Cek Fakta: Benarkah Gempa Rusia Magnitudo 8,7 Disebabkan Serangan HAARP AS? Ini Penjelasannya!
Sebuah klaim viral di media sosial menghebohkan publik: gempa bumi dahsyat bermagnitudo 8,7 yang mengguncang Rusia pada Selasa (29/7/2025) disebut-sebut sebagai dampak serangan dari mesin HAARP milik Amerika Serikat. Namun, Tim Cek Fakta *RAGAMHARIAN.COM* telah melakukan penelusuran mendalam dan memastikan bahwa narasi tersebut adalah hoaks.
Narasi yang Beredar
Klaim sensasional ini pertama kali disebarkan oleh sebuah akun Facebook pada Rabu (30/7/2025). Unggahan tersebut menyertakan narasi provokatif: “Apakah AS melepaskan mesin HAARP ke Rusia sebagai peringatan?” disertai tagar #gempabumi dan #selatbering, memicu perdebatan luas di jagat maya.
**Penelusuran *RAGAMHARIAN.COM***
Untuk memahami kebenaran di balik klaim tersebut, penting untuk mengenal apa itu HAARP. *High-frequency Active Auroral Research Program* (HAARP) adalah fasilitas penelitian yang awalnya didirikan oleh militer AS pada tahun 1990-an. Tujuan awalnya adalah untuk mengembangkan sistem komunikasi dan pengawasan yang lebih canggih, baik untuk keperluan sipil maupun pertahanan. Sejak tahun 2015, operasional HAARP diambil alih oleh University of Alaska Fairbanks (UAF), yang kini memanfaatkannya secara eksklusif untuk penelitian ilmiah tentang ionosfer, lapisan teratas atmosfer Bumi.
Meskipun demikian, teori konspirasi seputar HAARP sebagai senjata pengendali cuaca atau pemicu bencana alam bukanlah hal baru. Klaim-klaim serupa telah beredar berulang kali; bahkan pada Agustus 2024 muncul narasi yang menuduh HAARP digunakan untuk memicu banjir dan gempa bumi demi menghancurkan pasokan pangan global. Namun, laman resmi University of Alaska Fairbanks (UAF) dengan tegas membantah tuduhan tersebut. UAF menjelaskan bahwa HAARP hanyalah fasilitas penelitian atmosfer, dan sama sekali tidak memiliki kapasitas untuk memicu bencana alam.
Chris Fallen, Asisten Profesor Riset UAF di bidang Fisika Antariksa dan Aeronomi, memberikan klarifikasi lebih lanjut. Ia menegaskan bahwa HAARP sama sekali tidak mampu mengendalikan cuaca, apalagi memanipulasi pikiran manusia. Menurutnya, daya yang dipancarkan HAARP terlalu kecil untuk memengaruhi skala cuaca global, bahkan gelombang radionya 100 kali lebih lemah dibandingkan radiasi dari ponsel biasa. Fallen menjelaskan bahwa HAARP digunakan ilmuwan untuk tujuan spesifik: memanaskan area kecil ionosfer selama beberapa jam guna mengamati efeknya. Eksperimen ini bertujuan mereplikasi fenomena alam yang seringkali terjadi secara acak dan sulit diobservasi, sehingga memungkinkan penelitian yang lebih terkontrol dan mendalam.
Efek dari pengoperasian HAARP ini, lanjut Fallen, sangatlah minimal dan menghilang dalam hitungan detik hingga menit setelah alat dimatikan. Ia menganalogikannya dengan “meletakkan pemanas ruangan di halaman belakang rumah Anda saat cuaca dingin. Jika Anda meletakkan tangan tepat di depannya, rasanya panas. Namun, ketika pemanas dimatikan, rasa hangatnya hilang dengan cepat,” sebuah gambaran yang jelas tentang keterbatasan jangkauan dan dampak HAARP.
Kesimpulan
Dengan demikian, berdasarkan penelusuran menyeluruh Tim Cek Fakta *RAGAMHARIAN.COM* dan penjelasan ilmiah dari pakar terkait, dapat disimpulkan bahwa klaim gempa Rusia akibat serangan HAARP AS adalah hoaks belaka. HAARP, sebagai fasilitas penelitian ilmiah, hanya berfokus pada studi ionosfer dan sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk memicu bencana alam seperti gempa bumi.