Hokky Caraka Tinggalkan PSS Sleman, Dominikus Dion Sendirian di Championship: Misi Promosi atau Jejak Rekannya?
Keputusan besar telah diambil oleh penyerang muda berbakat, Hokky Caraka. Usai gelaran ASEAN Cup U-23 2025, Hokky memilih untuk berpisah dengan PSS Sleman, sebuah langkah yang secara langsung menempatkan rekan setimnya, Dominikus Dion, dalam situasi “sendirian” sebagai satu-satunya wakil Timnas U-23 Indonesia di kasta Championship (Liga 2).
Penyerang berusia 20 tahun ini adalah bagian penting dari skuad Garuda Muda asuhan Gerald Vanenburg. Sepanjang perjalanan Timnas U-23 mencapai final ASEAN Cup U-23 2025, Hokky Caraka tercatat tampil empat kali, meski tak pernah bermain penuh 90 menit. Ia sempat menuai kritik atas performanya yang minim gol di fase grup, terutama saat menghadapi Filipina dan Malaysia. Namun, di babak semifinal, Hokky menjawab keraguan dengan aksi heroik; ia menjadi algojo kelima dalam adu penalti melawan Thailand, sukses mengecoh kiper lawan dengan eksekusi dinginnya, dan membawa Indonesia meraih kemenangan dramatis 7-6. Di partai final kontra Vietnam, ia hanya diberikan kesempatan bermain empat menit terakhir, ditempatkan di posisi sayap kanan.
Sebagai produk Garuda Select yang kini berlabel Timnas U-23 Indonesia, Hokky Caraka adalah salah satu dari hanya dua pemain di skuad Garuda Muda yang berasal dari kasta kedua kompetisi nasional, Championship. Sosok lainnya adalah Dominikus Dion, yang juga berasal dari PSS Sleman. Namun, pada Jumat (1/8/2025), dinamika berubah drastis menyusul keputusan Hokky untuk berpisah dari Stadion Maguwoharjo. “Terima kasih atas kerja keras serta dedikasimu untuk Super Elja selama ini, Hokky Caraka,” tulis PSS Sleman di akun resminya. “Sampai jumpa lagi di kesempatan lain.” Dengan statusnya sebagai penyerang tim nasional, Hokky dipastikan akan menjadi rebutan klub-klub kasta tertinggi Super League (Liga 1).
Perpisahan Hokky dengan Super Elja kini menempatkan Dominikus Dion sebagai satu-satunya pemain Timnas U-23 yang tersisa dan merumput di kasta kedua. Berbeda dengan Hokky yang sudah lebih dulu merasakan level kompetisi yang lebih tinggi, Dion baru merasakan atmosfer kompetisi kasta tertinggi pada musim 2024/25. Minimnya jam terbang di level elite ini diyakini turut memengaruhi performa Dion yang terlihat gugup selama gelaran ASEAN Cup U-23 2025.
Kini, dengan hengkangnya Hokky, Dominikus Dion yang usianya dua bulan lebih muda itu diproyeksikan menjadi tulang punggung PSS Sleman dalam misi mengamankan promosi ke Super League. Manajer PSS, Leonard Tupamahu, sebelumnya sempat menyatakan pentingnya pengalaman internasional bagi kedua pemain ini. “Bermain di Timnas Indonesia bagi perkembangan karier mereka berdua sangat penting. Nantinya berdampak sangat bagus, mereka mendapatkan pengalaman di level internasional,” ujar Leonard saat turnamen ASEAN Cup U-23 masih bergulir. “Semoga hal ini berdampak positif bagi PSS Sleman klub yang mereka bela.” Pertanyaannya, apakah Dominikus Dion juga akan segera menyusul langkah Hokky Caraka beranjak ke kasta tertinggi?