Serangan Israel ke Iran Picu Lonjakan Harga Minyak dan Saham Emiten Migas
Harga minyak mentah dunia melonjak signifikan pada Jumat (13/6), dipicu oleh serangan militer Israel ke Iran. Kenaikan ini turut mendorong saham-saham emiten migas di Bursa Efek Indonesia untuk terbang tinggi. Mengutip *Trading Economics*, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melesat 6,63% hingga mencapai US$ 72,61 per barel pada pukul 16.05 WIB, bahkan sempat melewati angka 10% pada perdagangan siang hari. Sementara itu, harga minyak mentah Brent juga mengalami peningkatan sebesar 6,77%, mencapai US$ 74,06 per barel.
Lonjakan harga minyak ini tak lepas dari kekhawatiran akan gangguan pasokan energi global menyusul serangan di Teheran, ibu kota Iran. Berbagai laporan menyebutkan terjadinya beberapa ledakan di kota tersebut. Situasi geopolitik yang memanas ini langsung berdampak pada pasar saham, khususnya sektor energi.
Dampaknya terasa signifikan pada pergerakan saham emiten migas di Indonesia. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) misalnya, mengalami kenaikan harga saham yang mengesankan, mencapai 9,38% dan ditutup pada level Rp 1.400 per saham. Kenaikan serupa juga terjadi pada PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang meroket 7,03% ke Rp 274 per saham.
Tidak hanya MEDC dan ENRG, emiten migas lainnya juga merasakan dampak positif dari melonjaknya harga minyak. PT Elnusa Tbk (ELSA), bagian dari Grup Pertamina, mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 6,69% hingga mencapai Rp 510 per saham. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) juga ikut terdongkrak, melejit 7,39% dan ditutup pada level Rp 7.625 per saham. Bahkan, induk usahanya, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), juga mengalami kenaikan, meskipun relatif lebih kecil, yaitu 0,71% dan ditutup di angka Rp 2.820 per saham. Kenaikan ini menunjukkan sentimen positif pasar terhadap sektor migas di tengah ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung.