IHSG Akhir 2025: Tiga Sekuritas Ramal Arah Berbeda, Ini Saham Pilihan Analis!
Ragamharian.com JAKARTA – Para analis dari berbagai perusahaan sekuritas mulai menyuarakan proyeksi mereka mengenai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun 2025. Menariknya, pandangan mereka terbagi: ada yang merevisi target ke bawah, ada pula yang justru optimistis menaikkan proyeksi. Sorotan utama datang dari BCA Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan Indo Premier Sekuritas, yang masing-masing memiliki argumen kuat di balik estimasi mereka.
BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menjadi salah satu yang meninjau ulang targetnya, merevisi proyeksi IHSG akhir tahun ini ke bawah, dari 7.800 menjadi 7.300. Penurunan ini didasari oleh tekanan kondisi ekonomi global yang masih membayangi, serta penantian terhadap realisasi belanja pemerintah yang dinilai krusial. BRIDS juga memperkirakan pasar akan bersikap *wait and see* hingga laporan keuangan kuartal II-2025 dirilis, mencerminkan kehati-hatian investor.
Berlawanan dengan BRIDS, BCA Sekuritas justru menunjukkan optimisme yang meningkat. Andre Benas, *Head of Research* BCA Sekuritas, mengungkapkan peningkatan proyeksi IHSG menjadi 7.300 dari sebelumnya 6.800. Menurut Andre, “target saya di 7.300 karena *bottom* sudah lewat. Selain itu, konsolidasi pemerintahan pasca pemilu juga berjalan baik, dan ketegangan perang dagang mulai mereda.”
Optimisme BCA Sekuritas juga didorong harapan akan perbaikan permintaan domestik pada semester II tahun ini. Pemicunya adalah ekspektasi peningkatan daya beli masyarakat yang sejalan dengan percepatan realisasi belanja pemerintah dan kembalinya aktivitas investasi melalui belanja modal (capex) korporasi. Adapun sentimen utama yang akan memengaruhi arah IHSG ke depan, sebut Andre, meliputi pemangkasan suku bunga, arah kebijakan fiskal pemerintah baru, serta tensi perang dagang global.
Terkait rekomendasi sektor, BCA Sekuritas menyoroti *consumer goods* dan ritel sebagai sektor yang berpotensi diuntungkan. Selain itu, Andre juga menyukai saham-saham di sektor komoditas seperti CPO, nikel, dan tembaga yang dinilai masih menarik. Sektor kesehatan, terutama rumah sakit, juga masuk dalam daftar sektor unggulan mereka.
Sementara itu, Indo Premier Sekuritas memproyeksikan IHSG berada di kisaran 7.357 hingga 7.463 pada akhir 2025. Imam Gunadi, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, menjelaskan bahwa proyeksi ini didasarkan pada optimisme terhadap pasar, terutama ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebanyak dua kali, masing-masing sebesar 25 bps. Hal ini diyakini akan menjadi sentimen positif yang menarik aliran dana ke pasar Indonesia.
Imam menambahkan, potensi tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan mitra utamanya juga bisa mengurangi tekanan eksternal dan mendukung kinerja ekspor nasional. Di sisi domestik, peningkatan permintaan menjelang akhir tahun diharapkan memberikan dorongan tambahan bagi pasar saham. Namun demikian, Imam menekankan bahwa target ini dibuat dengan pendekatan konservatif, mengingat tingginya ketidakpastian global, khususnya terkait potensi kebijakan tarif dari Donald Trump. Untuk sektor pilihan, Indo Premier Sekuritas mempertahankan pandangan *overweight* pada sektor perbankan, didasari kinerja yang solid dan valuasi yang menarik, meskipun tetap mencermati potensi tekanan dari sisi kualitas kredit.
Secara keseluruhan, proyeksi IHSG hingga akhir tahun 2025 menunjukkan spektrum pandangan yang beragam di kalangan analis, dari kehati-hatian hingga optimisme. Faktor-faktor makroekonomi global, kebijakan fiskal domestik, hingga sentimen individu korporasi akan terus menjadi penentu arah pasar. Bagi investor, mencermati rekomendasi dan analisis mendalam dari sekuritas-sekuritas terkemuka ini menjadi kunci untuk mengambil keputusan investasi yang tepat di sisa tahun ini.