahun 2026 mendatang.
Komitmen ini disampaikan melalui pembukaan Festival Geopark Bojonegoro 2025 dan Jambore Taruna Budaya yang berlangsung meriah di Geosite Kayangan Api, Kecamatan Ngasem, Sabtu (28/6/2025) kemarin.
Festival yang dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah ini turut dihadiri sejumlah pejabat pusat dan daerah.
Baca juga: Sianok Maninjau Masuk Usulan Unesco Global Geopark
Di antaranya perwakilan Kementerian Kebudayaan RI, Badan Geologi Kementerian ESDM RI, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, serta perwakilan pengelola Geopark dari berbagai daerah.
Kehadiran para tamu kehormatan ini menandakan dukungan luas terhadap pencapaian Bojonegoro menuju pengakuan global.
Wakil Bupati Nurul Azizah mengungkapkan bahwa perjalanan geopark Bojonegoro sudah dimulai sejak lama.
Kemudian, pada tahun 2017 silam pada saat era kepemimpinan Bupati Suyoto, geopark Bojonegoro mendapatkan pengakuan dan tercatat sebagai geopark nasional.
Kemudian terus dilanjut hingga saat ini, dengan dukungan semua pihak, Bojonegoro tengah bersiap menyambut penilaian dari UNESCO.
“Saat itu, tercatat ada 16 geosite, 3 biosite, dan 8 cultural site yang menjadi penanda keunikan geologi dan budaya daerah yang terus dipertahankan dan dilestarikan hingga saat ini,” ujar Nurul.
Baca juga: Gag Nikel: Tambang Kami Tak Masuk Kawasan Geopark Raja Ampat
Menurut Nurul, validasi dari tim asesor UNESCO telah dilakukan, dan ada beberapa catatan penting yang harus dipenuhi.
Di antaranya peningkatan infrastruktur, penguatan edukasi berbasis masyarakat, serta keterlibatan UMKM dalam mendukung nilai ekonomi dan budaya kawasan geopark.
“Langkah-langkah itu terus kami jalankan secara bertahap,” ujarnya.
Dalam rangkaian pembukaan festival ini berlangsung meriah dengan berbagai pertunjukan seni budaya.
Termasuk Tari Kayangan Api yang menggambarkan keajaiban alam dan kisah Empu Supo, yang menjadi legenda lokal.
Baca juga: Kawasan Dieng Jadi Geopark Nasional, Kunjungan Turis Diprediksi Naik
Selain itu, dalam festival ini juga menampilkan produk khas Bojonegoro dalam pameran UMKM.
Serta pertunjukan seni rupa dan ruwatan sebagai bagian dari penguatan identitas budaya.
Tak hanya itu, Wakil Bupati Nurul Azizah juga memperkenalkan baju adat motif khas Bojonegoro, “Obor Sewu”, yang kini menjadi pakaian dinas ASN setiap hari Kamis.
Motif ini berasal dari Kampung Samin, Kecamatan Margomulyo, dan melambangkan harapan akan banyaknya cahaya (obor) yang menerangi masyarakat melalui kekayaan alam Bojonegoro.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Geopark Bojonegoro Bersiap Menembus di Panggung Dunia Lewat Pengakuan UNESCO 2026.