IHSG Menguat Tipis di Sesi Awal, Namun Proyeksi Koreksi Menghantui Jelang Libur Panjang
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis (5/6), dengan penguatan yang relatif tipis. Tercatat, IHSG hanya mampu merangkak naik 51,07 poin atau 0,72%, berakhir di level 7.120,11. Kenaikan moderat ini datang di tengah sentimen kehati-hatian yang membayangi pasar modal Tanah Air, terutama menjelang masa libur panjang yang akan datang.
Kewaspadaan ini ditekankan oleh Indy Naila, seorang Investment Analyst dari Edvisor Profina Visindo. Menurut Indy, IHSG justru berpotensi mengalami koreksi signifikan menjelang libur panjang. Hal ini tidak terlepas dari sikap para investor yang cenderung lebih berhati-hati dalam menyikapi rilis sejumlah data ekonomi penting serta proyeksi suku bunga acuan di tingkat global.
Selain faktor internal, dinamika pasar juga dipengaruhi oleh beberapa sentimen eksternal yang patut dicermati. Ketegangan terkait kebijakan tarif impor antara Uni Eropa dan Amerika Serikat, serta antara China dan AS, masih menjadi perhatian utama pelaku pasar. Di samping itu, data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang dijadwalkan rilis pekan ini juga akan menjadi sorotan, mengingat dampaknya terhadap kebijakan moneter global.
Secara teknikal, Indy Naila menganalisis bahwa level 7.000 menjadi area *support* yang cukup kuat bagi pergerakan IHSG. Ia memperkirakan bahwa indeks akan bergerak dalam kisaran 7.000 hingga 7.200. Bagi para investor yang mencari peluang investasi, saham-saham di sektor perbankan dan komoditas dinilai masih sangat menarik untuk dicermati. Beberapa rekomendasi mencakup PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan target harga Rp 6.100, serta PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) yang diproyeksikan mencapai Rp 1.025.
Senada dengan analisis teknikal, namun dengan fokus yang berbeda, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memberikan pandangannya. Menurut Valdy, hingga akhir sesi pertama, IHSG masih bergerak di bawah level resisten dinamis MA200 yang berada di kisaran 7.133.
Meskipun demikian, Valdy menyoroti indikator Stochastic RSI modern yang menunjukkan potensi adanya *golden cross* yang kuat, didukung oleh kondisi *oversold*. Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pembalikan atau penguatan. Dengan demikian, Phintraco Sekuritas memperkirakan bahwa IHSG berpeluang menguji level resisten dinamis MA200 di 7.133 pada sesi kedua perdagangan hari ini, Kamis (5/6).
Sebagai informasi penting bagi para pelaku pasar, hari Kamis (5/6) ini merupakan hari terakhir perdagangan IHSG untuk pekan ini. Bursa Efek Indonesia akan memasuki masa libur panjang dan dijadwalkan akan kembali beroperasi normal pada Selasa, 10 Juni 2025.
