Hipelki: Hapus TKDN Produk AS, Industri Lokal Bisa Terpukul!

Avatar photo

- Penulis Berita

Rabu, 30 Juli 2025 - 01:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Industri Alat Kesehatan Dalam Negeri Desak Pemerintah Pertahankan TKDN di Tengah Kekhawatiran Kesepakatan Dagang AS

Jakarta – Rencana pemerintah untuk menghapus Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bagi produk alat kesehatan dari Amerika Serikat sebagai bagian dari kesepakatan dagang telah memicu kekhawatiran mendalam di kalangan industri domestik. Kebijakan ini dinilai berpotensi merusak ekosistem alat kesehatan (alkes) di Tanah Air dan menghambat investasi.

Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia (Hipelki) secara terang-terangan menyatakan keresahannya. Ketua Umum Hipelki, Randy H. Teguh, pada Selasa, 29 Juli 2025, mengungkapkan bahwa wacana ini telah “membuat kondisi ekosistem alat kesehatan semakin keruh,” yang berdampak pada menurunnya kepercayaan investor untuk menanam modal di sektor alkes nasional. Kekhawatiran ini semakin diperparah dengan agresifnya promosi dan upaya negara-negara lain di luar AS untuk menarik investasi serta menjual produk ke Indonesia, sebagai kompensasi atas berkurangnya pangsa pasar mereka di Amerika Serikat.

Menyikapi hal tersebut, Hipelki mendesak pemerintah agar segera menemukan solusi yang tepat tanpa harus mengorbankan ekosistem alat kesehatan dalam negeri yang saling berkaitan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Randy mewanti-wanti, kegagalan dalam pembangunan ekosistem alat kesehatan bukan hanya berdampak pada ketahanan kesehatan nasional, melainkan juga berpotensi menggagalkan pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Senada dengan Hipelki, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) juga menyayangkan wacana penghapusan TKDN ini. Ketua Umum Aspaki, Imam Subagyo, menegaskan bahwa Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) berisiko mengalami kemunduran signifikan jika kebijakan TKDN dilonggarkan. “Pelonggaran TKDN untuk produk AS akan menjadi preseden buruk bagi produk impor dari negara-negara lainnya dan awal dari kemunduran industri dalam negeri,” ujarnya.

Imam Subagyo lebih lanjut mengkhawatirkan bahwa negara lain, seperti Cina, akan “latah” dan menuntut perlakuan yang sama seperti Amerika Serikat. Jika skenario ini terjadi, potensi persaingan yang tidak sehat dalam industri alat kesehatan dalam negeri akan tak terhindarkan. Ia juga menduga hasil negosiasi dagang antara AS dan Indonesia ini berpotensi menghambat pemindahan teknologi dan investasi, khususnya pada sektor produk inovasi dan teknologi tinggi di bidang alat kesehatan. “Kami berharap pemerintah dapat melindungi pasar domestik sehingga bisa menjadi aset masa depan bangsa,” tambah Imam.

Imam Subagyo menyoroti bahwa industri alat kesehatan dalam negeri telah menunjukkan resiliensi luar biasa. Meski mengalami kesulitan selama masa pandemi Covid-19, sektor ini berhasil tumbuh empat kali lipat. Belanja barang impor di e-katalog juga tercatat turun signifikan hingga 52 persen pasca-terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2022, yang secara garis besar memerintahkan percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

Capaian tersebut, menurut Imam, adalah bukti nyata efektivitas program P3DN dan komitmen pemerintah dalam menyerap produk melalui aturan TKDN yang ada. Oleh karena itu, Aspaki mendesak pemerintah untuk mempertahankan kebijakan P3DN yang memprioritaskan produk dengan TKDN. “Pemerintah harus tegas dan berpihak kepada industri dalam negeri,” pungkasnya, menegaskan pentingnya keberpihakan terhadap industri nasional demi kemandirian dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Berita Terkait

Thailand Kecam Pelanggaran Gencatan Senjata Kamboja: Perang Baru?
Prabowo Terima Anwar Ibrahim di Rumah: Pertanda Hubungan RI-Malaysia Erat?
Thailand-Kamboja Damai: Gencatan Senjata Akhiri Perang 5 Hari!
DPRD Sulit Diperpanjang? Hinca Pandjaitan Ungkap Alasannya!
Anwar Ibrahim Tiba di Jakarta: Sambutan Hangat Tito-Sugiono Jadi Sorotan
Isu Ijazah Jokowi: Ade Darmawan Ungkap Fakta Baju Biru, Bukan Demokrat!
Thailand-Kamboja Damai? Malaysia Jadi Penengah Gencatan Senjata!
Sekjen PDIP: Djarot Ungkap Kejutan di Kongres, Siapa Penggantinya?

Berita Terkait

Rabu, 30 Juli 2025 - 01:43 WIB

Hipelki: Hapus TKDN Produk AS, Industri Lokal Bisa Terpukul!

Selasa, 29 Juli 2025 - 14:52 WIB

Thailand Kecam Pelanggaran Gencatan Senjata Kamboja: Perang Baru?

Selasa, 29 Juli 2025 - 08:49 WIB

Prabowo Terima Anwar Ibrahim di Rumah: Pertanda Hubungan RI-Malaysia Erat?

Selasa, 29 Juli 2025 - 08:41 WIB

Thailand-Kamboja Damai: Gencatan Senjata Akhiri Perang 5 Hari!

Senin, 28 Juli 2025 - 22:32 WIB

DPRD Sulit Diperpanjang? Hinca Pandjaitan Ungkap Alasannya!

Berita Terbaru

Finance

BBNI Melemah! Transaksi Saham BBNI Sentuh Rp 139,5 Miliar

Rabu, 30 Jul 2025 - 17:07 WIB

Finance

5 Aplikasi Crypto Terbaik: Fitur Terlengkap & Termudah!

Rabu, 30 Jul 2025 - 15:22 WIB

Public Safety And Emergencies

Gempa Kamchatka 8,7 SR: Tsunami 1,5 Meter Hantam Hawaii!

Rabu, 30 Jul 2025 - 14:54 WIB