Google secara mengejutkan meluncurkan sebuah aplikasi revolusioner yang memungkinkan pengguna memanfaatkan beragam fungsi kecerdasan buatan (AI) langsung dari perangkat ponsel mereka, tanpa bergantung pada koneksi internet. Aplikasi inovatif bernama AI Edge Gallery ini resmi dirilis pada pekan lalu, sekitar akhir Mei 2025, dan kini dapat diakses secara publik melalui platform pengembangan AI terkemuka, Hugging Face.
Sebagai aplikasi AI modern, AI Edge Gallery hadir dengan berbagai kemampuan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Fitur-fitur utamanya mencakup pembuatan gambar, menjawab pertanyaan kompleks, hingga menulis dan mengedit kode program, menawarkan fleksibilitas yang signifikan dalam pemrosesan AI harian.
Salah satu fitur unggulan AI Edge Gallery adalah “Prompt Lab”. Fitur ini dirancang khusus untuk memungkinkan pengguna menjalankan berbagai tugas AI satu arah (single-turn task), seperti merangkum artikel panjang atau menulis ulang teks dengan gaya yang berbeda. Menariknya, “Prompt Lab” juga dilengkapi dengan beragam template prompt atau perintah yang telah disiapkan, lengkap dengan pengaturan yang dapat disesuaikan untuk mengoptimalkan hasil sesuai keinginan pengguna.
Beroperasi Sepenuhnya di Perangkat (On-Device)
Aspek paling menarik dari AI Edge Gallery adalah kemampuannya untuk berjalan secara lokal *on-device*, tanpa memerlukan jaringan Wi-Fi atau data seluler. Aplikasi ini murni memanfaatkan kekuatan prosesor yang tertanam dalam perangkat ponsel pengguna. Dikutip oleh *KompasTekno* dari *Android Police* pada Senin (2/6/2025), pemrosesan AI secara langsung di perangkat ini secara signifikan meminimalisasi risiko kebocoran data pengguna, karena semua perintah atau informasi yang diberikan tidak pernah dikirimkan ke luar perangkat.
Selain jaminan privasi data, operasi lokal ini juga membuat aplikasi AI Edge Gallery mampu memberikan respons yang jauh lebih cepat. Meskipun demikian, kecepatan pemrosesan model AI pada aplikasi ini dapat bervariasi, sangat bergantung pada jenis dan performa prosesor yang digunakan. Google mengklaim bahwa perangkat dengan prosesor yang lebih “modern” atau canggih akan mampu memberikan hasil jawaban yang lebih cepat dan optimal.
Performa optimal ini juga dipengaruhi oleh ukuran model AI yang dijalankan. Model AI yang lebih besar, seperti yang sering digunakan untuk analisis gambar yang kompleks, tentu membutuhkan waktu eksekusi yang lebih lama dibandingkan dengan model AI berukuran kecil yang ringan. Ini menunjukkan bahwa pengalaman pengguna akan sangat bervariasi berdasarkan spesifikasi perangkat.
Status Uji Coba dan Ketersediaan
Saat ini, AI Edge Gallery masih dalam tahap uji coba dan ketersediaannya terbatas untuk perangkat Android saja. Pengguna Android yang ingin mencoba aplikasi AI inovatif ini dapat langsung mengunduhnya dari laman GitHub resmi dan mengikuti petunjuk instalasi yang telah disediakan.
AI Edge Gallery dirilis di bawah lisensi Apache 2.0, yang berarti aplikasi AI ini dapat digunakan secara bebas oleh pengguna, baik untuk keperluan pribadi maupun komersial, tanpa batasan tertentu. Ke depannya, Google berencana untuk merilis aplikasi AI Edge Gallery untuk perangkat berbasis iOS, meskipun raksasa teknologi tersebut belum mengungkapkan jadwal pasti perilisannya.
