Greta Thunberg Dideportasi Israel: Aksi Bantuan Gaza Digagalkan

Avatar photo

- Penulis Berita

Senin, 9 Juni 2025 - 23:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivis Iklim Greta Thunberg dan Belasan Lainnya Dicegat Israel dalam Perjalanan Menuju Gaza

Ketegangan kembali memuncak di perairan Mediterania. Kapal Madleen, yang membawa aktivis internasional termasuk Greta Thunberg, dicegat oleh angkatan laut Israel pada Minggu, 8 Juni 2024, saat berlayar menuju Gaza. Insiden ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, dengan klaim yang saling bertolak belakang antara Israel dan para aktivis.

Kehilangan Kontak dan Klaim Penculikan

Kapal Madleen, yang membawa 12 aktivis solidaritas Palestina, termasuk Greta Thunberg, hilang kontak pada Minggu malam. Lokasi terakhir kapal yang dibawa oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC) ini belum jelas, memicu spekulasi dan perbedaan laporan antara otoritas Israel dan media lokal. Greta Thunberg sendiri melalui unggahan di Telegram menyatakan bahwa para aktivis telah “diculik” oleh pasukan Israel dan mengirimkan pesan SOS. Sebuah foto yang diunggah menunjukkan para aktivis mengenakan jaket pelampung dengan tangan terangkat.

Penjelasan Pemerintah Israel dan Perjalanan Menuju Ashdod

Pemerintah Israel kemudian merilis pernyataan resmi, membantah klaim penculikan. Mereka menegaskan seluruh awak kapal “tidak terluka” dan “selamat”, saat ini dalam perjalanan menuju pelabuhan Ashdod, Israel, untuk selanjutnya dipulangkan ke negara asal masing-masing. Menteri Pertahanan Israel, tak lama setelah pernyataan tersebut, mengonfirmasi bahwa kapal dan seluruh awaknya akan dibawa ke Ashdod. Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, bahkan menambahkan bahwa pasukan Israel telah menyediakan makanan dan minuman kepada para aktivis. Meskipun demikian, BBC masih memantau alat pelacak FFC, yang terakhir merekam data sekitar pukul 03:00 waktu setempat.

Profil Para Aktivis di Kapal Madleen

Dua belas orang berada di atas kapal Madleen yang berangkat dari Catania, Sisilia, Italia pada 1 Juni. Di antara mereka adalah tokoh-tokoh terkemuka seperti aktivis iklim Greta Thunberg; Rima Hassan, anggota parlemen Eropa; Yasemin Acar, aktivis Jerman; Thiago Avila, koordinator FFC di Brazil; Yanis Mhamdi, jurnalis Prancis; Omar Faiad, koresponden Al Jazeera; dan Sergio Toribio dari LSM Sea Shepherd. Selain mereka, terdapat juga dokter dan aktivis dari Prancis, Turki, Belanda, dan lainnya yang memiliki pengalaman berpartisipasi dalam misi Freedom Flotilla sebelumnya.

Tujuan Perjalanan dan Blokade Gaza

Freedom Flotilla Coalition (FFC) menyatakan tujuan mereka adalah untuk mengakhiri blokade ilegal Israel terhadap Gaza dan meningkatkan kesadaran akan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Kapal Madleen membawa bantuan simbolis berupa beras dan susu formula bayi. Meskipun demikian, Israel menyebut bantuan yang dibawa “kurang dari satu truk penuh.” Situasi di Gaza sendiri memprihatinkan, dengan lebih dari dua juta orang berisiko kelaparan, menurut penilaian PBB. Meskipun Israel mengizinkan masuknya bantuan, jumlahnya terbatas dan distribusi melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung Israel dan AS menimbulkan kontroversi, dengan insiden mematikan yang terjadi selama distribusi bantuan.

Insiden Kapal Conscience dan Sejarah Freedom Flotilla Coalition

Sebelum insiden Madleen, kapal lain yang dikelola FFC, Conscience, terbakar di lepas pantai Malta pada Mei lalu. FFC menuduh Israel menyerang kapal tersebut dengan pesawat tak berawak di perairan internasional, klaim yang sedang diselidiki oleh Israel. Insiden ini mengakibatkan empat relawan terluka. Freedom Flotilla Coalition sendiri didirikan pada tahun 2010 dan menggambarkan dirinya sebagai gerakan akar rumput yang bekerja untuk mengakhiri blokade Gaza.

Reaksi Internasional dan Krisis Kemanusiaan

Kementerian Luar Negeri Palestina telah menyerukan perlindungan atas keselamatan para aktivis. Seorang pejabat PBB bahkan meminta lebih banyak kapal untuk mengirimkan bantuan ke Gaza. Insiden ini menyoroti krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Gaza dan kompleksitas konflik Israel-Palestina. Peristiwa ini sekali lagi menjadi sorotan atas perbedaan pendapat yang tajam antara Israel dan komunitas internasional mengenai blokade Gaza dan hak asasi manusia warga Palestina.

Berita Terkait

Perang dengan Thailand, Kamboja: Tak Ada Pilihan Selain Membalas!
Teror Tempo, Wamenaker: Ini Serangan terhadap Demokrasi
DPR Belum Unggah UU TNI Hasil Pengesahan di Situs Resmi, Tunggu Diundangkan Pemerintah
Kesaksian Reza Gladys di Sidang Nikita Mirzani, Adu Argumen hingga Acungan Jari Tengah
Harapan PDIP untuk Sidang Hasto Kristiyanto: Vonis Bebas
Penggiat Wisata Thailand Khawatir Terdampak Konflik di Perbatasan
PWI LS dan FPI Bentrok saat Rizieq di Pemalang, Apa Kata Kapolres?
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Jalani Sidang Vonis Hari Ini

Berita Terkait

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:12 WIB

Perang dengan Thailand, Kamboja: Tak Ada Pilihan Selain Membalas!

Jumat, 25 Juli 2025 - 11:56 WIB

Teror Tempo, Wamenaker: Ini Serangan terhadap Demokrasi

Jumat, 25 Juli 2025 - 11:35 WIB

Kesaksian Reza Gladys di Sidang Nikita Mirzani, Adu Argumen hingga Acungan Jari Tengah

Jumat, 25 Juli 2025 - 11:14 WIB

Harapan PDIP untuk Sidang Hasto Kristiyanto: Vonis Bebas

Jumat, 25 Juli 2025 - 10:39 WIB

Penggiat Wisata Thailand Khawatir Terdampak Konflik di Perbatasan

Berita Terbaru

Finance

Liverpool Berani Boncos, Meme ‘Bank Coutinho’ Menggema

Jumat, 25 Jul 2025 - 12:59 WIB

Politics

Teror Tempo, Wamenaker: Ini Serangan terhadap Demokrasi

Jumat, 25 Jul 2025 - 11:56 WIB