Harga Batubara Mengalami Rebound: Peluang Investasi di Sektor Komoditas?
Harga batubara global saat ini berada di angka US$ 100,80 per ton, menandai penurunan signifikan sebesar 77% dari puncaknya di US$ 440 per ton pada tahun 2022. Penurunan tajam ini terjadi selama tiga tahun terakhir, dengan penurunan tahunan sebesar 64% (2023), 14% (2024), dan 19% secara year-to-date (YTD) di 2025. Namun, di tengah tren *bearish* ini, sebuah riset dari Kiwoom Sekuritas Indonesia yang dirilis pada Senin, 2 Juni, menunjukkan sinyal positif untuk pembalikan arah.
Analis Liza Camelia Suryanata dan Sukarno Alatas, Head of Equity Research dan Senior Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, mencatat bahwa secara historis, fase koreksi komoditas sering diikuti oleh periode penguatan yang cukup panjang. Dengan indeks dolar AS (DXY) mencapai level tertinggi historis dan rasio harga komoditas terhadap saham menyentuh titik terendah multi-dekade, peluang rotasi aset ke sektor riil, termasuk komoditas, semakin terbuka.
Sinyal teknikal pun mulai menguat. Harga batubara kini stabil di atas Moving Average 10 periode (MA10), sebuah kondisi yang belum terlihat sejak November 2024. Penembusan MA20 di kisaran US$ 102 berpotensi mengkonfirmasi tren kenaikan jangka pendek, dengan target teknikal di US$ 115 hingga US$ 140. Lima faktor utama mendukung skenario rebound jangka menengah hingga panjang: pelemahan dolar AS, meningkatnya permintaan logam strategis akibat transisi energi hijau, defisit investasi pertambangan, tekanan inflasi struktural, serta deglobalisasi dan ketegangan geopolitik yang meningkatkan biaya produksi.
Meskipun risiko resesi dan *oversupply* di beberapa komoditas masih ada, momentum mulai bergeser ke sektor komoditas, terutama menarik bagi investor jangka menengah-panjang yang ingin memanfaatkan fase awal pemulihan siklus. Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beberapa saham untuk dipertimbangkan:
* Batubara: PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Harum Energy Tbk (HRUM)
* Logam dasar & strategis: PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)
* Energi lainnya: PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Hero Global Investment Tbk (HGII), PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN)
[Grafik PTBA oleh TradingView]
Kesimpulannya, meskipun harga batubara telah mengalami penurunan drastis, indikator teknikal dan fundamental menunjukkan potensi rebound. Bagi investor yang memiliki pandangan jangka panjang, sektor komoditas, khususnya batubara dan logam strategis, patut untuk dipertimbangkan sebagai peluang investasi di tengah dinamika ekonomi global saat ini.