Hasil Autopsi Juliana Marins: Luka di Punggung, Pendarahan Rongga Dada dan Perut

Avatar photo

- Penulis Berita

Sabtu, 28 Juni 2025 - 02:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim Dokter Forensik RSUD Bali Mandara secara resmi mengumumkan penyebab kematian Juliana Marins, warga negara Brasil yang ditemukan meninggal dunia saat mendaki Gunung Rinjani pada Minggu (21/6) lalu. Berdasarkan hasil otopsi Juliana Marins yang komprehensif, insiden tragis ini dipastikan akibat pendarahan serius pada organ dalam, yang dipicu oleh benturan benda tumpul.

Dr. Ide Bagus Alit, seorang dokter spesialis forensik dari RSUD Bali Mandara, menjelaskan lebih lanjut bahwa hasil pemeriksaan mendalam menunjukkan kematian Juliana Marins disebabkan oleh cedera akibat kekerasan tumpul yang masif. Cedera tersebut, sebagaimana disampaikan di Denpasar, Bali, pada Jumat (27/6), memicu kerusakan fatal pada organ vital korban.

Otopsi juga mengungkap serangkaian luka parah pada tubuh Juliana. Selain sejumlah luka lecet, ditemukan pula patah tulang di beberapa area vital, termasuk tulang punggung, dada, dan paha. Dr. Alit menegaskan bahwa luka paling serius teridentifikasi di bagian belakang atau punggung, sementara pendarahan paling luas terjadi di rongga dada dan perut Juliana.

Kompleksitas cedera, khususnya patah tulang yang menyebabkan kerusakan organ dalam dan pendarahan hebat, menunjukkan bahwa Juliana Marins hanya mampu bertahan hidup sekitar 20 menit setelah terjatuh. Dr. Alit kembali menegaskan bahwa bukti forensik secara jelas mengindikasikan kematian disebabkan oleh pendarahan yang sangat luas, disertai patah tulang dan luka-luka multipel, mencakup organ-organ vital di dada dan perut.

Adapun spekulasi mengenai kematian pendaki Rinjani ini akibat hipotermia, tim dokter tidak dapat memberikan konfirmasi. Hal ini disebabkan kondisi jenazah Juliana sudah berada di dalam lemari pendingin sebelum proses autopsi dilakukan, sehingga mempersulit analisis terkait suhu tubuh pasca-kematian.

Berita Terkait

Simak Rekomendasi Saham Sektor Kesehatan yang Masih Menarik Dikoleksi
Zodiak Santai Anti Overthinking: Cek Apakah Zodiakmu Termasuk!
Sektor Kesehatan Tangguh! Analis Ungkap Saham Pilihan Saat Pasar Koreksi
Yoga di Arab Saudi: Transformasi Budaya & Komite Resmi
Detoks Medsos: Cara Perunggu Raih Pikiran Jernih & Produktivitas
Bronkitis: Gejala, Jenis, dan Cara Mengobatinya
Cegah Hipertensi: Olahraga Terbaik & Durasi Idealnya!
8 Tanda Olahraga Berlebihan yang Sering Diabaikan: Dokter Ingatkan!

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 02:45 WIB

Hasil Autopsi Juliana Marins: Luka di Punggung, Pendarahan Rongga Dada dan Perut

Rabu, 25 Juni 2025 - 08:25 WIB

Simak Rekomendasi Saham Sektor Kesehatan yang Masih Menarik Dikoleksi

Selasa, 24 Juni 2025 - 22:55 WIB

Zodiak Santai Anti Overthinking: Cek Apakah Zodiakmu Termasuk!

Selasa, 24 Juni 2025 - 21:00 WIB

Sektor Kesehatan Tangguh! Analis Ungkap Saham Pilihan Saat Pasar Koreksi

Selasa, 24 Juni 2025 - 01:40 WIB

Yoga di Arab Saudi: Transformasi Budaya & Komite Resmi

Berita Terbaru

Politics

Geger Putusan MK! Reaksi DPR Soal Pemilu Serentak 2024

Sabtu, 28 Jun 2025 - 13:00 WIB

Entertainment

The Batman 2: Skenario Selesai, Gotham Terancam!

Sabtu, 28 Jun 2025 - 12:40 WIB

Public Safety And Emergencies

Gempa Kolaka Timur: Susulan Gempa Besar 5 Bulan Lalu Guncang Lagi

Sabtu, 28 Jun 2025 - 12:33 WIB

Technology

Samsung Galaxy M36: Chipset Exynos 1380 & AI Canggih!

Sabtu, 28 Jun 2025 - 12:26 WIB